LIMERENCE 25

9.3K 1K 49
                                        

Update! Jangan lupa di vote sama di komentarin biar aku gak males update di wattpad ya bestie ❤️

Selamat membaca😽

🌼🌼

Semua orang bahagia ketika suara tangis bayi terdengar dari dalam ruangan. Kai dan Tiara berpelukan, Tiara bahkan menangis mendengar suara yang sedari tadi mereka tunggu itu. Sama seperti Ersa yang tidak henti mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan. Dan mereka berharap semuanya baik-baik saja. Semua yang ada di ruangan selamat bayi dan ibunya.

Sampai Dokter keluar dan menanyakan Ayah dari bayi yang baru saja lahir. Mereka semua membisu beberapa detik sebelum Kai menjawab kalau Ayahnya sedang dalam perjalanan kemari. Dan untuk sekarang, Kai lah yang menjadi wali dari Karina dan mengatakan kalau laki-laki itu adalah Kakaknya.

Setelah itu mereka di izinkan masuk untuk melihat Karina dan Bayinya yang lahir selamat dan sehat.

Tiara tersenyum melihat bayi berjenis kelamin laki-laki itu. "Akhirnya kamu keluar juga ya, Nak."

Kai mengusap matanya yang memerah. Meski dia laki-laki, dia juga tidak bisa menahan haru melihat perjuangan Karina.

"Sangat tampan," kata Ersa.

"Kamu baik-baik saja Rin?" tanya Kai yang masih mencemaskan nya.

Karina tersenyum lalu mengangguk. "Terima kasih sudah datang."

Tiara berdecak. "Tentu saja kami akan datang. Kamu tidak tahu betapa paniknya kami semua mendengar kabar melahirkan kamu yang mendadak ini."

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Kai. Laki-laki itu sudah tidak tahan ingin mendengar sebenarnya apa yang terjadi sampai membuat Karina di bawa ke rumah sakit oleh orang tak di kenal yang menolongnya.

Karina tertunduk. "Itu─"

"Jangan diceritakan dulu kalau sulit, Rin. Aku tahu kamu pasti lelah." Ersa memberi kode kepada Kai dan Tiara untuk tidak dulu memaksa Karina bercerita.

Karina baru saja melahirkan. Dia tahu ada banyak hal yang ingin perempuan itu juga ceritakan tapi tidak bisa. Sudah cukup besar masalah yang Karina hadapi selama ini. Untuk sekarang, sebaiknya mereka bercerita yang baik-baik saja. Karina juga pasti lelah menahan sakit. Dan untuk menghindar Karina dari baby blues juga, mereka harus memahami situasi.

"Maafkan aku," kata Karina.

Tentu saja Kai merasa bersalah dan dengan cepat membalas. "Tidak apa-apa. Ini salahku juga menanyakan itu di saat seperti ini. Tidak apa-apa. Yang terpenting sekarang kamu dan bayi mu selamat."

Karina tersenyum. Amat sangat terharu melihat teman-temannya datang. Mereka selalu ada untuknya bahkan di saat tersulit seperti ini. Dan Ardhani, Karina melirik ke pintu ruangan yang tidak ada tanda-tanda orang lain akan masuk. Karina tahu sekarang hubungan Ardhani dan Jesica sedang tidak baik. Apa Ardhani benar-benar tidak akan datang dan melihat bayi mereka? Padahal laki-laki itu berjanji akan menemaninya.

"Aku sudah memberi tahu Ardhani," ujar Kai.

"Apa?"

"Aku sudah memberi tahu Dhani kalau kamu akan melahirkan," kata Kai. "Mungkin sebentar lagi dia akan kemari," lanjutnya. Meski tidak tahu apa laki-laki sialan itu akan datang atau tidak. Hanya ini yang bisa Kai katakan untuk sedikit menghibur perasaan Karina.

"Ah." Karina mengangguk. Tapi perasaannya mengatakan sesuatu yang sebaliknya. Kalau Ardhani tidak akan kemari. Tapi harapan di hatinya masih ada, dia masih berharap Ardhani akan kemari dan melihat anak yang selalu dia banggakan ketika masih di dalam kandungan.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang