LIMERENCE 51

7.5K 798 28
                                        

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya ya manis❤️

🌼🌼

Awalnya Ardhani ingin makan di tempat kerja Karina lalu mengobrol sebentar dengan perempuan itu. setelah mendapat pesan ambigu dari Jesica, Ardhani tahu sesuatu sedang terjadi. Tapi tidak menyangka kalau Jesica sampai datang ke tempat di mana Karina bekerja sampai membuat keributan.

Karena itu lah akhirnya Ardhani meminta pesanannya di bungkus. Setelah itu bergegas keluar dari Toko yang membuat dahi Karina mengerut bingung.

Masalah ini sudah di luar batas. Ardhani sangat tahu kalau ini memang kesalahannya, dan dia tidak menyangka kalau Jesica akan senekat itu. kenapa Jesica harus bertengkar dengan Karina tanpa memberitahunya lebih dulu permasalahannya?

Tanpa pikir panjang Ardhani pergi ke tempat di mana Jesica sedang sibuk dengan pekerjannya. Perempuan itu sedang menyelesaikan pekerjaannya model untuk brand yang akan di iklankan di layar televisi. Tidak peduli seberapa lama itu sampai akhirnya mereka berbicara di dalam ruangan khusus tanpa ada orang lain lagi di dalamnya.

"Sepertinya ada sesuatu yang penting sampai membuat kamu jauh-jauh kemari dan menungguku selesai," ujar Jesica.

"Aku yakin kamu sudah sangat tahu maksud kedatanganku, Jes."

Mendengar nada suara Ardhani yang tidak selembut biasanya Jesica mendengus. "Apa ini ada hubungannya dengan jalang itu?"

"Jangan menghina Karina seperti itu."

Jesica tertawa hambar. "Kenapa? Memang perempuan itu jalang kan? Sudah bagus dia hilang, dia malah kembali dan bertekad menggoda kamu."

"Dia tidak pernah menggodaku," desis Ardhani.

Mendengar Ardhani terus saja membela Karina membuat Jesica mulai kesal. "Kenapa kamu terus membela jalang sialan itu, hah? Kamu akhirnya tegoda juga dan menyukainya!?"

Ardhani menarik napas lalu membuangnya. Dia mencoba tenang dan menjelaskan semua kesalah pahaman ini kepada Jesica. "Dia memang tidak menggodaku. Dia sama sekali tidak menggodaku."

"Omong kosong! Kalau dia tidak menggoda kamu lantas kenapa dia bisa dengan kamu? Kenapa dia bisa menyerahkan anaknya kepada kamu kalau bukan untuk mencari perhatian kamu, hah!?" teriak Jesica.

"Anak Karina anakku juga Jes. Kamu lupa? Javas juga putraku. Apa salahnya jika aku ingin bertemu dengan putraku dan menjaganya?" tanya Ardhani. "Bukannya kamu juga tahu seberapa keras aku menemukan putraku. Dan aku pikir kamu mengerti kenapa aku sekarang ingin mengasuh putraku sendiri."

"Tapi jalang itu sedang mencari simpati kepada kamu, Dhan!"

"Tidak. dia tidak pernah melakukan itu. Aku yang datang sendiri kepadanya ketika tidak sengaja bertemu lagi. Aku yang datang meminta maaf dan membujuknya untuk membiarkan aku menemui putraku. Dan aku sendiri yang meminta menjaga putraku di saat Karina bekerja. Hanya itu, aku hanya ingin bersama putraku di saat kesibukanku, Jes. Tidak ada hubungannya dengan simpati Karina. Karina bahkan menolak semua bantuanku dan lebih memilih bekerja untuk menghidupi dirinya dan Javas meski aku mampu melakukan itu sebagai bentuk tanggung jawabku sebagai Ayah Javas. Karina tidak meminta apa pun selain merelakan Javas bersamaku beberapa saat meski dia sendiri tidak menginginkannya," jelas Ardhani. "Ini salahku. Semuanya salahku. Karina sudah menyuruh aku untuk menjelaskan semua ini karena takut kamu salah paham. Aku yang mengulur waktu karena takut kamu belum siap mendengarnya dan tidak tahu semuanya harus berakhir seperti ini."

Ardhani mencoba mengatur napasnya. "Jadi sekarang aku mohon minta pengertian kamu, Jes. Sebenci apa pun kamu kepada Karina dan masa lalu yang sudah terjadi. Tolong, mengerti kalau aku membutuhkan Javas dan ingin terus menemui putraku. Aku hanya ingin bermain dan berbagi waktu sebagai Ayah untuk putraku. Tidak lebih," lanjut Ardhani.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang