LIMERENCE 37

9.2K 1K 27
                                        

Update! Maaf ya malam kali updatenya 😂 Jangan lupa vote dan komentarnya yaa🤗

🌼🌼


Ardhani mencoba menjalani hidupnya setelah kepergian Karina yang entah ke mana yang sampai sekarang masih tidak terdengar kabarnya. Setelah mendapatkan ceramahan panjang dari Ivander, Ardhani mulai meyakinkan dirinya lagi. Dia mulai memperbaiki hubungannya dengan Ibu dan juga Jesica. Hubungan mereka sudah sangat baik-baik saja. Bahkan minggu kemarin Ardhani baru saja melangsungkan pertunangan dengan Jesica.

Bukannya harusnya Ardhani senang? Hubungannya dengan Ibu sudah akur lagi. Hubungannya bersama Jesica yang dia pikir perempuan itu akan meninggalkannya setelah mengetahui rahasia besarnya yang memiliki anak ternyata tidak seperti itu. Justru hubungan mereka semakin serius. Tapi tidak tahu kenapa, Ardhani tidak lagi antusias dengan hubungan ini. Ada rasa hambar yang beberapa kali menyusup di hatinya.

Ada kekosongan yang Ardhani tahu karena apa. Ya, karena anaknya. Meski pun dia sudah mencoba merelakan kepergian Karina dan anaknya. Tetap saja sesekali dia merindukan bayi itu. Dia merindukan tangis dan genggaman tangannya yang mungil. Dan Ardhani juga merindukan di saat di mana dia dan Karina dan bayi mereka berkumpul dan mengobrol bersama.

"Hai Bro."

Ardhani mendongak. Seorang laki-laki membuka pintu ruangannya. Tersenyum sembari memamerkan pesonanya yang menjijikan untuk Ardhani.

Itu temannya. Sadwa. Laki-laki itu baru saja kembali setelah menyelesaikan belajarnya di luar negeri. Melanjutkan perusahaan Ayahnya. Sadwa anak laki-laki satu-satunya yang sangat di andalkan kedua orang tuanya. Tentu saja dia bukan anak tunggal, Sadwa punya dua Kakak perempuan yang semuanya sudah berkeluarga.

"Sepertinya sesuatu baru saja terjadi sampai kamu harus datang ke tempat kerjaku," sindir Ardhani.

Sadwa hanya tertawa. Dengan santai duduk di Sofa yang tersedia di dalam ruang kerja Ardhani.

"Kenapa kamu selalu berpikir negatif tentang aku?" tanya Sadwa heran.

"Lalu alasan apa yang bisa mendeskripsikan Bos yang harusnya sibuk di tempat kerjanya malah datang ke perusahaan orang lain." Ardhani kembali menyindir Sadwa yang semakin kencang tertawa.

Memang benar Sadwa seorang Bos di perusahaan Ayahnya. Sudah jelas laki-laki itu harusnya diam di kantor dan sibuk dengan dokumen-dokumen yang harus dia cek dan dia tandatangani.

"Kamu memang sangat tahu aku. Tapi sayangnya hari ini pekerjaanku sudah selesai setelah menyelesaikan meeting sialan siang tadi," umpat Sadwa.

Ardhani tahu kalau sebenarnya Sadwa tidak suka meneruskan pekerjaan Ayahnya. Laki-laki itu lebih suka traveling dan menjelajahi tempat indah yang belum pernah dia datangi. Sayangnya keinginanya itu harus dia telan pahit-pahit karena tidak ada yang bisa meneruskan perusahaan Ayahnya selain dirinya sendiri.

"Sepertinya kamu cukup baik mengurus perusahaan Ayahmu," cemooh Ardhani.

Sadwa mendengus. "Bukannya sudah jelas? Kalau aku mengacau di sana Ayah pasti tidak akan tinggal diam."

Ardhani tertawa. Meski pun Sadwa tipe orang yang keras kepala, tetap saja dia tidak bisa melawan Ayahnya. Tidak, bukan tidak bisa melawan Ayahnya. Hanya saja dia tidak bisa melawan wanita cantik yang ada di samping Ayahnya. Siapa lagi kalau bukan Bundanya.

Melihat Sadwa yang bersantai membuat Ardhani ikut malas. Dan akhirnya laki-laki itu menutup laptopnya. "Sepertinya aku butuh secangkir kopi untuk menenangkan pikiranku."

Sadwa tersenyum penuh arti. "Itu ide yang bagus kawan."

**

Ersa sangat senang melihat kembalinya Karina ke kota ini. Karena sekarang dia akan sering bertemu Karina dan bermain ke tempat perempuan itu. Mengajak putrinya untuk bertemu dan bermain dengan putranya Javas.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang