61. plan permission

1.7K 270 53
                                    

1

2

3

Let's read my story'

.
.
.

Author POV

Dua bulan berlalu begitu cepat. Semua tampak terlihat biasa saja, tapi tidak bagi anak jenlisa satu ini. Dia perlu berjuang dengan penyakit dan rasa sakit yang dia derita.

Sudah dua bulan pula nanon menjalankan kemoterapi secara diam diam tanpa sepengetahuan orang tuanya dan kekasihnya. Hanya Lia yang menemaninya saat kerumah sakit.

Hari ini nanon kembali ke rumah sakit untuk hasil pemeriksaan terakhir setelah dia menjalani kemoterapi. Dia perlu tau apa ini berhasil atau tidak.

Nanon dan Lia kini tengah duduk di hadapan dokter spesialisnya.

"Jadi dok? Bagaimana? Apa ada perubahan?" Nanon bertanya dengan keingintahuan.

Dia merasa gugup dan cemas dalam satu waktu. Berharap kemoterapi ya berhasil dan dia bisa sembuh.

Dokter memegang kertas hasil pemeriksaan nanon.

Dia menghela nafasnya dan itu membuat detak jantung nanon berdegup tak karuan. Nanon berharap jawabannya adalah ya dia baik baik saja.

"Dari hasil pemeriksaan terakhir.. yang kita ketahui selama ini bahwa.. ya.. maaf.. belum membuahkan hasil apapun" katanya dan itu membuat nanon gemetar dalam sesaat.

"Dan sungguh disayangkan.. sel kankernya bekerja dengan cepat.. dia tumbuh di dalam dirimu" katanya dan itu membuat kaki nanon lemas seketika.

Lia tau nanon kecewa, dia menyentuh tangan nanon untuk meyakinkan bahwa ini akan bekerja dengan baik.

"Dokter.. apa ada cara lain untuk menyembuhkannya?" Tanya Lia.

Dokter melepas kacamatanya dan meletakan kertas hasil pemeriksaan nanon. "Ya akan ada harapan. Tenang saja. Setelah kemoterapi tidak berjalan dengan baik, kita bisa melakukan operasi penggantian sumsum tulang belakang. Tapi sayangnya kita perlu mencari pendonor yang cocok untuk itu" katanya dan itu sama saja memutuskan harapan nanon.

Lia terus menenangkan nanon.

"Selain itu dok?" Dia bertanya lagi.

Dokter mengingat sesuatu. Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam laci mejanya.

"Begini.. ada satu terapi selain kemoterapi. Terapi ini menggunakan teknologi lebih canggih dan sebagian besar memiliki harapan untuk sembuh" katanya dan dia menyodorkan kartu nama pada nanon.

"Dia temanku. Kebetulan dia bertugas di Australia. Jika kau ingin kau bisa menemuinya dan menjalankan terapi tersebut sambil kita menunggu pendonor sum sum tulang belakang untukmu" katanya dan nanon menelan ludahnya samar. Dia menatap Lia dan Lia tersenyum kearahnya.

Nanon mengambilnya dan menatapi kartu nama tersebut.

"Jika kau ingin, aku bisa menghubunginya nanti. Aku akan membantumu juga dalam pencarian sum sum tulang belakangmu" katanya dan Lia mengangguk kemudian tersenyum.

my parents from the star gen 3 (new journey) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang