SELAMA diperjalanan, mereka berdua hanya saling diam tidak ada yang mau membuka pembicaraan. Dan kini mobil Jiaqi sudah terparkir indah di halaman rumahnya.
"Hapus air matamu, jangan sampai orang rumah berpikir macam-macam," ucap Jiaqi sebelum keluar dari mobilnya.
Allycia berusaha menahan tangisnya dan menghapus air mata yang terus mengalir. Sementara itu Jiaqi masih setia menunggunya diluar, mungkin pria itu memberinya waktu untuk tenang dan menghapus air matanya. Tapi tidak bisa di elak, mata Allycia terlihat sembab dan pastinya orang-orang juga akan tahu kalau wanita itu habis menangis.
Setelah semuanya dirasa sudah rapi, Allycia segera keluar dan menghampiri Jiaqi. Kemudian mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah.
"Akhirnya kalian pulang, mama dan Aiela sudah memasak makan siang, kemarilah dan cicipi masakan kami," ujar Nyonya Ma begitu Jiaqi dan Allycia memunculkan dirinya.
"Aku dan Allycia masih ada urusan, kalian makan duluan saja," jawab Jiaqi dengan nada yang super datar.
Melihat atmosfer antara Jiaqi dan Allycia kurang baik-baik saja, Nyonya Ma membiarkan mereka pergi. Tapi ada satu yang janggal, dimana belanjaan mereka?
Sementara itu, Allycia masih membuntuti kemanapun Jiaqi pergi. Hingga langkah keduanya terhenti.
"Kamu masih ada urusan apa sama aku?" tanya Allycia begitu Jiaqi membalikkan badan untuk menatapnya.
"Tidak ada, masuklah kedalam kamarmu. Aku yakin kamu butuh waktu sendiri." Jiaqi pergi masuk kedalam kamarnya dan menutup pintunya dengan sedikit kasar. Allycia memejamkan matanya, wanita itu mengatur deru napasnya yang sejak tadi kurang stabil. Otaknya berputar mengingat kejadian yang baru saja ia alami. Entah bagaimana jadinya jika tadi Chengxin tidak datang tepat waktu, mungkin preman-preman cemen itu berhasil memukulnya dan membuatnya pingsan.
- - -
"Mama, aku minta maaf tadi tidak membantu sama sekali, aku malah ketiduran." Sesal Allycia begitu ia bangun tidur. Jarum jam telah menunjukkan pukul tujuh malam dan dirinya baru saja bangun tidur? Memangnya siapa dia bisa setenang itu tinggal dirumah orang lain.
Nyonya Ma tersenyum tipis, "Tidak apa-apa, ribut dengan putraku memang menghabiskan energi. Jadi istirahatlah." Wanita itu kembali menatap majalahnya. Allycia mendudukkan dirinya disamping ibunya Jiaqi.
"Mama tidak marah kan?" tanya Allycia untuk memastikan bahwa wanita itu tidak marah kepadanya.
Nyonya Ma menoleh, "Untuk apa aku marah padamu, Allys? Sudahlah, kamu sudah aku anggap seperti menantu sendiri. Jadi jangan merasa tidak enakan."
Allycia menelan salivanya susah payah, apa katanya tadi? Seperti menantu? Memang aneh, Allycia menahan senyumnya begitu mendengar ungkapan dari wanita itu, padahal saat ini dirinya sedang menyimpan rasa kesal yang amat mendalam pada Ma Jiaqi.
Membahas tentang Ma Jiaqi, dimana perginya laki-laki itu? Saat ini rumah terlihat benar-benar sepi.
"Aiela dimana, Ma?"
"Biasa, sedang bermanja dengan pamannya ketika papa mudanya itu lupa akan tanggung jawabnya."
Allycia terdiam sebentar, "Maksud mama, Jiaqi kemana?"
"Dia pergi dengan teman-temannya. Hari ini temannya yang dari Amerika datang kemari dan mereka mengadakan pesta kecil-kecilan. Kamu mau menyusulnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfiction❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...