Karina sudah membulatkan tekadnya setelah membuat permintaan kepada Kai untuk pindah dan memulai hidup barunya bersama anaknya, Javas. Karina tahu Kai berat mengabulkan permintaannya, tapi apa yang bisa dibuat laki-laki itu tidak bisa menggentarkan tekad yang sudah dibuat Karina. Karina sudah yakin dengan keputusannya dan kali ini dia tidak akan menyusahkan Kai dan Tiara yang sudah sering dia repot kan.
Setelah mendapatkan tempat tinggal yang Kai rekomendasikan. Akhirnya Karina pindah dan mulai menempati rumah barunya. Bukan rumah, hanya kontrakan kecil yang uang sewanya tidak memberatkan Karina. Meski pun Kai dan Tiara mengatakan kalau Karina tidak perlu memikirkannya, Karina tetap akan membayarnya sendiri.
Bagaimana cara dia membayarnya? Tentu saja dengan mencari pekerjaan baru.
"Kamu yakin akan tinggal di sini bersama Javas berdua?" tanya Tiara. Ini pertanyaan sama yang di ucapkan Tiara kepada Karina yang terlihat masih tidak yakin.
Karina mengerti kenapa Tiara masih mencemaskan keputusannya. Karena terakhir kali Tiara melihat kondisinya yang hancur meski sekarang dia sudah baik-baik saja. Tiara cemas bagaimana Karina menghadapinya. Karena dulu, jangankan mengurusi Javas, mengurus dirinya sendiri saja dia tidak bisa.
"Aku yakin." Karina membalas dengan sangat yakin.
Tapi tentu saja Tiara tidak percaya begitu saja. "Apa aku juga harus ikut tinggal di sini untuk membantu kamu mengurus Javas juga?" tanya Tiara.
Karina dengan cepat menggeleng. "Tidak. kamu harus fokus dengan pekerjaan kamu juga. Lokasi dari sini ke tempat kerja kamu cukup jauh."
"Tapi─"
"Kalau kamu ikut tinggal di sini, aku yakin Kai juga akan ikut. Lalu apa bedanya dengan aku pindah kemari kalau masih tinggal bersama kalian? Aku ingin mandiri, aku yakin aku bisa. Ini keputusan paling tepat dan aku yakin aku bisa menghadapinya. Karena sekarang aku sudah punya Javas." Karina kembali meyakinkan Tiara untuk tidak perlu mencemaskan dirinya.
Tiara tahu sikapnya dan Kai yang mencemaskan Karina terlalu berlebihan. Tapi mereka masih trauma jika melihat kembali bagaimana Karina menderita sendirian. Perempuan itu hampir saja kehilangan kewarasannya setelah orang lain menghakimi hidupnya.
Tiara menarik napas lalu membuangnya. "Baiklah," kata Tiara akhirnya. "Tapi kamu harus janji."
"Janji?" ulang Karina.
Tiara mengangguk. "Ya. Kamu harus berjanji untuk mengabari ku jika kamu sedang kesulitan. Jangan di pendam sendiri jika kamu punya masalah. Jika ada orang lain yang mengganggu dan menyakiti kamu. Harus harus mengatakannya kepada aku dan Kai, kamu mengerti?"
Karina terdiam lalu tertawa geli. "Kenapa kalian berdua posesif sekali."
Tiara mengembungkan pipinya kesal ketika ucapan seriusnya di tertawai Karina. "Karena kami sangat mencemaskan kamu dan Javas. Kamu tahu kan betapa sayangnya kami kepada kamu dan Javas?"
Karina masih terkekeh lalu mengangguk. "Aku tahu. Karena itu aku bersyukur punya kalian di hidupku meski kita tidak punya ikatan darah sekali pun."
"Ikatan darah saja bisa saling menusuk. Dengar, meskipun kita tidak sedarah. Kamu sudah aku dan Kai anggap sebagai adikku. Dan Javas adalah keponakan tampan kami yang membuat hidup aku dan Kai semakin berwarna sekarang." Tiara membalas dengan menggebu.
Karina tersenyum. "Kamu dan Kai sepertinya sangat senang sekali dengan Javas."
"Tentu saja. Siapa yang tidak senang dengan bayi laki-laki tampan ini," kata Tiara. Mengambil Javas yang sedang bermain di atas Box bayi. "Lihatlah dia, ah sangat menggemaskan."
Karina tersenyum lagi lalu menggeleng melihat tingkah Tiara yang gemas kepada Javas. "Kenapa kamu tidak mencoba saja?"
Tiara menoleh. "Membuat apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence (TAMAT)
RomanceKarina harus menerima pil pahit ketika Dokter memberi tahu bahwa dirinya positif hamil. Fakta tentang kehamilan yang terjadi karena one night stand juga atas kesalahannya membuat Karina berantakan. ** Semuanya berawal ketika malam itu. Di mana Ardha...