LIMERENCE 48

6.6K 764 31
                                        

Info, buat yang mau beli ceritaku di karyakarsa kalian bisa beli lewat web biar harganya normal ya. Caranya buka google, ketik karyakarsa lalu log in. Karena sistem aplikasi sudah pakai kakoin yang harganya lebih mahal. Jadi beli lewat web aja ya guys untuk harga seperti biasa.

Selamat membaca❤️

🌼🌼

Ketakutan yang terbesit di pikiran Karina akhirnya terjadi juga. Masalah yang seharusnya tidak terjadi dan sudah teratasi sebelum menjadi membahayakan malah meledak seperti bom waktu. Dan dia tidak bisa melakukan apa pun selain diam mendengarkan makian yang sedang di terimanya dari seorang perempuan yang ingin dia jauhi sejauh mungkin.

Setelah Ardhani menjemput Javas tadi pagi. Karina langsung bergegas pergi ke tempat kerja seperti kemarin. Dia sengaja berangkat lebih pagi karena kemarin saja dia tidak menjadi orang pertama yang datang di sana. Mengingat dia masih pegawai baru, Karina berpikir dia harus lebih rajin dari mereka yang sudah menetap lama di sana.

Awalnya semuanya baik-baik saja meski dia tidak menjadi yang pertama di sana. Karena Glara dan Bosnya Willy sudah lebih dulu tiba di toko. Karina merasa agak aneh melihat Bos yang seharusnya datang setelah pegawai lain justru dia datang sebelum pegawainya. Dan hal itu sepertinya hal yang wajar karena Bosnya sendiri tidak mempermasalahkannya.

Mungkin saja Bos mereka memang sosok yang rajin. Karena itu di usianya yang masih sangat muda itu Willy bisa memiliki usaha toko roti yang di bilang sukses.

"Kamu benar-benar tidak mendengarkan peringatanku ya?"

Baru saja Toko Roti di buka. Pastry Chef baru bersiap membuat roti. Begitu juga dengan Willy yang baru masuk ke dalam ruangannya dengan Karina yang sedang membereskan kursi. Seorang perempuan yang sangat mereka kenal datang dan langsung memaki Karina.

Ya, perempuan itu Jesica. Entah ada angin dari mana, sepagi ini perempuan itu tiba-tiba saja datang dan menyerobot masuk ke dalam toko walau tahu toko belum sepenuhnya buka.

Karina yang terkejut ketika dengan tiba-tiba seseorang menarik tangannya paksa dan memberikan pertanyaan itu semakin syok melihat siapa yang sedang berdiri di depannya itu.

"Jesica," gumam Karina. Dia tidak tahu kenapa Jesica tiba-tiba ada di sini.

"Kenapa? Terkejut? Kamu memang benar perempuan tidak tahu diri ya. Apa sekarang kamu sedang menantangku?" tanya Jesica. Nada suaranya sedikit mereda.

Karina yang masih bingung dengan pertanyaan-pertanyaan Jesica mengerutkan dahinya. "Apa maksud kamu?"

"Tidak usah pura-pura. Kamu benar-benar munafik sekali, Rin."

Karina tidak tahu masalah apa lagi yang sedang terjadi sampai membuat Jesica harus mendatanginya dan marah seperti ini.

"Aku benar tidak tahu apa maksud kamu. Apa lagi sekarang?" tanya Karina. Dia mencoba bersabar karena sedari tadi Jesica terus memojokkannya.

Jesica mendengus sinis mendengar pertanyaan sok polos dari Karina. Perempuan itu melipatkan kedua tangannya di dada. Dengan angkuh menatap jijik ke arah Karina yang diam menunggu penjelasannya.

"Seharusnya dari kemarin aku sudah mencurigaimu. Kedatangan kamu yang tiba-tiba saja kembali ke kota ini setelah hilang beberapa bulan sepertinya punya niat busuk yang sudah aku pikirkan sebelumnya. Dan sekarang, semuanya benar-benar terjadi," desis Jesica. "Apa setelah kamu menghilang, kamu merasa di butuhkan dan karena itu kembali kemari?"

"Apa masud kamu? Aku benar-benar tidak mengerti. Apa masalahnya jika aku kembali ke kota ini? aku hanya ingin kembali kemari dan memulai hidup baruku di sini. Apa yang salah dengan itu?" tanya Karina.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang