LIMERENCE 13

6K 858 20
                                    

Terima kasih buat yang sudah mendukung cerita Karina♥️ selamat membaca♥️

🌼🌼

Apa yang harus di rasa ketika hal yang tidak diinginkan malah terjadi? Hati berjuang untuk menghilangkan rasa dan jejak manis yang pernah terjadi. Tapi kenapa harus berakhir seperti ini. Kenapa harus ada hasil dari sesuatu yang tidak di sengaja. Kenangan manis yang harusnya dia telan sendirian, harus membawa bekas yang tak pernah dia pikir akan terjadi.

Karina, perempuan itu masih tergucang jiwanya. Kabar kehamilan ini membuatnya hilang akal. Kenapa hal ini harus terjadi ketika dengan keras dia mencoba melupakannya? Tentu saja ini anak Ardhani. Karena Karina tidak tidur dengan siapa pun lagi kecuali malam itu, bersama Ardhani.

Karina duduk termenung di atas tempat tidur. Ersa yang masih menemaninya bingung harus berbuat apa. Dia tidak tahu siapa laki-laki yang sudah menghamili temannya. Dia bertanya, tapi kondisi Karina sedang tidak bisa ditanyai.

Ersa keluar sebentar. Mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang yang kiranya bisa membantu Ersa untuk mencari solusi dan jalan keluar. melihat betapa terpukulnya Karina membuat Ersa khawatir. Bagaimana jika selama ini Karina mendapatkan pelecehan dan dia tidak tahu? Jika benar, Ersa akan menghancurkan laki-laki bajingan itu.

"Kai, kamu di mana?" Ersa langsung bertanya. Tanpa basa-basi ketika panggilannya di terima oleh si pemilik.

"Lagi di luar."

Ersa mendesah. "Kamu lagi sibuk ya?"

"Lumayan."

"Bisa kemari tidak?"

"Ke mana?"

"Tempat Karina."

"Ada apa?"

Ersa menarik napas lalu membuangnya perlahan. "Ada sesuatu yang terjadi. Aku tidak bisa menjelaskannya di telepon. Bisa datang langsung kemari?"

"Kalau tidak penting aku tidak mau. Aku sedang sibuk berkencan dengan kekasihku," balas Kai di seberang sana.

Ersa berdecak mendengar balasan Kai. "Datang kemari dengan kekasih kamu. Ini penting, aku tidak tahu harus bagaimana."

"Bicara yang benar. Ada apa?"

Ersa memejamkan matanya. Kesal karena Kai tidak bisa peka dan langsung kemari saja. Tidak punya alasan lagi, akhirnya Ersa mengatakan yang sebenarnya. "Karina hamil."

Tidak ada balasan dari sana. Sampai suara Kai yang terdengar tak kaget sama sekali terdengar lagi. "Oke, aku ke sana."

Panggilan terputus. Ersa menganga, padahal dia baru saja ingin bicara lagi. Perempuan itu berdecak, menatap ponselnya dengan perasaan kesal. "Dasar laki-laki menyebalkan."

**

Kai yang baru saja mendapatkan panggilan dari Ersa terdiam beberapa saat. Laki-laki itu tidak bohong, dia memang sedang bersama kekasihnya. Sedang duduk menikmati sarapan pagi di sebuah rumah makan. Melihat Kai yang diam saja membuat kekasihnya mengerutkan dahinya bingung.

"Ada apa?" tanyanya.

Kai menoleh. Laki-laki itu membuang napas beratnya. "Karina."

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang