twenty nine ; smile for me

107 22 39
                                    

"TIDAK." Jiaqi maupun Aiela menatap nyonya Ma dengan tatapan kecewa.

"Why?" tanya Jiaqi dengan muka cemberut.

Sementara itu nyonya Ma masih sibuk mengunyah makanannya sampai ia meneguk segelas air putih hingga tandas.

"Jangan membuat hubungan baru ketika kamu belum selesai dengan masa lalumu," jelas nyonya Ma.

"Masa lalu apa?" Jiaqi meletakkan sendok dan garpunya diatas piring.

"Jiaqi, mungkin maksud mama kamu harus menuntaskan pencarianmu terhadap Allycia teman kecilmu, baru kamu mengikat Allys dengan hubungan yang lebih serius," sahut Jiacheng dengan tenang. Jiaqi menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal.

"Tapi ma..."

"... Aku punya keyakinan bahwa Allycia teman kecilku adalah Allycia yang sekarang berada disisiku."

"Uhuk!"

Sontak atensi mereka semua teralihkan pada tuan Ma yang baru saja tersedak dan terbatuk-batuk membuat nyonya Ma segera memberikannya segelas air.

"Papa tidak apa-apa?" tanya Jiacheng khawatir. Pria itu menggeleng sambil meneguk air putihnya.

"Astaga, kalian ini. Bisa tidak membahas semua itu nanti saja setelah kita makan malam?!" tegur tuan Ma setelah dirinya menuntaskan kegiatan minumnya. Bola matanya bergerak menatap istrinya, Jiacheng, Aiela, dan yang terakhir adalah Jiaqi.

"Kau! Kita membahasnya nanti saja. Lagi pula pekerjaan lebih penting dari pada seorang wanita, iya kan?!" Tuan Ma melanjutkan aktivitas makan malamnya yang sempat tertunda.

"Apa papa tidak ingin memiliki seorang cucu lagi dari Jiaqi? Bisa jadi setelah ini papa bisa memiliki cucu laki-laki," kelakar Jiacheng disertai dengan gelak tawanya.

Tuan Ma berdecih, "Dari pada kamu banyak bicara lebih baik cari kekasih sana! Dasar jomblo."

Aiela tertawa melihat Jiacheng yang langsung bungkam, begitu pula dengan nyonya Ma yang tertawa sembari menambahkan nasi putih dipiring Jiacheng.

"Ma! Aku sedang diet," protes Jiacheng.

"Aya! Makanlah yang banyak, sayang. Biar tubuhmu semakin gagah."

Kegiatan bercanda mereka terhenti ketika Jiaqi tiba-tiba bangkit dari duduknya, "Aku pergi dulu, ada sesuatu yang harus aku selesaikan." Jiaqi pergi meninggalkan meja makan tanpa menunggu balasan dari anggota keluarganya.

"Papa! Papa mau kemana!" Aiela pun ikut turun dari tempat duduknya. Gadis itu berlarian menyusul sang papa yang sudah memasuki kamar.

"Aiela? Kenapa Aiela kesini? Papa mau ganti baju." Jiaqi tampak sibuk memilih pakaian yang akan ia pakai untuk nanti, mengabaikan Aiela yang baru saja memasuki kamarnya.

Aiela mendudukkan dirinya disisi ranjang, "Papa mau ketemu sama bibi, ya?" tanyanya ragu-ragu.

Jiaqi menoleh kebelakang sekilas, "Tidak. Ada sesuatu dikantor dan papa harus kesana sekarang."

"Aiela rindu bibi," rengek Aiela disertai bibirnya yang melengkung kebawah, rasanya sepi sekali ketika Allycia tidak ada disampingnya.

Sejenak Jiaqi menghentikan kegiatannya, kemudian menunduk meresapi kata-kata Aiela yang baru saja terucap. Rupanya putri kecilnya itu memiliki perasaan yang sama dengannya, ia juga sangat merindukan Allycia. Apalagi sekarang wanita itu sedang tinggal dengan ibu tirinya yang sangat kejam. Detik selanjutnya Jiaqi baru menyadari bahwa sejak kemarin Allycia sama sekali tidak mengirimi kabar, bahkan hari ini wanita itu tidak hadir di kantornya. Apakah telah terjadi sesuatu? Apakah Allycia melakukan kegiatan yang diluar nalar?

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang