Update! Jangan lupa support dengan vote dan komentarnya ygy❤️
Btw buat yang mau baca cepet di Karyakarsa sudah TAMAT ya. Yang gak mau nunggu langsung gas melipir ke sana aja 🙈😽
Berada di rumah Ivander dan Yiska ternyata bukan kesalahan yang besar. Meski awalnya dia canggung dan tidak nyaman berada terlalu lama di sana, tapi melihat sikap Ivander dan Yiska yang sangat ramah dan memperlakukan Karina dengan baik, Karina merasa nyaman dan di hargai walau bukan siapa-siapa di sini.
Sekarang mereka sedang berada di ruang televisi. Karina bahkan sudah mandi dan berganti pakaian yang dipinjamkan Yiska kepadanya. Poster tubuh mereka yang tidak jauh berbeda membuat pakaian milik Yiska pas di tubuh Karina. Sementara Javas sudah tertidur pulas di kamar tamu yang sudah disiapkan Yiska di rumahnya.
"Dhan, kamu baik-baik saja kan?" tanya Ivander.
Ardhani menoleh ke arah kakak laki-lakinya itu. Dan dengan santai Ardhani menjawab. "Aku baik-baik saja."
Yiska mendengus. "Terlihat tidak seperti laki-laki yang sedang patah hati."
"Ya, dia sangat baik-baik saja," lanjut Ivander.
"Oh, tentu saja dia akan baik-baik saja. Beruntung dia punya putra yang manis yang bisa menghibur patah hati Ayahnya," sindir Yiska.
Ardhani tersenyum bangga. "Itu benar. Putraku memang hebat."
"Lebih hebat lagi kalau Ibunya juga ikut menghibur," lanjut Yiska.
Karina terdiam, perempuan itu mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar ucapan Yiska.
"Ah? Bagaimana?" tanya Karina dengan polosnya.
"Jangan di dengarkan ucapannya, Rin. Kakak ipar ku memang sedikit aneh. Persis seperti suaminya," bisik Ardhani yang sudah jelas bisa di dengar semuanya karena nada suara laki-laki itu tidak pelan.
Yiska berdecih tapi tidak lama perempuan itu tertawa. Membuat yang ada di dalam ruangan menatapnya heran.
"Kamu mau menghibur Dhani, Rin?" tanya Yiska.
"Tidak perlu," ujar Ardhani cepat.
Karina tidak bisa menjawab. jika dia bisa melakukan sesuatu untuk menghibur Ardhani tentu saja dia akan melakukannya. Karena Karina tahu meski pun Ardhani tampak baik-baik saja, laki-laki itu sejujurnya sedang sangat bersedih.
Yiska mengabaikan ucapan Ardhani. Perempuan itu mendekat ke arah Karina lalu berbisik. "Kamu ajak dia mengobrol. Setelah dia lengah, dorong dia ke atas tempat tidur lalu goda dia sampai gila."
Karina melotot. Dia sangat mengerti apa yang baru saja Yiska bisikkan di telinganya. Kalimat dewasa yang membuat wajah Karina sekarang berubah menjadi kepiting rebus. Ardhani yang penasaran tidak bisa untuk tidak bertanya.
"Apa yang kamu katakan?" tanya Ardhani curiga.
Yiska tersenyum miring. "Ini urusan perempuan."
"Apa aku boleh tahu?" tanya Ivander.
Yiska tersenyum. "Seperti yang sering kita lakukan di malam hari," katanya, santai.
Karina semakin membulatkan matanya, sementara Ardhani membelalak kaget mendengar apa yang baru saja dikatakan kakak iparnya.
"Dasar pasutri gila. Jangan bicara mesum di depan orang yang tidak berdosa," omel Ardhani. Laki-laki itu menoleh ke arah Karina. "Rin, jangan dengarkan ya. Kakak ipar ku memang sedikit sesat. Tidak tahu kenapa semakin lama semakin gila saja dia."
"Heh, mulut kamu!" Yiska menatap Ivander memelas. "Sayang, Dhani mengataiku."
Ivander menatap Ardhani tak terima. "Jangan menghina istriku, Dhani. Mau aku usir kamu dari sini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence (TAMAT)
RomanceKarina harus menerima pil pahit ketika Dokter memberi tahu bahwa dirinya positif hamil. Fakta tentang kehamilan yang terjadi karena one night stand juga atas kesalahannya membuat Karina berantakan. ** Semuanya berawal ketika malam itu. Di mana Ardha...