LIMERENCE 10

8.6K 856 14
                                        


Update! Jangan lupa vote dan komentarnya ya gaes ❤️

🌼🌼

Siapa sangka kalimat sederhana yang dikatakan Ardhani kemarin jauh dari dugaan. Laki-laki itu tidak bisa mengantar Karina pulang dari rumah sakit karena kekasihnya yang marah dan cemburu Ardhani dekat dengan Karina. Ya, Karina pikir hari selanjutnya mereka akan tetap berteman baik walau mungkin akan ada ja
rak yang berbeda. Ternyata tidak sesederhana itu. Ardhani benar-benar menjauhi Karina setelah pengakuannya tentang Jesica.

Hari demi hari berlalu begitu cepat. Bahkan Karina sudah sehat seperti sedia kala. Dia menghabiskan waktu di rumah untuk beristirahat total setelah pulang dari rumah sakit sesuai saran Ardhani. Tapi laki-laki yang memberi saran itu mendadak hilang di telan bumi.

Ardhani tidak lagi menampakkan diri di Bar. Bahkan tidak mengirim pesan kepada Karina atau pun Kai. Laki-laki itu benar-benar hilang. Permintaan Jesica bukan hanya omong kosong. Ardhani benar-benar melakukan apa yang Jesica inginkan, laki-laki itu benar-benar menjauhi Karina. Karina tidak tahu harus sakit hati atau senang? Karena dengan tidak ada Ardhani di sekitarnya, itu mempermudah Karina untuk melupakan laki-laki itu.

"Udah hampir mau satu bulan, Ardhani masih belum menampakkan batang hidungnya," kata Ersa. Mereka sedang beres-beres di Bar karena sudah jam pulang.

Riz menimpali. "Kalian merasa aneh tidak sih? Dhani sudah menjadi langganan di sini. Bahkan hampir setiap malam dia kemari. Kenapa mendadak hilang? Apa sesuatu sedang terjadi?"

Ersa mendesah. "Aku pikir tidak. Karena beberapa hari kemarin aku melihat Dhani di sebuah artikel gosip bersama Jesica. Mereka menghabiskan waktu di Bali bersama."

"Ah? Apa mungkin mereka akan menikah?" tanya Riz.

Ersa mendengus. "Tidak mungkin. Memang benar mereka tampak saling mencintai satu sama lain dan bahagia. Tapi melihat latar belakang dan pekerjaan Jesica, sudah jelas tidak mungkin wanita itu mau menikah muda. Apa lagi karirnya sekarang sedang bagus."

Riz mengangguk setuju mendengar jawaban Ersa. "Itu benar. Padahal karirnya tetap akan baik-baik saja jika dia menikah. Toh dia mendapatkan suami tampan dan kaya seperti Ardhani."

"Tidak semudah itu, Riz. Sudah pasti ada kontrak kerja yang sudah dia sepakati. Dan tentunya tidak bisa di langgar karena akan dapat denda." Ersa menarik napas berat.

Ketidak hadiran Ardhani membuat tanda tanya. Karena laki-laki itu sudah menjadi pelanggan tetap juga jarang sekali absen ke Bar. Apa lagi dalam jangka waktu selama ini. Yang mereka pikirkan hanya kemungkinan Ardhani sibuk. Karena mereka masih bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu di layar televisi.

Sementara Kai dan Karina sudah tahu alasan kenapa Ardhani tidak lagi pergi ke Bar. Sebagai teman baik, sudah jelas Ardhani menceritakan perihal Jesica yang menyuruh Ardhani untuk menjauh dari Karina. Dan Kai hanya mendukung keputusan Ardhani walau sebenarnya laki-laki itu tidak harus menuruti sesuatu yang sepele seperti itu. Sementara Karina, yang dia tahu hanya Ardhani menjauhinya karena menghargai kekasihnya. Yang sudah jelas laki-laki itu sangat mencintai Jesica. Menyadarkannya akan cinta yang dia punya kepada Ardhani.

"Rin, kamu tidak apa-apa?" tanya Ersa. Melihat tingkah Karina yang belakangan ini sedikit pendiam.

Karina yang baru saja membereskan botol-botol di atas meja menoleh. "Memang aku kenapa?"

"Kamu tidak seperti biasanya. Apa ada yang terjadi? Kamu belakangan ini menjadi pendiam," kata Ersa.

Karina tersenyum kecil. "Memang aku harus bagaimana? Tidak mungkin kan aku berlari di dalam Bar."

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang