fifty six ; irresistible

99 17 35
                                    

"JANGAN pernah sentuh apapun yang ada disini!"

Jiaqi tersentak ketika Jiacheng merebut benda itu kasar dari tangannya.

"Hargai privasiku dan pergilah dari sini!" bentaknya bak orang kesetanan. Jiacheng yang Jiaqi kenal adalah sosok yang memiliki sifat humoris dan suka bercanda, tapi hari ini Jiacheng sangat berbeda. Jiaqi hanya mampu memasang wajah bingung lantaran shock.

"Ge, kau kenapa?"

Jiacheng tak menjawab, ia mengatur deru napasnya yang memburu. Tangannya mencengkeram kuat buku gambarnya seolah buku itu memuat rahasia dunia yang tidak boleh dilihat oleh orang lain.

Jiaqi mengangguk, "Baiklah, aku minta maaf sudah lancang menyentuh barang privasimu. Btw, aku kesini untuk mengantar minuman buatan Allycia—"

"—Allycia?" potongnya cepat.

"Ya, kenapa?" tanya Jiaqi sambil mengernyitkan keningnya bingung. Raut Jiacheng yang awalnya kesal kini berubah sedikit ceria setelah Jiaqi menyebut nama Allycia.

Menyadari respon adiknya, Jiacheng langsung memperbaiki ekspresinya, "Ekhremm, tidak ada. Pergilah jika urusanmu disini sudah selesai."

"Ya, aku akan pergi sekarang." Jiaqi membalikkan badannya dan pergi.

Jiacheng segera menutup pintu kamarnya, dalam hati ia bernapas lega karena Jiaqi tidak sempat membuka buku gambarnya. Dibukanya buku gambar itu, ia tersenyum. Ia merasa hasil karya buatannya terlihat sangat sempurna, ia bersumpah akan menyimpannya sampai kapanpun.

"Aku dan Jiaqi adalah saudara kembar yang memiliki banyak kesamaan, termasuk sama-sama menyukaimu, Allys."

-  -  -

"Allys, menurutmu undangan mana yang bagus?" tanya Dean sambil menyodorkan ipad dipangkuan Allycia.

Allycia terdiam, ia menggeser gambar-gambar undangan yang sangat mewah menurutnya. Ia rasa, undangan saja tidak perlu sebagus ini 'kan?

"Apa tidak ada yang lebih sederhana?"

Dean mengernyit, "Sederhana? Ini semua sederhana, sesuai dengan keinginanmu."

Allycia menatap Dean yang duduk disampingnya, "Ini sederhana? Hey, bahkan ini bisa dibilang mirip photobook. Aku bilang undangan, bukan photobook!"

Dean menepuk jidatnya, "Ini tidak ada apa-apanya dibandingkan keinginan dari tuan Ma sendiri." Dean mengambil alih ipad-nya kemudian mencari file yang memuat foto-foto undangan keinginan Jiaqi.

"Kau lihat ini," tunjuknya menggeser satu per-satu gambar yang termuat disana. Allycia menganga, ia tak percaya di dunia ini ada undangan sebesar buku resep di restoran bintang lima. Hey, ayolah! Ini hanya undangan, bukan sesuatu yang— Ah, sudahlah! Allycia tak mengerti.

"Bahkan orang kaya di Indonesia tidak pernah menggunakan undangan seperti ini," gumam wanita itu.

Dean sekarang mengerti bagaimana maksud Allycia. Wanita itu datang dari keluarga yang sederhana, pantas saja ia tidak bisa menerima sesuatu hal yang menurutnya sangat berlebihan.

Dean meletakkan ipadnya di meja kecil yang terletak disebelahnya, pria itu memutar badannya sedikit agar menghadap Allycia.

"Allys, aku tahu kau datang dari keluarga sederhana, tapi mulai sekarang kau harus bisa membiasakan diri hidup ditengah-tengah kemewahan. Karena kau tahu sendiri bahwa tuan Ma adalah orang yang sangat di segani di dunia, khususnya di dunia Bisnis. Ia sangat memperhatikan kemewahan dan penampilan. Jika kau tidak bisa mengimbanginya, kau sendiri yang akan sulit."

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang