LIMERENCE 24

8.9K 1K 55
                                        

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya ya ges ya❤️ selamat membaca😽

🌼🌼

Kondisi Karina begitu memprihatinkan. Beberapa orang yang berada di sekitarnya tanpa pikir panjang membantu Karina untuk segera membawa perempuan itu ke rumah sakit. Melihat bagaimana kondisi Karina, mereka tahu kalau perempuan itu hendak melahirkan. Di tengah rasa sakit yang sedang bergejolak, Karina meminta di antara orang itu untuk mengambilkan ponselnya.

Mencari nama orang yang bisa membantunya di saat seperti ini. Matanya terperangah kepada satu nama yang terkahir kali memanggilnya. Ardhani, laki-laki itu pergi meninggalkannya. Dan Karina tidak bisa menghubunginya walau kondisi yang dia alami sekarang adalah tanggung jawab Ardhani juga. Karina tidak mau membuat hubungan Ardhani dan Jesica semakin memburuk.

Akhirnya Karina memilih menelepon Kai. Tapi panggilannya tidak di terima. Karina juga mencoba menghubungi Ersa dan Tiara yang tidak menerima panggilannya. Karena mulas yang tak bisa di tahan. Karina memilih menyerah dengan telepon yang tak kunjung mendapat balasan. Yang dia harapankan sekarang, semuanya berjalan dengan lancar. Semuanya baik-baik saja.

Dan sesampainya di rumah sakit. Semuanya tidak berjalan dengan baik karena tidak ada wali dari Karina. Dan tidak lama Ersa tergopoh-gopoh datang dan dengan lantang mengatakan kalau dia wali Karina. Meminta Dokter untuk segera menangani Karina yang harus di lakukan operasi cesar. Di saat seperti ini tidak ada yang bisa Karina lakukan selain menahan tangis yang ingin pecah.

"Tenang ya Rin, semuanya baik-baik saja. Kamu pasti bisa," kata Ersa menyemangati.

Pertahanan Karina akhirnya pecah juga, perempuan itu menangis. "Terima kasih Sa."

Ersa tersenyum lalu mengangguk. Menarik napas panjang melihat Karina yang akhirnya di bawa ke dalam ruangan. Ersa kebingungan melihat panggilan masuk dari Karina. Dia sedang berada di luar dengan putrinya saat itu. Tidak mau menduga-duga, akhirnya Ersa menelepon balik nomor Karina. Betapa terkejutnya dia mendengar yang menerima telepon bukan Karina. Dan kabar tentang Karina yang sedang berada di rumah sakit membuat Ersa dengan cepat bergegas ke Rumah Sakit yang diberi tahu si penelepon.

Tidak lama Kai dan Tiara datang menyusul Ersa ke rumah sakit setelah menerima panggilan dari Ersa. Kai tidak sempat menerima telepon Karina karena laki-laki itu sedang mandi. Sementara Tiara, perempuan itu sedang melanjutkan pekerjaannya. Bahkan Tiara meminta izin untuk pulang lebih awal ketika Kai menjemput dan mengatakan kalau Karina hendak melahirkan.

"Sa, bagaimana? Mana Karina?" tanya Kai, napas laki-laki itu naik turun tidak beraturan.

Ersa mendesah berat. "Sedang di tangani oleh Dokter."

Tiara berdecak cemas. "Kenapa bisa seperti ini? Bukankah perkiraan lahirnya masih lama?"

"Aku tidak tahu. Aku saja terkejut mendengar Karina hendak melahirkan dan membutuhkan wali," jawab Ersa. "Tunggu, bukannya Karina hari ini pergi dengan Ardhani?"

"Ardhani?" ulang Kai.

Ersa mengangguk. "Ya. Karina bercerita kepadaku kalau dia akan pergi dengan Dhani untuk membeli perlengkapan bayi. Tapi dari tadi aku tidak melihat Dhani di sini."

"Aku yakin ada yang terjadi," sahut Tiara.

Kai mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. "Si brengsek itu."

Kai pergi menjauh dari Ersa dan Tiara. Laki-laki itu sedang marah. Tentu saja Kai marah. Jika benar Karina pergi dengan Ardhani. Ke mana laki-laki itu? Kenapa dia tidak mendampingi Karina di saat seperti ini? Bukannya dia sudah berjanji akan bertanggung jawab untuk anaknya? Dan sekarang, bukan hanya nyawa anaknya yang di pertaruhkan, tapi nyawa Karina. Perempuan yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang