LIMERENCE 6

17.2K 1.6K 41
                                    


maaf baru Update! Makasih udah mau baca cerita Ardhani ya❤️ maaf kalau masih ada typo mohon maklum ya🙏

🌼🌼


Penghuni Bar panik ketika Karina pingsan. Perempuan yang tadi menantang Kai bahwa dirinya baik-baik saja jatuh tidak berdaya di atas lantai. Semua orang panik, apa lagi Ersa yang tahu bahwa temannya yang tadi memaksa untuk tetap bekerja jatuh pingsan. Kai sempat memarahi Ersa karena perempuan itu tidak berhenti berteriak memanggil Karina yang jelas tidak akan mendapat sahutan darinya karena tidak sadar. Mencoba menenangkan situasi, akhirnya Kai membawa Karina ke ruangan khusus tempat Bosnya beristirahat.

"Apa tidak apa-apa masuk kemari Kai?" tanya Ersa, cemas. Ruangan mewah dengan sofa bludru berwarna gold itu membuatnya meneguk ludah.

"Tidak apa-apa. Lagi pula ini keadaan terdesak. Bos juga akan memakluminya," balas Kai.

Ersa mengangguk saja. Mengikuti Kai yang akhirnya menidurkan Karina di sofa besar. Wajah pucat Karina membuat perempuan itu seakan sudah tidak bernyawa.

Ersa memejamkan matanya kesal. "Kan, padahal sedari tadi sudah aku bilang untuk beristirahat. Tapi dia memaksa untuk bekerja. Lihat sekarang perempuan sok kuat ini."

Kai mendesah. "Kamu sendiri tahu keras kepalanya perempuan ini."

"Itu benar. Dia memang susah diberi tahu," keluh Ersa.

"Kai bagaimana? Apa Karina tidak apa-apa?" Ardhani yang tadi mengekori mereka bertanya penasaran.

Kai menggeleng. "Tidak tahu. Sepertinya dia sedang demam, tubuhnya panas."

Ardhani mendesah. "Aku sudah menduganya. Kenapa dia tetap memaksa bekerja padahal tubuhnya sedang sakit."

"Kamu sendiri tahu Karina bagaimana, Dhan." Kai membalas.

Ardhani mengangguk. Meski dia tidak sedekat itu dengan Karina tapi mereka cukup dekat. Bahkan Ardhani tahu apa yang disukai dan tidak disuaki Karina. "Dia memang keras kepala."

"Lalu bagaimana sekarang? Pekerjaan kita belum selesai, Kai. Pelanggan juga pasti sedang menunggu kamu untuk memesan minuman," ujar Ersa. Perempuan itu mendadak semakin gelisah karena cemas.

Kai tampak berpikir. Karena mau bagaimana pun dia tidak bisa terus berada di sini. Jam kerja mereka masih belum berakhir. Masih ada tamu yang menunggu di luar. Ersa juga tidak mungkin menjaga Karina karena tidak mungkin membuat Riz bekerja sendirian melayani tamu.

Ketika Kai menoleh ke arah Ardhani yang sedang berdiri menatap Karina. Dia mendadak terselamatkan. "Dhan, kamu bisa tolong tunggu Karina sebentar? Aku dan Ersa karus kembali bekerja."

Ardhani yang terkejut di minta tolong mengerutkan dahinya. "Aku?"

Kai mengangguk. "Ya, tidak ada lagi orang yang menemani Karina selain kamu," kata Kai. Laki-laki itu menatap Jesica. "Jes, Sorry mengganggu kesenangan kalian."

Sebenarnya Jesica enggan. Tapi karena tidak enak menolak juga akhirnya perempuan itu hanya tersenyum dan mengangguk. Membiarkan Kai dan Ersa pergi keluar untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

"Kamu sih. Kenapa juga harus ikut-ikut kemari segala. Lihat, sekarang kita malah di suruh menunggu pelayan Bar," omel Jesica. Duduk kesal di atas sofa yang tidak jauh dari tempat Karina tidur.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang