LIMERENCE 27

10K 951 38
                                        

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya ya❤️

🌼🌼

Karina masih belum bisa pulang, perempuan itu masih harus di rawat di rumah sakit untuk beberapa hari. Tentu saja Ardhani sebagai ayah dari si bayi bertanggung jawab untuk semuanya. Ardhani mengurus semua hal dan membayar semua biaya rumah sakit Karina sampai perempuan itu bisa pulang. Meski masih ingin lebih lama dengan bayinya, Ardhani tahu dia tidak bisa melakukan itu. Dia masih punya masalah yang harus di selesaikan.

Dan setelah berpamitan kepada Karina dan teman-temannya, akhirnya Ardhani memutuskan untuk pulang meski sedikit tidak rela. Dia masih ingin berlama-lama dengan bayinya, hanya saja kondisi tidak memungkinkan. Seandainya Jesica belum tahu soal ini, tentu saja Ardhani akan terus berada di rumah sakit sampai Karina benar-benar sehat.

"Kamu dari mana?"

Ardhani terkejut, jantungnya hampir saja jatuh mendengar pertanyaan tiba-tiba saat dia baru saja masuk ke dalam rumah. Ardhani menoleh, dia melihat Jesica sudah duduk di atas sofa. Sembari melipatkan kedua tangannya di dada, perempuan itu menatap Ardhani ingin tahu.

"Kamu sudah bangun?" tanya Ardhani. Laki-laki itu mencoba bersikap santai. Ardhani melangkah mendekati Jesica setelah menutup pintu. "Bagaimana keadaan kamu? Sudah baikan?"

Jesica mendesah. "Menurut kamu bagaimana? Bisa-bisanya kamu pergi saat kekasih mu seperti ini. Bukannya kamu sudah janji tidak akan meninggalkan aku?"

Ardhani memejamkan matanya sebentar. "Maafkan aku. Aku hanya keluar sebentar saja. Aku pikir kamu masih─"

"Kamu pergi menemui perempuan itu?"

Ardhani terdiam, kalimat yang belum selesai itu terpotong oleh pertanyaan yang tidak ingin Ardhani dengar. Kenapa harus pertanyaan itu yang keluar dari mulut Jesica. Tapi tentu saja kekasihnya akan menanyakan alasan itu. memang apa yang akan di tanyakan perempuan yang baru saja di tinggalkan pergi setelah si laki-laki memberikannya janji untuk tidak akan pergi?

"Sayang─"

"Kamu habis pergi menemui perempuan itu." sekali lagi Jesica memotong ucapan Ardhani yang baru saja keluar. Kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, pertanyaan yang ingin sekali Ardhani hindari kalau saja dia bisa.

Tapi Ardhani tahu kalau dia tidak bisa mengelak lagi. Dia tidak bisa berbohong lagi setelah apa yang sudah dia lakukan kepada Jesica. Dan akhirnya, Ardhani mengangguk. Menjawab pertanyaan yang sudah Jesica tahu.

"Maafkan aku. Aku harus pergi sebentar untuk mengurus beberapa hal karena Karina melahirkan," jawab Ardhani.

Jesica sudah tahu, dia sudah menguping pembicaraan Ardhani ketika laki-laki itu menelepon tadi. Tapi tetap saja rasanya dia ingin marah, dia kesal. Dia masih tidak percaya kalau hal ini akan terjadi kepadanya. Jesica masih tidak percaya kalau Ardhani punya anak dari perempuan lain dan bukan dari dirinya. Jesica masih syok kalau Ardhani bisa mengkhianatinya.

"Bukannya kamu sudah berjanji untuk tidak akan pergi?" tanya Jesica.

Ardhani mengangguk. "Ya, aku tahu. Maafkan aku."

"Kamu mengingkarinya lagi, Dhani. Kamu sudah janji tidak akan meninggalkan aku pergi dan kamu diam-diam malah pergi menemui perempuan sialan itu? Tidakkah kamu merasa sedikit bersalah kepadaku? Kamu sudah mengkhianati ku dan aku berbesar hati untuk mencoba mengerti situasi ini walau semuanya masih mengejutkanku. Dan sekarang kamu lagi-lagi membuat aku kecewa," ujar Jesica, terluka.

"Maafkan aku, Sayang. Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf. Jika saja bisa, aku tidak mungkin pergi ke sana. Tapi itu anakku, aku Ayahnya. Anakku lahir dan aku sebagai Ayah sudah jelas harus bertanggung jawab. Aku sudah membuat Karina terluka, aku sudah membuat Karina berjuang sendirian demi melahirkan bayiku─"

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang