thirty one ; I'm not better

117 21 44
                                    

AIELA menatap berbinar pintu bernuansa cokelat tua dihadapannya itu. Tautan pada jemari papanya pun terlepas demi mengetuk-ngetuk pintu tersebut dengan lumayan keras. Hatinya menggebu-gebu tak sabar ingin bertemu dengan seseorang yang ada didalam sana.

"Kita bisa pakai bel, Aiela. Nanti tangan Aiela bisa lecet kalau terus-terusan mengetuk," tutur Jiaqi sembari menekan tombol lonceng.

Lama tidak ada sahutan sampai akhirnya seorang laki-laki membukakan pintu untuk mereka. Aiela tertegun, memperhatikan pria itu dari atas kebawah untuk meneliti siapa pria ini sebenarnya. Aiela terdiam, senyuman yang terukir pada bibirnya pun kini berubah.

"Oh, anda tuan Ma Jiaqi bosnya Allys, ya? Allys sedang keluar sebentar. Anda bisa menunggunya di dalam, silahkan." Pria itu mempersilahkan keduanya untuk masuk.

"Ayo Aiela," ajak Jiaqi dengan mengambil satu langkah. Namun, tiba-tiba Aiela menarik tangannya dan menggeleng cepat.

Jiaqi menoleh, "Ada apa, Aiela? Katanya mau bertemu bibi?"

Aiela tetap menggeleng, tangannya semakin kuat menahan tangan Jiaqi agar pria itu tidak masuk kedalam. Aiela melirik Alister yang memperhatikan keduanya.

"Sepertinya putri anda tidak terbiasa kemari," kekeh Alister yang dibalas senyuman oleh Jiaqi.

Jiaqi merendahkan tubuhnya, menatap Aiela yang ekspresinya sulit sekali untuk dijelaskan. Apakah Aiela tidak nyaman dengan keberadaan Alister? Jiaqi juga tidak lupa bahwa putrinya tidak terbiasa dengan orang asing, ia akan menciut ketika berhadapan dengan orang baru. Mungkin saja, Aiela takut karena ia belum mengenal Alister.

"Kamu takut pada paman Alister?" tanya Jiaqi pada Aiela dan tak kunjung mendapat jawaban.

"Pulang. Aiela mau pulang."

Jiaqi mengernyit, "Bukannya Aiela ingin bertemu bibi?"

"Tidak jadi." Gadis itu menunduk kemudian berlari meninggalkan Jiaqi.

"Astaga, Aiela. Alister, saya pergi dulu, maaf menganggu waktumu." Jiaqi langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Alister.

Jiaqi sedikit kualahan mengejar Aiela yang larinya cukup kencang. Ada apa dengan gadis itu sebenarnya?

-  -  -

Jiaqi mengulurkan tangannya untuk mengusap surai cokelat putrinya yang berterbangan karena angin disekitarnya. Sementara itu, Aiela menatap kosong objek yang ada dihadapannya sambil memakan ice cream rasa vanilla kesukaannya.

"Sebenarnya tadi Aiela kenapa?"

Aiela menghentikan kegiatannya sejenak, kepalanya menengadah menatap Jiaqi, "Paman tadi."

"Paman tadi siapa?"

Jiaqi menatap putrinya dalam-dalam, "Memangnya kenapa? Aiela terganggu dengan keberadaannya?"

Aiela mengangguk, "Apa alasan bibi pindah rumah itu karena paman tadi? Apa bibi sudah menikah dengan paman tadi?" Kini kedua mata Aiela berkaca-kaca. Bahkan wajah gadis itu juga memerah.

Jiaqi mengalihkan atensinya, ia menghela napas secara perlahan-lahan untuk menetralkan suasana hatinya yang tiba-tiba memburuk.

"Papa kenapa tidak menjawab? Apakah semua itu benar?"

"Sudahlah Aiela, biar bibi saja ya yang menjawab? Sekarang kita pulang." Jiaqi menggendong putrinya itu dan dibawanya pergi meninggalkan taman.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang