LIMERENCE 4

18.8K 1.7K 31
                                        

Update! Ada yang nunggu? Makasih buat yang udah mau baca❤️ jangan lupa vote dan komentarnya 🙆

🌼🌼

Mendengar gosip yang beredar tentang Ardhani membuat hati Karina berdebar tidak karuan. Bukan debaran menyenangkan yang sering dia rasakan seperti biasanya. Sekarang debaran itu terasa menakutkan. Seharusnya Karina tidak perlu merasa setakut ini karena Ardhani saja tidak mengingat apa-apa soal semalam. Bahkan tadi saja laki-laki itu menyapa dan tersenyum ramah seperti biasanya.

"Kenapa sih, Rin? Dari tadi aku perhatikan kamu seperti ketakutan. Jangan bilang kamu baru melihat hantu," tebak Ersa, teman kerja Karina.

"Mana ada hantu di sini, yang ada dia terpesona melihat ketampanan aku," sahut Riz.

Ersa menatap Riz ngeri. "Kamu tidak punya kaca kah di rumah Riz?"

"Memang kenapa?" tanya Riz.

Ersa menyipitkan pandangannya. "Sepertinya hantu tidak akan terpesona sama muka kamu. Yang ada mereka kabur karena muka mu menyeramkan," ejeknya.

Riz mendengus. "Bilang saja kamu juga terpesona. Tidak apa-apa, jujur itu lebih baik Sa."

Mendengar ucapan percaya diri Riz membuat Ersa merespons dengan gerakan mual. Bukan hanya Ersa yang akan mual mendengar ucapan percaya diri Riz barusan. Harusnya Karina juga merespons gerakan yang sama yang dilakukan Ersa. Bahkan mungkin Karina akan merespons lebih. Sayangnya perempuan itu diam saja. Berdiri setelah mengantarkan minuman ke meja pelanggan. Pandangannya menatap lurus ke depan.

Ersa dan Riz menatap Karina heran karena perempuan itu tidak merespons obrolan random mereka seperti biasanya. Dahi mereka mengerut, kompak menoleh ke arah Karina memandang. Di sana, mereka mendapati sosok yang sedang di lihat Karina. Dua orang yang sedang bercengkerama mesra di depan meja Bar.

Ersa dan Riz kompak saling pandang, mereka menghela napas berat saat tahu yang dilihat Karina adalah Ardhani dan kekasihnya, Jesica. Menatap Karina simpati, mereka tahu Karina begitu mencintai Ardhani. Bahkan setelah tahu bahwa Ardhani sudah punya kekasih, Karina masih saja mencintai laki-laki itu.

"Sabar ya, Rin." Ersa menepuk bahu Karina. Menyadarkan perempuan itu dari lamunannya.

"Kenapa?" tanya Karina, bingung.

Ersa dan Riz kembali saling pandang melihat respons Karina. Mereka berpikir Karina sedang berpura-pura tidak mengerti apa yang dikatakan Ersa barusan. Padahal kenyataannya Karina sedari tadi tidak menyimak obrolan yang sedang berlangsung antara Ersa dan Riz meski Karina ada di antara keduanya.

"Aku tahu move on itu susah, Rin. Tapi kamu harus bisa, aku yakin kamu bisa. Kamu tidak mau terus-terusan mencintai laki-laki yang sudah punya kekasih 'kan?" tanya Riz terang-terangan.

Ersa melotot ke arah Riz. Memang benar mereka semua tahu kalau Karina mencintai Ardhani. Tidak semua, hanya karyawan di Bar saja tentunya. Tapi pertanyaan blak-blakan Riz barusan terdengar menyakitkan untuk Karina. Memang siapa yang ingin jatuh cinta kepada laki-laki yang sudah punya kekasih.

Bukan mengerti kode yang diberikan Ersa. Riz malah semakin mengutarakan keluhannya. "Aku kasihan sama kamu, Rin. Aku tahu gimana rasanya jadi kamu. Pasti sakit hati lihat orang yang kita suka udah punya kekasih. Tapi kamu harus bisa move on. Kamu tidak bisa terus berharap kepada laki-laki yang sudah punya komitmen seperti Ardhani. Kamu tidak berniat menjadi orang ketiga di hubungan mereka kan?"

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang