LIMERENCE 73

6.2K 883 30
                                        

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya ygy❤️ selamat membaca🔥



Karina tidak di bolehkan pulang. Ibu memaksa Karina untuk tetap di rumah mereka dan menginap di sana. Ibu bilang masih merindukan Javas dan ingin bermain dengan cucunya itu. Karina jelas mengizinkan Javas untuk tetap di rumah ini karena Ardhani juga akan menjaga putranya. Sayangnya Ibu terus memaksa Karina untuk tetap tinggal di sana, bahkan menyuruh Karina untuk tidak bekerja besok. Tentu saja Karina menolaknya mengingat dia masih menjadi pegawai baru di tempat dia bekerja.

"Dhan, kapan kamu akan menikahi Karina? Cepat jadikan dia istri kamu agar Karina tidak perlu susah payah bekerja. Lagi pula kenapa Karina harus bekerja, apa kamu tidak menanggung beban hidup putra kamu?" tanya Ibu kepada Ardhani.

"Tentu saja aku bertanggung jawab untuk semuanya, Bu. Tapi Karina bukan perempuan yang menerima semua begitu saja. Dia perempuan mandiri dan agak keras kepala juga. Jadi dia tidak mau bergantung sepenuhnya kepada siapa pun," jelas Ardhani.

"Karena itulah segera menikah saja. Jelas dia takut bergantung kepada kamu karena kamu bukan siapa-siapa selain Ayah dari putranya," kata Ibu.

"Aku akan mengusahakannya, Bu. Lagi pula, kenapa Ibu mendadak menyuruhku menikah dengan Karina? Dulu Ibu tidak mengizinkanku menikah dengan perempuan mana pun selain Jesica," sindir Ardhani.

Ibu mendengus. "Itu benar. Dulu Ibu begitu berambisi memiliki menantu orang terkenal seperti Jesica. dia juga memperlakukan Ibu dengan baik. Sayangnya Ibu tidak mau menerima karena dia sudah melukai kamu. Tapi mau bagaimana pun, Ibu akan mendukung penuh setiap keputusan kamu. Mau dengan perempuan mana pun, asalkan kamu bahagia menjalaninya."

Ardhani mendengus. "Ternyata kehadiran Kakak Ipar bisa membuat Ibu berubah total."

Yiska yang mendengar itu tersenyum bangga. "Kenapa? Merasa tersaingi ya oleh Kakak ipar kamu ini?"

Ardhani mendengus. "Sungguh sangat percaya diri."

Ibu tertawa. "Jangankan Ibu. Lihat, Kakak kamu saja bisa ditaklukan dengan begitu mudah oleh Yiska."

Ivander yang sedang minum langsung tersedak, membuat semua yang ada di sana terkekeh geli. Itu benar, Ivander itu terkenal berhati dingin. Bahkan dia sangat membenci Ibu karena masa lalu pahitnya. Tapi berkat kehadiran Yiska di hidup laki-laki itu, semuanya berubah, Ivander bisa mempercayai perempuan lagi dan menjatuhkan hatinya kepada Yiska. Dan hubungannya dengan Ibu sudah sangat membaik.

Karina yang baru saja datang menaikkan kedua alisnya melihat semua yang ada di ruangan itu sedang tertawa.

"Sudah menidurkan Javas?" tanya Ardhani.

Karina mengangguk. Ya, dia baru saja menidurkan Javas di kamar. Sepertinya Javas sudah sangat lelah bermain sampai akhirnya tertidur lelap.

"Duduk kemari," kata Ibu. Menepuk sofa di sebelahnya.

Karina tersenyum sungkan, tanpa protes mengangguk lalu duduk di samping Ibu Ardhani. Sekarang posisi Ibu Ardhani ada di tengah sementara di sisi kiri ada Ardhani. Yiska dan Ivander duduk di depan dan Ayah Ardhani duduk di dekat Karina di sofa yang berbeda.

"Jadi begini rasanya kumpul keluarga besar," kata Ayah, tersenyum.

Karina ikut tersenyum, sejujurnya dia masih merasa aneh dan juga sungkan berada di sini. Apa lagi duduk bersama-sama seperti ini di keluarga Ardhani mengingat dia bukan siapa-siapa.

"Hangat bukan Sayang? Karena itu lah sering-sering berkumpul. Jangan terlalu sibuk bekerja," singgung Ibu.

"Itu benar. Para laki-laki ini terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa punya istri di rumah." Yiska ikut menyindir.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang