LIMERENCE 80

7K 726 14
                                    

Update!

Jangan lupa vote dan komentarnya ya, selamat membaca 😽❤️

Karina masih tidak percaya kalau akhirnya dia bisa sedekat ini dengan Ardhani. Pria yang dulu hanya bisa dia lihat dari jauh, pria yang dulu hanya dia cintai dalam diamnya. Pria yang selalu memberi luka dan kesadaran diri karena tak bisa di miliki. Sekarang, dia sedang duduk di sampingnya, bukan hanya itu saja. Sekarang Ardhani bahkan sedang duduk bermain bersama Javas. Putra yang lahir dari perutnya. Juga darah daging Ardhani sendiri.

Karina tidak pernah bermimpi bisa bersama dengan Ardhani sebelumnya karena dia sadar diri kalau saat itu Ardhani sudah punya kekasih. Bahkan bagai langit dan bumi, Karina tidak berani membandingkan dirinya dengan Jesica yang terlalu sempurna.

Hubungannya dengan Ardhani tidak seasing itu. Karena Ardhani teman Kai, Ardhani juga berteman dengan Karina. Meski mereka cukup dekat, tapi Karina tahu kalau kedekatan itu hanya sebatas pertemanan saja. Bahkan saat itu Ardhani menganggap Karina sebagai adiknya sendiri karena umur Ardhani lebih tua dari Karina. Tapi siapa sangka kalau sekarang semuanya berubah.

Hubungan rumit ini terjadi karena kebodohannya sendiri. Kebodohan yang membuat Karina awalnya ingin mengakhiri segalanya saat tahu dia hamil hasil hubungan yang tidak baik. Meski dia tidak mau, tapi dia tetap akan melakukan apa pun yang Ardhani putuskan saat itu. Sayangnya Ardhani membuat pilihan yang membuat hubungannya dengan Jesica rumit karena menyeretnya ke dalam hubungan percintaan mereka.

Ya, harusnya semuanya sudah berakhir. Meski akhirnya Ardhani akan tetap mempertanggung jawabkan janjinya sebagai Ayah Javas. Seharusnya Ardhani menikah dengan Jesica. harusnya Ardhani hidup bahagia dengan Jesica, bukan dengannya. Apa Ardhani menyesali apa yang sudah terjadi? Apa Ardhani menyalahkan dirinya atas kandasnya hubungan cinta mereka seperti apa yang selalu di tuduhkan Jesica kepadanya?

"Kenapa kamu melamun terus?"

Karina tersadar, dia mengerjapkan matanya. "Hah? Siapa yang melamun," elaknya.

Ardhani mendengus. "Kamu lihat? Ibu kamu sedang mengajari berbohong sekarang," kata Ardhani kepada Javas yang sedang berada di pangkuannya. "Kamu jangan mengikutinya ya Nak."

Karina berdecak. "Kapan juga aku berbohong."

"Tuh, sekarang Ibu berbohong lagi."

"Ih, apa sih."

"Lihat, Ibu kamu masih belum mau jujur. Padahal jelas-jelas tadi melamun karena di panggil beberapa kali tidak ada reaksi."

"Ini aku bicara."

"Ya itu, sebelum kamu akhirnya sadar tadi aku sudah memanggil beberapa kali."

Dahi Karina mengerut. "Masa sih? Perasaan kamu baru sekali memanggilku."

"Jelas kamu tidak sadar karena sedang melamun?"

"Memang iya?"

"Iya," sahut Ardhani mendengus. "Apa yang lagi kamu pikirkan?"

Karina menggeleng. "Aku gak memikirkan apa-apa."

"Bohong itu dosa. Lagi pula mana ada orang melamun tanpa memikirkan apa-apa. Ayo bilang, bukannya sudah janji kita bakal saling jujur buat kedepannya," ujar Ardhani.

Karina meringis. Ya, mereka baru saja menjanjikan sesuatu satu sama lain setelah akhirnya Karina menerima lamaran Ardhani. Selain meminta bukti kalau Ardhani memang serius, mereka juga mulai saat ini harus saling terbuka, jujur dan menceritakan apa pun yang mengganjal di dalam hati untuk menghindari kesalah pahaman dan pertengkaran di hubungan mereka yang baru saja akan di mulai.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang