Update!
Jangan lupa vote dan komentarnya ya bestie ❤️
🌼🌼
Karina tahu kalau Ardhani tidak mungkin datang. Mengingat apa yang terjadi di antara mereka, sangat sulit untuk membenarkan ucapan Kai kalau Ardhani akan kemari. Tentu saja Karina akan memakluminya walau laki-laki itu sendiri yang berjanji kalau dia akan ada di sampingnya ketika bayi mereka lahir meski akhirnya tidak seperti itu. Karina juga tidak bisa egois, memang siapa dia selain hanya perempuan dari bayi Ardhani. Mereka tidak punya hubungan khusus, apa lagi perasaan spesial. Mereka hanya dua orang yang kebetulan terlibat takdir yang tidak seharusnya.
"Ah lucunya. Hidungnya mirip sekali dengan kamu, Rin." Tiara tidak berhenti memuji bayi yang sedang tertidur di dalam box bayi yang tersedia di rumah sakit.
Karina tersenyum kecil mendengar pujian dari Tiara untuk bayinya. Ya, harusnya dia tidak perlu merasa sedih seperti ini hanya karena janji yang di ingkari Ardhani. Karina sangat tahu Ardhani, laki-laki itu tidak mungkin mengingkari janjinya kalau tidak ada sesuatu yang genting. Lagi pula, di sini juga dia di temani teman-temannya. Ada Kai, Tiara juga Ersa. Yang lebih penting, bayinya lahir dengan selamat dan sehat meski insiden tadi mengejutkannya.
"Rin."
Semua orang menoleh ke arah pintu ruangan yang terbuka dibarengi suara yang memanggil nama Karina. Karina terdiam, orang yang dia harapkan akhirnya datang. Ardhani, laki-laki itu berdiri di depan pintu dengan napas naik turun tidak beraturan. Rambutnya sedikit acak-acakkan seperti dia habis berlarian.
"Dhani," ucap Karina. Masih tidak percaya akhirnya laki-laki itu datang. Ayah dari bayinya itu akhirnya kemari.
"Nah, akhirnya Ayah mu datang juga," kata Tiara. Nada suara perempuan itu sedikit sinis melihat kedatangan Ardhani.
Tentu saja Tiara kesal melihat laki-laki penyebab Karina harus melahirkan sebelum waktunya. Meski Ardhani Ayah dari bayi Karina, Tiara masih tidak bisa memaafkan insiden gila yang sudah dibuat Ardhani karena bukan hanya mempertaruhkan hidup bayi yang ada di dalam kandungan Karina, tapi ibu nya juga.
Sama halnya seperti Kai. Laki-laki itu juga masih marah kepada Ardhani karena laki-laki itu hampir membuat celaka adiknya. Begitu juga dengan Ersa yang tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan wajah bencinya ketika melihat Ardhani. Ersa mendadak dejavu melihat kondisi Karina sekarang, mungkin yang di alaminya jauh lebih buruk. Dan itu membuat kenangan menyakitkan yang dia kubur kembali terbayang.
Meski begitu Ardhani tidak begitu memedulikan pandangan tidak suka di dalam ruangan. Perasaannya campur aduk sekarang. Apa lagi ketika bayi yang sudah dia tunggu-tunggu akhirnya lahir juga. Bisa dia lihat bahkan akhirnya bisa dia sentuh dengan tangannya.
"Akhirnya kamu lahir juga, Nak. Maaf Ayah baru bisa datang," kata Ardhani. Mendekat ke arah box bayi yang membuat Tiara yang tadi berdiri di sana memilih mundur. Membiarkan Ardhani melihat bayinya lebih dekat lagi.
Rasa haru itu tidak bisa di bendung lagi, Ardhani, untuk pertama kalinya meneteskan air mata. Dia sedikit bersalah tapi juga bahagia melihat anaknya akhirnya lahir juga. Merasa bersalah karena tidak bisa menemani di detik-detik ketika bayinya lahir ke dunia. Dan bahagia karena bayi dan ibunya lahir dengan selamat. Ardhani sudah sangat cemas memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk karena Karina harus lahir sebelum waktunya.
Ardhani menoleh ke arah Karina, sembari mengusap air matanya laki-laki itu mendekat ke arah Karina. "Anak kita sudah lahir," ucap Ardhani.
Tentu saja Karina juga tidak bisa menahan rasa harunya. Apa lagi melihat ekspresi tulus Ardhani ketika laki-laki itu melihat anak mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence (TAMAT)
RomanceKarina harus menerima pil pahit ketika Dokter memberi tahu bahwa dirinya positif hamil. Fakta tentang kehamilan yang terjadi karena one night stand juga atas kesalahannya membuat Karina berantakan. ** Semuanya berawal ketika malam itu. Di mana Ardha...