"BERHENTI!!!!"
Pekikkan yang begitu keras serta menggema di sekitar dinding toilet siswa laki-laki itu telah berhasil menghentikan aksi bejad seorang bocah laki-laki gendut bersama dengan antek-anteknya.
Bocah gendut itu menatap nyalang gadis seusianya yang bersikap sok pahlawan itu. Sungguh menyebalkan!
"Siapa kau?! Kenapa kau ada disini?!" teriak bocah itu kepada si gadis yang masih diam dengan tatapan tajam.
Kini mata gadis itu beralih menatap seorang bocah laki-laki dengan badan kurus yang berada di cengkeraman bocah gendut itu. Ia merasa kasihan, itulah sebabnya ia ada disini untuk menyelamatkannya.
"Hey, lepaskan anak itu!" tukasnya seperti sebuah perintah.
Mereka sontak tertawa melihat sikap sok berani dari gadis cantik itu. Siapa dia? Berani-beraninya melawan si bocah gendut yang menjadi murid paling ditakuti oleh murid lainnya di sekolah ini.
"Pergilah! Sebelum aku menjadikanmu bernasib sama sepertinya!" ancam bocah gendut itu menatap si gadis cantik yang sepertinya mulai kehabisan kesabaran.
"Kau!" Gadis itu menunjuk tepat di depan wajah si gendut, kemudian mengambil langkah lebar agar lebih cepat sampai di hadapan segerombol anak laki-laki itu.
Dengan berani dan penuh percaya diri, gadis itu menarik daun telinga si gendut sembari memutarnya membuat anak laki-laki itu menjerit kesakitan. Dan secara otomatis cengkeraman pada kerah seragam milik bocah laki-laki kurus itu terlepas.
"Hey! Apa maksudmu! Lepaskan telinga bos kami!" Dua anak lainnya berusaha menyegah si gadis agar tak lebih menyakiti seseorang yang mereka sebut "bos" itu.
Gadis itu menyeringai, "Bos? Orang lemah sepertinya kalian sebut bos? Apa kalian tidak malu, huh?!"
Gadis itu menghempaskan telinga bocah gendut itu dengan kasar, kemudian beralih menarik pergelangan tangan bocah laki-laki kurus itu agar mendekat padanya.
"Ini peringatan untuk kalian semua, jika saja kalian berani membully temanku, kalian semua akan tahu akibatnya!"
Gadis itu sontak pergi bersama dengan anak laki-laki kurus yang masih senantiasa ia tarik pergelangan tangannya. Setelah sesampainya ditempat yang lumayan jauh dari tempat awal, anak laki-laki itu menghentikannya.
"Siapa kau? Kenapa kau terus-terusan membelaku ketika mereka mulai membullyku?"
Gadis yang berada satu langkah dari tempatnya itu sontak memutar badan, menatapnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau itu! Sudah tahu mereka menyakitimu, kenapa kau tidak melawan mereka?! Dasar bodoh!" makinya kesal.
Lelaki itu menunduk, "Semua itu karena aku tidak memiliki keberanian."
"Membela dirimu sendiri saja tidak becus, bagaimana jika suatu hari nanti kau punya usaha dan usaha itu direbut oleh orang lain. Apakah kau akan diam saja?!"
Ucapan itu membuat anak laki-laki itu kembali mengangkat wajahnya, menatap si gadis yang sepertinya sedang sangat marah.
"Saat dewasa nanti, aku tidak akan selemah ini."
Gadis itu berdecih, "Halah, bagaimana kau bisa hebat kalau dari hal kecil saja kau tidak bisa membela dirimu. Dasar pecundang!"
Gadis berambut panjang itu sontak memutar tubuhnya untuk pergi, namun sesaat kemudian pergelangan tangannya tertahan membuatnya terpaksa harus berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfiction❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...
