LIMERENCE 52

6.6K 778 19
                                        

Update! Jangan lupa ramaikan dengan vote, komentar dan share biar banyak orang yang ikut baca cerita ini yuk ❤️

Selamat membaca😽

💮💮

Mencoba menebus kesalahannya kepada Karina, akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk kembali ke toko di mana perempuan itu bekerja untuk menjemputnya pulang.

Kehadiran Ardhani di sana menjadi pusat perhatian. Bukan perhatian para pelanggan, tapi temannya Willy si pemilik toko. Willy pikir kedatangan Ardhani yang kembali kemari setelah tadi membeli beberapa menu dan pulang, untuk kembali memesan makanan karena makanan tadi bukan miliknya. Mungkin milik Jesica, kekasihnya atau orang tuanya.

Tapi sekian lama menunggu, Ardhani hanya duduk dengan segelas Americano yang sepertinya sudah habis.

"Itu kekasih Jesica kan?" tanya Aci yang sedari tadi gatal sekali ingin bicara.

Ilham yang kebetulan ada di sana mengedikan bahunya tidak tahu. "Mana aku tahu. Aku bukan kekasihnya."

Aci mendelik kesal ke arah Ilham lalu berdecak. "Aku pernah melihatnya beberapa kali di televisi dengan Jesica. Tapi apa benar? Atau hanya mirip saja?" Aci lagi-lagi bertanya.

Ilham yang memang tidak tahu hanya membalas. "Tanya saja ke orangnya."

"Ck, kamu gila ya?"

"Emang, baru tahu?"

Aci melotot. Karina yang melihat keduanya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tapi dia juga sesekali melirik ke arah Ardhani yang beberapa kali tertangkap basah sedang melihat ke arahnya. Sebenarnya apa yang sedang laki-laki itu lakukan di sini? di mana putranya?

"Apa dia sedang menunggu kekasihnya datang?" Glara yang sudah selesai dengan pekerjaannya keluar dan ikut bertanya.

Aci langsung terkesiap. "Jadi... Jesica akan kemari? Dia akan datang kemari lagi!?" tanyanya antusias.

Glara mendengus. "Kenapa kamu suka sekali dengan perempuan itu?"

Aci berdecak. "Jelas aku suka. Jesica cantik, semua film dan drama yang dibintanginya selalu booming. Aktingnya bagus sekali, dia selalu mendapat peran perempuan baik hati seperti malaikat."

"Bagaimana kalau aslinya dia tidak sebaik itu?" tanya Glara.

Aci mendelik. "Sudah jelas aslinya juga dia baik. Kamu gak lupa kan kemarin dia kemari? Dia menyambut ramah semua penggemarnya. Bahkan melayani mereka yang meminta foto dan tanda tangannya."

"Kan itu hanya kepada penggemarnya saja. Bukannya wajar karena dia juga menaruh citra yang baik di depan publik?" Glara masih memojokkan kesimpulan Aci yang mengakui Jesica sebagai perempuan yang baik hati.

Bukan tanpa alasan. Karena Glara melihat sendiri bagaimana sisi lain dari Jesica yang tadi bertengkar dengan Karina entah karena apa. Tapi dari sikapnya, Glara sudah bisa menyimpulkan bagaimana arogannya Jesica.

Dan sepertinya kehadiran Ardhani sebagai kekasih Jesica di sini ada hubungannya dengan pertengkaran tadi. Laki-laki itu sudah sangat lama sekali duduk di sana, bahkan sebentar lagi toko akan segera tutup. Sebenarnya siapa yang dia tunggu? Apa benar Jesica akan kemari?

"Kenapa kamu seakan bicara kalau Jesica jahat?" tanya Aci. Aci tiba-tiba tidak suka dengan pertanyaan Glara yang terus memojokkan idolanya.

Glara mendesah lalu mengedikan bahunya. "Tidak tahu ya. Hanya bertanya saja," katanya. "Sudahlah jangan banyak bergosip. Segera selesaikan pekerjaan kalian sebentar lagi toko akan tutup."

Aci menggembungkan pipinya, sementara Karina hanya mengangguk menuruti. Tapi sesekali Karina kembali melirik ke arah Ardhani yang masih duduk diam di tempatnya. Apa benar laki-laki itu sedang menunggu Jesica? Ada apa? Kenapa harus di sini? tidakkah tahu kalau Karina ada di sini juga dan Jesica amat sangat membencinya.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang