LIMERENCE 31

9.4K 1K 57
                                    

Vote dan komentarnya dong! Biar gak bosen update di wattpad ✌️

🌼🌼

Ardhani berhasil membawa Ibunya ke rumah. Tentu saja dia tidak akan bisa pergi dengan tenang setelah ini. Ibunya masih marah, dia masih murka dengan apa yang sudah Ardhani lakukan tadi. Ibu tidak terima Ardhani melerai Ibunya yang ingin menyerang Karina saking marahnya. Yang Ardhani bingungkan, bagaimana Ibunya bisa tahu soal ini? Bahkan tahu alamat Karina.

"Sebenarnya apa yang kamu pikirkan, Dhani! Kamu sudah menghancurkan hidup kamu sendiri hanya untuk perempuan pelacur itu!" teriak Ibu.

"Karina bukan pelacur, Ibu." Protes Ardhani. Ibu masih terus menghina Karina.

Ibu tersenyum sinis. "Terus apa namanya kalau bukan pelacur? Dia bekerja di Bar, dan menggoda laki-laki yang sedang mabuk di sana. Apa kamu berpikir kalau dia hanya menggoda kamu? Apa kamu berpikir kalau anak yang di lahirkannya anak kamu!?"

Ardhani menarik napas lalu membuangnya. "Ya, dia anakku."

Ibu Ardhani menatap putranya tidak percaya. "Sadarlah! Otak kamu sudah di cuci oleh pelacur sialan itu. Bisa-bisanya kamu mengakui kalau bayi itu anak kamu!"

"Dia memang anakku, Ibu. Tolong, jangan menghina Karina terus menerus. Dia memang salah, tapi aku juga lebih bersalah. Ini kesalahan kami, jadi biarkan aku yang mengurus semuanya, Bu." Mohon Ardhani.

"Mengurus semuanya kamu bilang? Tidak akan! Ibu tidak rela kamu berurusan dengan pelacur itu! Kenapa kamu sekarang jadi membangkang seperti ini kepada Ibu, Dhani. Kamu tidak memikirkan perasaan Ibu? Perasaan Jesica? Kamu tidak tahu sekecewa apa Ibu mengetahui ini!"

Ardhani terdiam. "Jangan bilang Jesica yang memberitahu semua ini."

"Tidak perlu tahu siapa pun yang memberitahu masalah ini! Beraninya kamu merahasiakan semua ini dari Ibu! Harusnya Ibu tahu dari awal, lebih baik di gugurkan saja bayi itu!" teriak Ibu.

Ardhani bangkit, dia pergi meninggalkan Ibunya yang masih menumpahkan kemarahannya.

"Ardhani! Mau pergi ke mana kamu! Ibu belum selesai bicara! Ardhani!" teriak Ibunya.

Ardhani tidak menghiraukan teriakan Ibunya. Ardhani tetap berjalan keluar dari rumah. Yang ada di pikirannya sekarang adalah bertemu dengan seseorang yang menimbulkan semua masalah ini. Jesica, ya, kekasihnya. Ardhani tidak tahu kenapa perempuan itu harus memberitahu Ibunya. Ardhani tahu Jesica kecewa. Tapi mereka sudah menyelesaikannya dengan baik. Bahkan Ardhani berjanji akan meluangkan lebih banyak waktunya untuk Jesica. Ardhani hanya meminta sedikit waktu untuk bertemu dengan anaknya. Itu saja.

Sekarang Ardhani menjadi tidak enak kepada Karina. Karena semua masalah yang di dapatkan perempuan itu adalah karena dirinya. Bahkan Karina belum pulih dari nifasnya tapi dia harus di hancurkan dengan banyak masalah yang tidak harus dia dapatkan.

"Sial, kenapa semuanya harus seperti ini," umpat Ardhani.

**

Karina menangis di atas tempat tidur. Memeluk dirinya sendiri yang ketakutan. Bahkan Karina mengabaikan isak tangis dari bayinya yang ada di dalam box bayi. Rahasia yang awalnya harus diketahui Jesica sekarang harus di ketahui oleh semua orang. Bahkan para tetangganya. Orang yang awalnya baik itu sekarang meneriakinya. Memaki dan menghinanya akibat pertengkaran tadi. Semua orang sekarang tahu kalau Karina punya bayi di luar nikah. Dan sudah menghancurkan hubungan orang lain. Sekarang, semua orang membencinya.

Karina menggeleng, dia menutup kedua telinganya. "Tidak, aku tidak seperti itu. Tidak, jangan membenciku," racau Karina.

Sementara di luar Kai dan Tiara baru saja datang ke tempat Karina. Hari ini mereka membawa makanan yang ingin sekali Karina makan. Juga sedikit pakaian yang dibeli Tiara karena perempuan itu tidak tahan saat melihat lucunya pakaian yang terpajang itu.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang