LIMERENCE 59

6.2K 725 36
                                        

Update! Koreksi ya kalo masih ada typo. Selamat membaca, jangan lupa support vote dan komentarnya ya♥️

Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Liburan pertama bersama mereka akhirnya datang. Ardhani dengan pakaian santainya sudah datang ke kediamannya untuk menjemput Karina dan Javas. Ini waktu yang sangat berharga, mereka harus menikmatinya.

"Kita akan pergi ke mana?" tanya Karina.

Hari ini Ardhani tidak menggunakan sopir. Laki-laki itu sendiri yang mengendari mobilnya dengan Karina yang duduk di samping kemudi sembari memangku Javas.

"Menurut kamu enaknya ke mana?" tanya Ardhani.

Karina menggeleng. "Aku tidak tahu."

"Kalau di ajak ke tempat bermain, Javas masih kecil dan tidak bisa melakukan apa-apa," kata Ardhani. "Bagaimana kala kita Wisata Aquarium saja? Mengajak Javas melihat ikan-ikan sepertinya seru."

Karina tersenyum "Sepertinya itu ide yang bagus."

"Jelas dong. Di sana juga ada taman indah dan nyaman untuk Javas."

Karina mengangguk. "Baiklah."

Ardhani tersenyum lalu fokus mengendari mobil. Membuat suasana mendadak menjadi hening karena Javas tertidur pulas di gendongan Karina.

Karina menatap lurus jalanan di depannya. Ini pertama kalinya dia berjalan berdua dengan Ardhani untuk berlibur. Dan tidak hanya berdua, mereka bersama putra mereka.

Meski awalnya kehadiran Javas tidak di inginkan. Sekarang Karina malah bersyukur, karena Javas lahir bukan hanya demi menguatkannya saja, tapi juga memberikan kebahagiaan kepada orang lain.

Seandainya dulu Ardhani meminta Karina untuk menggugurkan Javas, sudah pasti Javas tidak mungkin lahir dan bisa dia peluk seperti iini. Syukurlah Ardhani mau menerima Javas, bahkan mengakui putranya itu sebagai darah dagingnya tanpa syarat.

Tiba-tiba saja Karina teringat sesuatu. Dia teringat Jesica dan kalimat terakhirnya di taman waktu itu.

Karina bingung memulainya dari mana. Tapi dia harus mengatakan ini. Berdehem sekali, akhirnya Karina mencoba memberanikan diri.

"Kamu akan menikah, Dhan?" tanya Karina.

Ardhani yang sedang fokus menyetir terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Karina barusan. "Hah? Dari mana kamu tahu?"

Ardhani jelas terkejut. Karena tidak ada orang yang tahu soal rencananya ini selain Jesica dan orang tuanya.

"Dari Jesica."

Ardhani terdiam. "Jesica?"

Karina mengangguk. "Hm. Dia datang menemui ku,"

Ardhani menoleh ke arah Karina sekejap dengan raut kaget. "Ada apa? Kenapa dia datang menemui kamu?"

Karina mendesah. "Hanya meluruskan kesalahpahaman waktu itu. Dan juga mengatakan kalau dia sebentar lagi akan menikah dengan kamu."

Ardhani menghembuskan napas lega. Jawaban Karina membuat laki-laki itu cukup takut, karena dia takut Jesica membuat masalah kembali dengan Karina. Tapi syukurlah Jesica tidak melakukan itu.

Ardhani mengangguk. "Ya. Kami akan segera menikah."

Tidak tahu kenapa, pengakuan itu membuat rasa aneh di hati Karina. Meski dia sudah membuang perasaannya untuk Ardhani. Di sudut hatinya yang masih dalam, rasa sakit itu masih ada. Dan sekian lama dia menguburnya, rasa sakit itu tiba-tiba saja kembali muncul dan membuat hatinya semakin tidak nyaman.

Karina tersenyum. "Syukurlah. Semoga lancar ya."

Ardhani tersenyum. "Ya. Rencananya malam ini aku akan melamarnya."

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang