Update! Jangan lupa vote dan komentarnya dong biar aku semangat update di wattpad 😽
🌼🌼
Karina sibuk dengan banyak pertanyaan yang ada di pikirannya. Menghiraukan Ardhani yang masih tidak percaya kalau dia akhirnya bisa bertemu dengan putra dan Ibunya yang sudah sangat lelah dia cari.
"Aku masih tidak percaya kalau aku bisa kembali bertemu dengan kalian," kata Ardhani. Laki-laki itu menatap Karina. "Katakan padaku kalau ini bukan mimpi."
Karina bingung dengan apa yang dikatakan Ardhani. Tapi dia tetap menjawabnya. "Ini bukan mimpi."
"Kamu yakin?"
Karina mengangguk. "Ya."
Tapi Ardhani masih tidak yakin. "Coba cubit tanganku," kata Ardhani. Menyodorkan satu tangannya yang telanjang ke arah Karina.
Dahi Karina mengerut. "Ha? Untuk apa?"
"Cubit saja."
Karena tidak punya pilihan lain akhirnya Karina melakukan apa yang di minta Ardhani. Perempuan itu mencubit Ardhani yang membuat laki-laki itu memekik sakit.
"Oh? Maaf, apa aku mencubit terlalu keras?" tanya Karina. Dia juga ikut kaget saat Ardhani berteriak karena ulahnya.
Tapikan Ardhani sendiri yang menginginkan itu. Jadi Karina tidak salah karena dia hanya melakukan apa yang laki-laki itu minta.
Ardhani tentu saja tidak marah. Laki-laki itu malah tertawa, tawa haru yang tidak bisa dia sembunyikan saat tahu apa yang dia lihat kali ini bukan mimpi, tapi nyata.
"Ini benar-benar bukan mimpi," kata Ardhani. Dia tersenyum ke arah Karina lalu menatap Javas. "Sudah lama sekali aku mencari kalian. Aku bahkan tidak tahu lagi harus mencari kalian ke mana karena semua usahaku untuk mencari tidak membuahkan hasil sama sekali."
Karina terdiam. Yang baru saja di akui Ardhani membuat pertanyaan yang ingin Karina tahu terjawab. Tentang apa Ardhani mencari mereka. Dan laki-laki itu menjawab tanpa Karina beri pertanyaan.
Ardhani mendesah. "Aku tidak tahu harus mencari kamu dan Javas ke mana. Aku sudah pergi ke tempat-tempat yang pernah kamu kunjungi. Ke setiap sudut kota. Menanyakan kamu ke teman-teman kamu, tapi jawabannya tidak membuahkan hasil apa pun saat mereka menjawab kalau mereka tidak tahu tentang kepergian kamu," kata Ardhani.
"Kamu mencari ku?" tanya Karina.
Ardhani mengangguk. "Setelah kejadian Ibu yang menemui kamu. Aku marah besar, aku tidak tahu dari mana Ibu tahu alamat kamu dan tentang kamu dan Javas."
Karina mendadak kembali di paksa untuk membuka luka yang ingin dia lupakan. Tapi dia meyakinkan dirinya sendiri kalau dia tidak boleh takut.
"Dari mana Ibu kamu tahu soal aku dan anakku?" tanya Karina.
Senyum Ardhani memudar. Dia kembali marah jika mengingat kembali hal itu. Karena alasan itu lah yang membuat Karina dan putranya pergi darinya. "Jesica yang memberi tahunya."
"Jesica," gumam Karina. Dia syok, tapi juga tidak begitu terkejut kalau dalang dari kemarahan Ibu Ardhani kepadanya adalah Jesica. Karina sangat mewajarkan jika Jesica mengadu soal ini kepada Ibu Ardhani karena merasa dikhianati. Karena mau bagaimana pun dia memang salah. Tapi sekarang dia tidak peduli, dia tidak mengusik siapa pun dan orang lain pun tidak ada yang boleh mengusik hidupnya. Apa lagi mengusik putranya.
"Maafkan aku yang tidak merespons dengan cepat soal kejadian itu, Rin. Aku benar-benar menyesal," kata Ardhani.
Karina menghela napas berat. "Kamu tahu alasan kenapa aku pergi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence (TAMAT)
RomanceKarina harus menerima pil pahit ketika Dokter memberi tahu bahwa dirinya positif hamil. Fakta tentang kehamilan yang terjadi karena one night stand juga atas kesalahannya membuat Karina berantakan. ** Semuanya berawal ketika malam itu. Di mana Ardha...