LIMERENCE 69

6.6K 836 19
                                        

Update! Selamat membaca:*

Karina masih tidak habis pikir dengan pengakuan Ardhani barusan. Bisa-bisanya laki-laki itu mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya di depan orang yang tidak dia kenal. Memang benar, sudah bukan rahasia umum lagi kalau Javas adalah putra Ardhani. Tapi tidak semua orang tahu, hanya orang-orang terdekat mereka saja yang tahu. Dan Karina juga tidak berniat memberi tahu siapa pun lagi tentang kebenaran itu karena memang tidak perlu.

Karina sampai memohon kepada Zain tadi agar Zain tidak perlu mendengarkan apa yang Ardhani katakan. Untung saja Zain tipe laki-laki yang tidak begitu ingin tahu tentang urusan orang lain. Padahal dia masih kesal kepada laki-laki itu dan sekarang Ardhani membuat masalah baru.

Karina menatap ponselnya yang baru saja mendapatkan pesan masuk. Dia sedang bertukar pesan dengan Tiara.

Tiara

Kalau sempat aku dan Kai akan mampir ke sana. Tapi jangan di tunggu takut tidak jadi karena aku dan Kai masih sibuk mengurus beberapa hal di sini.

Karina tersenyum. Dua orang itu sedang di sibukan dengan persiapan mereka yang sebentar lagi akan menikah. Setelah mendapatkan restu akhirnya keduanya memutuskan untuk mempercepat pernikahan mereka. Tentu saja kabar baik itu membuat Karina sangat bahagia. Ini lah yang ingin Karina lihat dari Tiara dan Kai.

Iya. Tidak usah banyak berpikir. Fokus saja ke pernikahan kalian.

Tiara

Tapi aku merindukan Javas. Sudah lama sekali tidak melihatnya, aku ingin memeluknya.

Karina mendengus geli.

Nanti ada saatnya. Javas juga sangat merindukan kamu dan Kai. Jadi jaga kesehatan kalian di sana ya, semoga semuanya lancar.

Tiara tidak membalas pesan Karina lagi. Sepertinya perempuan itu benar-benar sibuk sekali. Karina memakluminya dan berdoa semuanya di lancarkan.

Baru saja dia menaruh benda persegi itu di atas meja tiba-tiba suara pintu di ketuk terdengar. Dahi Karina mengerut, siapa yang bertamu ke tempatnya malam-malam? Padahal dia tidak punya janji dengan siapa pun.

Tidak mau menebak-nebak akhirnya Karina beranjak. Berjalan ke arah pintu yang suara ketukannya kembali terdengar.

"Siapa─Dhani?" Karina menganga melihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu.

Ardhani tersenyum. "Syukurlah kamu belum tidur. Sudah makan? Ini aku bawakan makan," kata Ardhani, mengangkat plastik berisi makanan.

Kerutan di dahi Karina semakin lebar. Manusia mana juga yang jam segini akan tidur? Ini baru jam 7 malam. Lagi pula, kenapa dia harus jauh-jauh kemari hanya untuk mengantar makanan? Mana tidak mengabarinya sama sekali. Apakah Ardhani lupa dengan masalah mereka yang belum selesai?

"Kenapa kamu kemari?" tanya Karina. Tapi dia juga tidak bisa menolak Ardhani dan menerima makanan yang diberi Ardhani.

Dan tanpa di persilahkan laki-laki itu masuk ke dalam rumah. "Kenapa? Tidak boleh? Aku kan juga rindu anakku."

Karina semakin dibuat bingung. "Rindu? Padahal dua hari ini kalian sudah bertemu."

"Tetap saja, aku masih sangat merindukannya,"

Karina menggeleng heran. Dia bahkan lupa akan kekesalannya kepada Ardhani soal pertengkaran semalam.

"Apa kamu pulang dengan selamat?" tanya Ardhani.

Karina yang baru saja kembali dengan piring dan sendok di tangannya mengangguk. "Tentu saja selamat, seperti yang kamu lihat."

Ardhani mengangguk cuek. "Javas bagaimana? Dia baik-baik saja?"

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang