Jesica menceritakan semua masalah yang terjadi antara dirinya dengan Ardhani. Kedatangan Karina yang mengusik hubungan mereka dan memaksa Ardhani bertanggung jawab untuk segala kesalahan yang di lakukan perempuan itu membuat Ibu Ardhani murka. Tentu saja Ibu Ardhani murka. Wanita paruh baya itu sudah sangat berharap kepada hubungan Ardhani dan Jesica setelah sebelumnya, putra pertamanya, Ivander harus punya hubungan cinta dengan perempuan rendah yang tidak sederajat dengan keluarganya. Yang memaksanya harus menjodohkan Ivander dengan Dias, anak dari teman suaminya. Dan sekarang, kenapa hubungan putra keduanya harus seperti ini.
Kemarahannya sudah tidak bisa dibendung lagi ketika Jesica menceritakan siapa Karina. Pegawai Bar yang menyukai Ardhani dan menjebak Ardhani dalam kerumitan yang membuat Jesica sakit hati. Jesica sampai mengaku kalau dia hampir ingin mengakhiri hubungan mereka karena ini. Dan tentu saja akibat provokasi itu Ibu Ardhani tidak terima. Karena untuknya, Jesica lah yang paling pantas bersanding dengan putranya.
Ibu Ardhani menarik napas lalu membuangnya perlahan. Melihat sekeliling tempat yang baru saja dia kunjungi membuatnya merasa jijik. Tempat sempit dan kumuh ini membuat Ibu Ardhani tidak habis pikir kalau perempuan itu berani mendekati putranya. Dengan sekali tarikan napas, Ibu Ardhani mengayunkan tangannya lalu mengetuk pintu yang sebenarnya enggan dia sentuh.
Cukup lama menunggu sampai akhirnya pintu terbuka lebar. Seorang perempuan keluar dengan pakaian rumah. Wajahnya tampak bingung melihat perempuan paruh baya yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya.
"Cari siapa Bu?" tanyanya.
Ibu Ardhani menatap perempuan itu dari atas sampai bawah. Pandangan sinis itu tampak jelas di akhiri dengan dengkusan geli. "Kamu Karina?"
Karina, perempuan itu semakin mengerutkan keningnya. Mendengar namanya di sebut dia mengangguk secara perlahan. Dia tidak tahu siapa perempuan paruh baya ini. Di lihat dari penampilannya, sepertinya dia bukan perempuan sembarangan. Dia tidak tahu siapa perempuan ini. Karina terburu-buru membuka pintu karena hari ini Ardhani katanya akan kemari menjenguk bayi mereka sekaligus laki-laki itu akan memberikan nama untuk bayinya. Namun yang muncul di balik pintu bukan orang yang sedang dia tunggu, melainkan perempuan paruh baya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
"Oh, jadi ini perempuan yang berani mengusik hidup anak saya?"
Kerutan di dahi Karina semakin lebar mendengar apa yang baru saja dikatakan perempuan paruh baya yang tidak dia kenal.
Melihat ekspresi bingung Karina yang begitu jelas memuat Ibu Ardhani berdecih. "Kenalkan, saya Ibu Ardhani."
Pengakuan barusan membuat Karina membeku. Tentu saja dia terkejut. Dia benar-benar tidak tahu kalau perempuan paruh baya ini adalah Ibu dari Ardhani.
"Ah? Maaf Bu. Saya tidak tahu," ucap Karina buru-buru. Karina mendadak jadi bingung. Jika benar ini Ibu Ardhani, alasan apa yang membuatnya datang kemari. Apa Ardhani menceritakan kepada Ibunya kalau dia sekarang sudah punya seorang anak?
"Bisa-bisanya kamu tidak tahu," sahut Ibu Ardhani. Terdengar sinis di telinga Karina tapi Karina mencoba berpikir positif.
Karina tersenyum tidak enak. "Mari Bu, masuk."
"Tidak perlu," tolaknya. Ibu menatap Karina yang masih memberikan ekspresi kebingungan. "Segini susahnya ya hidup kamu sampai harus menjerat anak saya di hidup kamu? Berapa uang yang kamu mau sampai harus mengusik hidup anak saya dan hubungannya dengan calon menantu saya?"
Karina mengerjapkan matanya tidak mengerti. "Maksud─"
"Tidak usah sok polos. Perempuan yang sudah berani menjerat laki-laki mabuk dengan menghasilkan anak masih berani meminta penjelasan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence (TAMAT)
Roman d'amourKarina harus menerima pil pahit ketika Dokter memberi tahu bahwa dirinya positif hamil. Fakta tentang kehamilan yang terjadi karena one night stand juga atas kesalahannya membuat Karina berantakan. ** Semuanya berawal ketika malam itu. Di mana Ardha...