fifty nine ; since i meet you.

123 14 53
                                    

ENTAH harus dengan cara apalagi Jiaqi mengungkapkan rasa bahagianya atas anugerah yang telah Tuhan berikan kepadanya. Hari ini terasa sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya dan Jiaqi masih sedikit tak terbiasa.

Ketika membuka mata, yang pertama kali ia dapati adalah Allycia yang masih menutup mata dengan deru napas yang teratur. Seketika Jiaqi mengulum senyum sambil menopang kepalanya agar lebih leluasa mengamati wajah Allycia yang masih tertidur.

Sangat cantik.

Entah harus berapa kali Jiaqi mengatakan hal itu dalam hatinya. Ia benar-benar bersyukur bisa memiliki perempuan blesteran surgawi seperti Allycia.

Tanpa sadar, tangannya yang menganggur itu bergerak memindahkan surai Allycia yang menutupi paras cantiknya. Ah, sangat enak untuk dilihat.

Cup.

Jiaqi mengecup kening Allycia cukup lama, tanpa sadar hal itu membuat Allycia terganggu dan perlahan-lahan wanita itu mulai membuka matanya.

"Ah, maaf sudah membangunkanmu, honey."

Allycia memijat pangkal hidungnya yang masih terasa nyeri efek dari alkohol yang semalam ia minum.

"Apa masih pusing?"

Allycia mendesis merasakan denyut yang luar biasa dari kepala yang menjalar ke pangkal hidungnya.

"Harusnya semalam kau tidak memaksakan diri." Jiaqi memijat kepala Allycia secara perlahan.

"Ini hanya sakit biasa, tidak apa-apa kok."

"Coba aku cium, siapa tahu kau langsung sembuh," candanya yang membuat Allycia menoleh menatapnya.

"Boleh, ya?" ucap Jiaqi meminta izin. Allycia terkekeh, "Kau bisa melakukan sesukamu, Ma Jia—mphh."

Jiaqi langsung membungkam mulut Allycia dengan ciuman. Allycia mencengkeram lengan Jiaqi, tapi Jiaqi sama sekali tak memperdulikannya.

"Allys, aku masih tidak percaya bahwa sekarang kau adalah istriku."

"Aku juga tak percaya kalau idola yang dulunya aku bayangkan menjadi suamiku, kini menjadi kenyataan," jawab Allycia dengan sorot yang mendalam pada Jiaqi yang ada diatasnya.

Jiaqi terkekeh, "Sebegitunya kau mengidolakan aku."

"Aku juga tak mengerti kenapa aku bisa mengidolakanmu."

"Karena ini sudah takdir Tuhan."

Allycia mengangguk, "Iya, kau benar."

Kini Jiaqi melemparkan tubuhnya disisi Allycia, ia memiringkan badannya menghadap kearah Allycia.

"Ceritakan sesuatu tentangmu."

"Hah?"

"Kau adalah penggemarku, bukan? Kau pasti sudah mengetahui banyak hal mengenai aku. Rasanya tidak adil jika aku tidak tahu apapun tentangmu."

Allycia tertawa kecil, kemudian memiringkan tubuhnya menghadap kearah Jiaqi. Kini mereka saling bertatapan dan saling mengamati satu sama lain.

"Aku harus bercerita dari mana?"

"Dari awal kau menemukanku hingga kau bisa menjadi penggemarku."

"Aku sedikit lupa, kau ingat 'kan kalau aku memiliki ingatan yang buruk? Aku hanya ingat, kalau tidak salah... Aku menemukanmu dari teman-temanku. Mereka suka sekali membicarakanmu dan hal itu bisa memicu rasa ingin tahuku."

"Awalnya aku hanya menonton video-video dokumentasi, tapi lama-kelamaan aku menjadi nyaman dan rasanya ada yang kurang jika belum menonton videomu. Sampai akhirnya aku menjadikanmu sebagai motivator, teman, sekaligus suami dalam imajinasi hahaha," kekehnya.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang