Update! Jangan lupa vote dan komentarnya ya guys❤️ selamat membaca😽
Karina baru saja merasakan kebahagiaan. Dia baru saja mendapatkan kehangatan dan cinta dari keluarga Ardhani. Dan laki-laki itu juga dengan tegas ingin membuat pendekatan dengannya setelah ajakan menikah waktu itu. Tapi sekarang, di tengah kebahagiaan yang masih samar-samar, Karina harus melihat Ardhani dengan perempuan lain. Dan perempuan itu adalah Jesica, perempuan yang pernah dicintai Ardhani. Mungkin, dia masih mencintai Jesica pasca skandal perselingkuhan yang terjadi dan membuat hubungan mereka putus.
Kalau memang akhirnya akan seperti ini, lantas kenapa Ardhani malah mengajak Karina menikah dan membesarkan Javas bersama kalau Ardhani masih mencintai dan menginginkan Jesica.
Karina menunduk, dia merasa di permainkan. Apa karena Ardhani tahu kalau Karina mencintai laki-laki itu membuat Ardhani bisa mempermainkannya? Padahal dia sudah berjuang untuk membuang perasaan itu dan tidak mau lagi melibatkan hatinya dengan Ardhani meski dia mendapatkan putra dari laki-laki itu. Dan Ardhani berhasil menggoyahkan tekadnya dengan sikap manisnya. Dan sekarang, Karina harus merasakan rasa kecewa itu lagi.
Karina mendongak, menatap kembali ke arah Ardhani yang sedang duduk berdua bersama Jesica. tidak tahu apa yang dua orang itu bicarakan, tapi dari mimik wajah Ardhani yang serius membuat hati Karina semakin cemas dan sakit.
"Rin."
Karina terkesiap, dengan cepat dia menegakkan tubuhnya ketika seseorang menepuk pundaknya di belakang. Karina membalikkan tubuhnya dan terkejut melihat Ibu Ardhani sudah berdiri di belakangnya.
Karina langsung mengubah ekspresi kagetnya. "Loh, Ibu kok ada di sini?"
"Harusnya Ibu yang tanya kamu. Kenapa kamu berdiri di sini? Katanya mau ke toilet."
Karina meringis, dia sampai lupa tentang alasannya itu. "Ah, Karina sudah selesai kok Bu. Ini Karina baru saja mau kembali, tapi melihat sesuatu jadi berhenti sebentar," kata Karina.
Satu alis Ibu naik. "Sesuatu? Apa? Kamu tertarik dengan barang lain? Kalau mau ayo kita beli."
Karina membelalak dan dengan cepat mengibaskan kedua tangannya. "Tidak, tidak ada yang menarik Bu. Tadi hanya melihat-lihat saja."
Ibu menyipitkan tatapannya. "Yakin? Beli saja, nanti pas sampai rumah kamu menyesal."
Karina sekali lagi menggeleng. "Tidak, Bu. Semua yang Ibu belikan untuk Karina saja sudah sangat cukup."
"Ish, ini terlalu sedikit. Kalau mau belanja lagi ayo, Ibu temani," ujar Ibu bersemangat.
Karina meringis, dia cukup syok dengan ucapan Ibu Ardhani. Tapi juga mewajarkan mengingat Ibu Ardhani bukan orang sepertinya yang untuk membeli sesuatu saja melihat harga lebih dulu. Tapi, baju yang dibelikan Ibu Ardhani untuknya terlalu mahal. Sekali pun hanya satu itu sudah lebih dari cukup. Dan bisa-bisanya Ibu Ardhani masih bersemangat mengajaknya berbelanja dan memintanya membeli sesuatu yang sudah pasti Ibu yang akan membayar itu.
"Tidak ada, Ibu. Lagi pula kita sudah cukup lama. Apa Ibu tidak capek?"
Ibu mendesah. "Harusnya Ibu cakep. Tapi hari ini tidak karena di temani kamu dan juga Javas. Rasanya Ibu masih punya banyak tenaga sekali pun untuk mendaki gunung," jawabnya bersemangat.
Karina tersenyum kecil. "Jangan di paksa, Bu. Nanti sakit bagaimana? Lagi pula kan masih ada banyak waktu untuk kembali kemari."
Itu benar. Karina masih melihat semangat Ibu Ardhani yang berkobar meski umurnya sudah tidak lagi muda. Tapi Karina juga harus memerhatikan kesehatan Ibu Ardhani, dia takut rasa lelah itu tidak di rasa di sini dan berakhir jatuh sakit di rumah nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence (TAMAT)
RomanceKarina harus menerima pil pahit ketika Dokter memberi tahu bahwa dirinya positif hamil. Fakta tentang kehamilan yang terjadi karena one night stand juga atas kesalahannya membuat Karina berantakan. ** Semuanya berawal ketika malam itu. Di mana Ardha...