LIMERENCE 55

5.7K 526 10
                                        

Gais maaf kemarin salah update! Harusnya bab 55 malah 56 😁🙏

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Ardhani masih belum menyempatkan diri datang ke tempat Karina. Bahkan laki-laki itu tidak datang untuk bertemu dan mengurus Javas seperti biasanya, hanya baby sitter saja yang datang dan membantu mengurus Javas di rumahnya saat Karina tidak bisa menjaganya karena harus pergi bekerja.

Bukan tanpa alasan. Laki-laki itu memang benar sedang sibuk. Bahkan sekarang dia sedang berada di Jepang untuk mengurus bisnis yang seharusnya di lakukan Ivander. Karena Kakak laki-lakinya itu masih berduka karena itulah akhirnya Ardhani yang pergi ke sana.

"Rin,"panggil Zain.

Karina yang sedang membersihkan meja menoleh. "Ya?"

"Libur kita bisa tidak di tukar?" tanyanya.

Sistem libur di toko tempat Karina bekerja tidak seperti karyawan biasa yang biasanya akan libur di hari minggu. Karina punya jadwal yang sudah di atur Bosnya untuk libur sehari dalam seminggu. Jadi libur mereka akan bergantian.

Dahi Karina mengerut. "Kenapa?"

Zain terlihat tidak enak mengatakannya. "Itu, besok aku ada acara. Jadi bisakah liburnya di tukar?" tanya Zain lagi.

Harusnya Karina besok jadwalnya libur bekerja. Dia sudah sangat senang menyambut libur pertamanya karena akhirnya punya waktu luang seharian dengan Javas. Tapi sayangnya, sepertinya dia harus merelakannya.

"Memang kapan libur kamu?"

"Lusa. Tidak apa-apa kan?" tanya Zain takut-takut.

Karina mendesah lalu tersenyum. "Tidak apa-apa."

Senyum Zain langsung mengembang. "Benarkah? Terima kasih."

Karina mengangguk. Dia menggelengkan kepalanya melihat Zain yang berlari ke belakang seperti anak kecil. Karina kembali memberskan meja. Melihat jam dinding yang ada di toko. Sebentar lagi jam pulang,dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya agar temannya yang lain tidak lama menunggu.

Setelah semuanya selesai Karina pergi ke loker untuk mengambil tasnya. Kebetulan saat dia baru saja mengambil tasnya Karina bisa meraskan getar ponsel di dalamnya.

Dahi Karina mengerut, mengambil benda persegi itu di dalam lalu melihat pesan masuk dari nomor tak di kenal.

Bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Aku tunggu kamu di taman dekat tempat kamu tinggal.

Kerutan di dahi Karina semakin lebar. Siapa orang yang tiba-tiba mengirim pesan dan mengajaknya bertemu?

Ini siapa?

Karina langsung memabalas pesan masuk itu. Tidak membutuhkan waktu lama karena pesan itu langsung di balas.

Aku Jesica.

Tubuh Karina mematung. Matanya mengerjap beberapa kali untuk memastikan kalau dia tidak salah membaca. Dan benar, dia tidak salah. Nama Jesica tertulis di sana. Bagaimana bisa? Perempuan itu mengajaknya bertemu. Dari mana dia mendapatkan nomor ponselnya?

"Rin."

Karina terkesiap ketika bahunya di tepuk oleh seseorang. Dia menoleh, menghela napas lega melihat ternyata Glara pelakunya.

Glara yang melihat respons itu mengerutkan dahinya. "Ada apa? Seperti melihat hantu saja."

Karina meringis lalu tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, hanya terkejut saja."

Glara mendengus. "Aku dan Aci mau pergi ke Mal. Kamu mau ikut?"

"Mal?"

"Heem. Ikut tidak?"

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang