twenty three ; i will be by your side

117 19 64
                                    

"CUPU... CUPU... CUPU... CUPU... CUPU...."

Sekelompok anak kecil tengah melempari gumpalan kertas pada seorang anak yang meringkuk ditengah-tengah kerumunan tersebut. Anak itu melindungi kepalanya dengan tangan agar kertas-kertas itu tak mendarat di kepalanya. Ia tidak menangis melainkan hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"BERHENTI!" seru seorang gadis yang membuat sekelompok anak itu sontak menghentikan kegiatannya. Gadis berkuncir dua itu menghampiri mereka dan memecah kerumunan hingga ia menemukan seorang anak laki-laki yang masih merinkuk.

Gadis itu menatap sengit kearah teman-temannya, "Kenapa kalian menyakitinya?!" serunya dengan lantang.

"Dia cupu, dia tidak pantas mendapat teman," sahut seorang anak laki-laki yang disebut sebagai 'bos' dikarenakan posisinya sebagai anak orang kaya dan pemilik barang-barang mewah seperti jam tangan, tas, sepatu, dll.

"Lalu? Jika dia memiliki kekurangan haruslah ia di bully?"

"Tentu saja."

Gadis itu menatapnya geram, "Lebih baik dia dari pada kau. Sudah gemuk, bodoh, nakal, apalagi keburukan yang kamu miliki?! Sangat memalukan. Kasian papamu yang kerja setiap hari hanya demi menghidupi anak nakal sepertimu!"

"Berani sekali kamu bicara seperti itu padaku, aku adalah bos disekolah ini!" sentaknya.

"Bos?! Dimana-mana seorang bos adalah orang pintar, bukan bodoh sepertimu!"

"Berani sekali kau!" Bocah laki-laki itu mencekik leher si gadis hingga terjadi kericuhan. Anak cupu itu juga tak tinggal diam, ia membantu gadis yang sudah menyelamatkannya itu dari cekikan bocah nakal itu.

"Pergi kelian semua, atau aku akan mengadukan kalian kepada guru satu persatu!" ancam si cupu yang membuat mereka kabur.

"Terima kasih sudah membantuku, oh iya perkenalkan namaku Allycia. Aku murid pindahan dari Indonesia. Kau?"

"Perkenalkan namaku-"

"ALLYCIA!!" Sebuah bus dengan kecepatan tinggi melintas begitu kencang dan rodanya tergelincir hingga membuatnya hilang kendali. Tanpa sadar ada sebuah mobil yang melintas dari arah yang berlawanan dan...

BRAKKKK!!!

"TIDAK!!!" jerit Allycia yang langsung terduduk. Keringat dingin membasahi keningnya dan jantungnya berpacu lebih cepat. Allycia memejamkan matanya, memijat pelipisnya yang terasa sakit setelah mengalami mimpi aneh.

"Kenapa kecelakaan itu terasa sangat nyata," gumamnya.

"Kenapa mimpi itu datang lagi?" Allycia menatap jam dinding yang tergantung indah pada tempatnya, masih menunjukkan pukul dua dini hari.

Allycia beringsut dari tempatnya, meraih segelas air dan meneguknya secara perlahan. Bukan untuk pertama kalinya Allycia mengalami mimpi itu, sejak remaja ia sering bermimpi tentang sebuah bus yang menabrak sebuah mobil dimana ia langsung terbangun begitu dua kendaraan itu bertabrakan secara ekstrim. Allycia penasaran, ada apa dengan kecelakaan itu? Apakah ia ada kaitannya dengan kecelakaan maut itu? Jika iya, kapan?

Allycia mengusap peluhnya, diam sejenak mengingat mimpi yang baru saja hadir dalam tidurnya. Anak itu, apakah itu masa kecilnya?

"Apakah Tuhan mulai memberi clue tentang masa kecilku melalui mimpi?" gumamnya.

Allycia bangkit berdiri dari duduknya, menghampiri pintu, memutar knopnya dan keluar dari kamarnya. Dibawah cahaya remang-remang Allycia melangkah menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya dari kecelakaan maut tersebut. Kecelakaan yang mampu membuatnya takut untuk kembali tidur.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang