forty four ; hurts

108 23 30
                                    

SETELAH pintu bilik toilet itu terbuka, Jiaqi segera menarik wanita yang baru saja keluar dari bilik tersebut kedalam pelukannya. Diusapnya punggung wanita itu dengan lembut.

"Allys, ada apa?" Jiaqi melepas pelukan diantara keduanya, meneliti penampilan Allycia yang sedikit berantakan.

Allycia menggeleng, "Aku baik-baik saja kok," jawabnya. Yang jelas Jiaqi tak percaya pada jawaban itu.

"Apa ada orang yang berusaha untuk melukaimu?" cecar Jiaqi dengan tatapan penuh selidik, ia hanya ingin Allycia berkata yang sebenarnya. Pria itu tahu bahwa ada sesuatu yang sengaja wanita itu sembunyikan darinya, karena hati kecilnya berkata demikian.

"Tidak ada, apa kamu tidak percaya padaku?"

"Tidak."

Jiaqi membuang napasnya, "Katakanlah Allycia, apa ada orang yang berusaha untuk menyakitimu?"

Allycia berusaha tersenyum meski hatinya bertolak belakang, "Maaf sudah membuatmu khawatir, semua ini karena hormonku yang tidak stabil. Biasalah, namanya juga perempuan pasti akan kedatangan tamu bulanan."

"Kau yakin?" Jiaqi masih menyelidiki karena hatinya sama sekali tidak terpuaskan oleh jawaban Allycia.

"Aku sangat yakin, maaf." Allycia tetap memasang senyumnya, meski hatinya sangat sakit tapi ia harus membuat Jiaqi percaya bahwa dirinya baik-baik saja.

Percakapan pun telah usai, Jiaqi membawa Allycia keluar dari toilet dan meminta Allycia untuk duduk dibangku yang terdapat Aiela disana. Aiela menyapa Allycia dengan ramah, seperti biasanya.

Jiaqi menoleh kekanan dan kekiri seperti mencari keberadaan seseorang. Memang benar, saat ini dirinya sedang mencari keberadaan Bianka yang tadinya duduk bersama Aiela. Tapi persetan, untuk apa dirinya memperdulikan wanita itu? Bisanya hanya membuat naik pitam saja!

Pesta pun dimulai, mereka menikmati alunan musik klasik yang menjadi opening dari pesta tersebut. Dan kini seorang pria paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah tuan Bastian Platers —pemilik pesta— mulai menaiki tangga podium. Seperti acara formal pada umumnya, tuan Bastian tentu saja akan menyampaikan sepatah dua patah kata sebagai sambutan sekaligus pembukaan kepada para tamu undangan yang sudah bersedia hadir dan memeriahkan pesta yang telah dia adakan.

Pria itu sedikit merapikan jasnya sebelum akhirnya ia meraih mic dan mulai membuka mulut.

"Selamat malam semuanya, saya Bastian Platers mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua yang sudah bersedia hadir di acara pada malam hari ini. Saya senang karena semuanya sudah tertata rapi seperti yang saya harapkan mengingat tujuan saya membuat acara ini untuk mengumumkan sebuah berita baik, tentu saja itu semua menyangkut masa depan putri saya, Bianka Dorota."

Sontak bisikan-bisikan yang keluar dari mulut para pengunjung langsung mendominasi ruangan bernuansa merah ini. Yang jelas mereka tengah membicarakan sebuah berita yang akhir-akhir ini sedang beredar.

"Sebelum itu saya ingin menyambut kedatangan tamu kehormatan kami, tuan dan nyonya Ma yang sudah jauh-jauh dari China untuk datang kemari demi menghadiri sekaligus menguatkan pengumuman ini."

Kini atensi mereka tertuju pada pasutri yang baru saja menginjakkan kaki di ambang pintu masuk. Mereka adalah pembisnis yang tak kalah terkenal dari tuan Bastian Platers, tuan dan nyonya Ma.

Jiaqi terdiam melihat kedatangan orang tuanya secara tiba-tiba, perasaannya mulai tak enak. Biasanya mereka selalu mengabarinya tapi hari ini berbeda, pasti ada alasannya.

"Ekhrem... Selanjutnya, saya minta tuan Alexander Ma dan Bianka Dorota untuk segera datang ke depan." Atensi tuan Bastian tertuju pada Jiaqi yang duduk di bangku paling depan.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang