LIMERENCE 23

8.1K 1K 65
                                        

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya ya bestie( ˘ ³˘)♥

🌼🌼

Waktu demi waktu berjalan begitu cepat. Sampai tidak terasa kandungan Karina sekarang sudah masuk 35 minggu. Perutnya sudah besar dan sudah tidak bisa lagi menyembunyikan kehamilannya kepada orang-orang yang melihatnya. Tapi rahasianya masih tertutup rapat, dan hanya beberapa orang saja yang tahu tentang bayi dan ayah bayi yang di kandungnya. Meski dia terkadang mendapatkan tatapan hina dari orang-orang, Karina tidak mau memikirkannya.

"Kenapa hari ini kamu senang sekali?" tanya Ersa yang hari ini memutuskan bermain di rumah Karina dengan putri kecilnya.

Karina tersenyum. Aura wajahnya semakin hari semakin bersinar. Ersa bahkan terpesona dengan kecantikan Karina yang semakin bersinar dengan membesarnya perut itu. Ersa ingat sekali bagaimana dulu dia hamil. Jangankan cantik, mandi saja semaunya. Benar-benar malas sekali. Padahal orang jaman dulu bilang, kalau anaknya perempuan saat hamil Ibunya akan rajin dan cantik.

"Hari ini Ardhani akan kemari," jawab Karina, senyumnya tidak berhenti mengembang.

"Apa ada sesuatu sampai kamu sebahagia itu?" tanya Ersa lagi, penuh selidik.

Karina terkekeh. "Ardhani akan mengajakku keluar untuk membeli semua keperluan bayi."

Ersa menganga. "Benarkah? Ah pantas saja kamu sangat senang."

Karina mengulum senyumnya. "Kamu tahu sendiri selama ini aku tidak pernah keluar apa lagi bersama Ardhani. Karena itu aku sangat bersemangat, apa lagi Ardhani mengajakku memilih keperluan bayi. pasti ada banyak pakaian lucu di sana. Ah, membayangkannya saja sudah membuatku bersemangat."

Ersa terkikik melihat wajah ceria Karina. Tentu saja memilih keperluan bayi itu satu hal yang sangat menyenangkan. Ersa juga pernah merasakannya, dia bahkan ingin sekali membeli semua benda yang di lihatnya karena begitu lucu. Sayangnya, Ersa tidak sekaya itu. Karena itu dia hanya membeli yang memang diperlukan saja.

"Sebentar lagi kamu akan melahirkan ya?" tanya Ersa.

Karina mengangguk. "Perkiraannya akhir bulan depan. Tidak tahu lebih cepat atau lambat."

"Tidak apa-apa. Yang terpenting keluar dengan sehat dan selamat Ibu dan juga bayinya," kata Ersa.

"Aamiin." Karina tersenyum. Dia lalu menoleh ke arah Naura yang sedang asyik bermain boneka barbienya. "Naura sedang apa?"

"Sedang bermain boneka."

"Siapa nama bonekanya?"

"Ana!" teriak Naura ceria.

Karina tersenyum begitu juga dengan Ersa. "Ah, nama yang bagus. Cantik seperti yang punya."

Naura tersipu. Anak itu kembali bermain dengan bonekanya dan sedikit menjauh. Membiarkan dua perempuan di sampingnya mengobrol bersama.

"Apa Naura sudah bertemu dengan Ayahnya?" tanya Karina kepada Ersa yang menatap sendu putrinya yang sedang tertawa-tawa.

"Belum."

Karina menarik napas lalu membuangnya. "Apa kamu berniat akan memberi tahu laki-laki itu soal Naura?"

Ersa menatap Karina. "Aku tidak tahu."

"Aku tahu ini berat, Sa. Bahkan lebih dariku, kamu jauh lebih terpuruk. Tapi kamu hebat, kamu bahkan bisa membesarkan anak cantik itu sendiri," puji Karina.

Ersa tersenyum. Itu benar, dia ibu yang hebat. Entah sudah berapa penderitaan yang dia rasakan demi membesarkan anaknya yang sekarang sudah tumbuh menjadi putri yang begitu cantik.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang