seventy three ; love hurts

111 16 31
                                    

SESUAI dengan janjinya pada Aiela, malam ini juga Jiaqi membawa keluarga kecilnya itu untuk bersenang-senang sebentar diluar. Meski badannya lelah karena seharian bekerja, tapi melihat kebahagiaan putri kecil dan istrinya itu membuat rasa penatnya seketika lenyap.

Jiaqi mengamati Allycia yang dengan telaten menyuapi Aiela ice cream. Matanya tak pernah lelah memandangi kecantikan luar biasa yang Tuhan ciptakan untuk kedua manusia di hadapannya itu. Terlebih Allycia dengan rambut tergerai, polesan make up tipis, dan dengan balutan dress santai yang dilapisi oleh cardigan. Semua itu sederhana, namun terlihat begitu mahal dibadan Allycia.

"Jiaqi."

"Ya, Allys?"

"Menurutmu aku gendutan, ya?" ungkapnya dengan hati-hati setelah Aiela kembali menuju playground.

Jiaqi menatap Allycia dengan serius, "Memangnya kenapa?"

"Seiring berkembangnya baby boo, aku merasa tubuhku semakin gemuk."

Jiaqi terkekeh, "Lagipula apa salahnya gemuk? Aku tetap mencintaimu meski kau gemuk," jawab Jiaqi santai seraya memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya.

Allycia menggeleng, "Tapi aku tidak mau gemuk."

"I think perutmu saja yang membuat berat badanmu meningkat, Allys. Bentuk tubuhmu masih sama saja, sudahlah."

Allycia menunduk kalut akan pikirannya. Ia sendiri juga tak mengerti, sejak kapan perubahan bentuk tubuh membuatnya cemas, padahal sebelumnya ia tak terlalu memikirkan itu. Tak pernah melakukan diet, ataupun olahraga untuk mempercantik tubuh.

Tapi hari ini ia benar-benar merasa takut akan perubahan pada tubuh dan juga fisiknya.

"Pasti aku jelek," gumamnya yang dapat di dengar oleh Jiaqi.

"Kau bilang apa, Allys?" Jiaqi mengernyit meminta kejelasan.

Perlahan-lahan wanita itu mengangkat wajahnya untuk menatap Jiaqi, "Aku jelek."

Jiaqi kembali menghela napas, kemudian bangkit berdiri untuk berpindah ke tempat yang ditempati oleh Aiela sebelumnya.

"Kau sebenarnya kenapa?" tanyanya dengan lembut dan diselingi oleh usapan-usapan lembut di puncak kepala Allycia.

Sorot mata Jiaqi yang meneduhkan, membuat Allycia ingin mengutarakan semua isi hatinya.

"Aku juga tak mengerti kenapa semua perubahan yang terjadi pada tubuhku membuatku sedikit merasa cemas. Aku takut tubuhku rusak dan kau tak suka lagi padaku."

"Kenapa kau berpikir seperti itu, Allys? Kau sempurna. Perubahan pada waktu mengandung itu adalah hal yang lumrah, setelah baby nya lahir, pasti tubuhmu akan kembali seperti semula."

Tangan satunya yang menganggur, kini ia gunakan untuk mengusap perut setengah buncit Allycia.

"Kau jangan sedih, nanti baby boo ikutan sedih, sayang."

Allycia tersenyum simpul, lantas menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Jiaqi. Suasana hatinya kini sedikit berubah berkat kata-kata motivasi Jiaqi dan juga berada di dekat laki-laki itu.

"Oh iya, Allys. Tadi mama datang ke kantor, dan aku memutuskan untuk memperbaiki hubunganku dengan mama."

Allycia mengulum senyum, "Memang itu yang seharusnya kau lakukan. Kau tidak boleh membuat mama sedih."

"Tapi—"

Allycia sontak mengangkat kepalanya dan menatap suaminya lekat.

"Aku menganggap semuanya sudah selesai, tidak ada gunanya juga melakukan silent treatment pada anggota keluarga kita sendiri."

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang