Update Bestie! Selamat pagi, mumpung Kouta masih ada kita update pagi aja 🤣
Buat yang tim gak bisa nunggu bisa langsung cuss ke karyakarsa sudah bab 49 ygy❤️
Selamat membaca, vote dan komen biar aku makin semangat buat lanjutin 😚
🌼🌼
Karina terbangun, dia tersadar dari pingsannya. Entah sudah pukul jam berapa sekarang tapi dia tahu kalau sekarang Karina sedang tidak berada di rumahnya. Dia berada di ruang rumah sakit, sendirian. Semuanya terasa dejavu, karena ini bukan pertama kalinya dia bangun di ruang rumah sakit setelah tak sadarkan diri. Tiba-tiba dia teringat kembali alasan kenapa dia bisa jatuh pingsan.
Masih tidak percaya kalau semuanya akan terbongkar secepat ini. Bahkan Karina tidak akan mengatakan soal bayi ini kepada Ardhani meski pemikiran itu suka sekali dia pikirkan. Alasannya tentu saja Karina takut. Dan ketakutan itu akhirnya benar terjadi. Ardhani sudah tahu soal kehamilannya, terlalu cepat sampai Karina tidak bisa mengontrol rasa takut di dalam dirinya yang membuatnya jatuh pingsan.
Sekarang apa yang harus dia lakukan? Ardhani sudah tahu semuanya. Ardhani sudah tahu kehamilannya dan tahu kalau ini anaknya. Bahkan Karina sudah menceritakan semua kesalahan yang sempat dia lupakan dan tak akan pernah dia ceritakan kepada siapa pun. Dan sekarang, laki-laki itu sudah tahu semuanya.
Karina menoleh cepat mendengar suara pintu ruangan di buka. Laki-laki yang tadi dia pikirkan muncul di sana dengan senyum tipis yang tidak Karina mengerti. Bagaimana dia terlihat baik-baik saja setelah pertengkaran mereka di taman tadi dan setelah mendengar fakta yang diberi tahu Karina.
Ardhani menutup pintu, melangkah pelan mendekat ke arah ranjang tempat tidur. "Kamu sudah bangun."
Karina mengangguk, dia membuang pandangannya ke arah lain. Tidak berani melihat Ardhani. Ada rasa malu dan tidak nyaman ketika dia harus melihat Ardhani di saat seperti ini.
"Apa ada yang sakit?" tanya Ardhani.
Tanpa melihat ke arah Ardhani, Karina menggeleng. "Tidak ada."
Ardhani membuang napas lega. "Maaf."
Satu kata itu membuat Karina terdiam beberapa detik. Dia tidak mengerti kenapa Ardhani harus meminta maaf mengingat semua ini adalah kesalahannya. Harusnya dirinya yang minta maaf karena membuat Ardhani terlibat dalam kesalahan yang dibuatnya.
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak bersikap seperti itu. Maaf kalau kalimatku tadi menyakiti kamu, Rin," lanjut Ardhani.
Karina memejamkan matanya. "Ini salahku, bukan salah kamu."
Ardhani menggeleng meski Karina tidak melihat gerakkan itu. "Tidak, ini salahku. Maafkan aku, aku hanya terlalu terkejut sampai menyalahkan kamu."
"Tidak, ini salahku. Kamu sendiri sudah tahu kalau aku yang melakukannya kan?"
"Tidak. Memang benar mungkin kamu melakukannya. Tapi kalau bukan aku yang memulainya, aku yakin semua ini tidak akan terjadi. Maafkan untuk kata-kataku yang egois tadi," ucap Ardhani.
Karina tidak tahu apakah dia harus senang atau sedih? Ardhani tidak menyalahkannya, Ardhani tidak membencinya mengingat laki-laki itu masih mau bicara kepadanya. Tapi masih ada sesuatu yang membuatnya sedih. Tentang janinnya ini. Apa dia harus mempertahankannya atau membunuhnya untuk menyelesaikan semua masalah mereka.
Tidak di sangka, kecemasan Karina langsung di jawab oleh Ardhani tanpa dia minta. "Untuk bayi itu. Kamu tidak perlu menggugurkannya. Aku akan bertanggung jawab."
Empat kalimat akhir yang di ucapkan Ardhani membuat Karina refleks mendongak menatap Ardhani. "Apa?"
Ardhani menarik napas lalu membuangnya. "Jangan gugurkan bayi itu. Biarkan dia hidup, aku akan bertanggung jawab untuk semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence (TAMAT)
RomanceKarina harus menerima pil pahit ketika Dokter memberi tahu bahwa dirinya positif hamil. Fakta tentang kehamilan yang terjadi karena one night stand juga atas kesalahannya membuat Karina berantakan. ** Semuanya berawal ketika malam itu. Di mana Ardha...