Eps.8

17.6K 92 3
                                    


Mora dan Pira bersiap memasuk toko baju yang terkenal didaerah itu, berjalan sambil bergandengan tangan dengan sahabatnya itu membuat orang disekitarnya melirik, di Amerika sangat umum dengan orang menyukai sesama jenis, mungkin itu pandangan orang yang melihat mereka sekarang ini, dengan acuh Mora dan Pira tak menggubris sorotan mata mereka.

Mora yang asyik melihat ponselnya tak sengaja menabrak orang didepannya ponsel Mora terlepas dari tangan dan langsung menoleh dari sumber penyebab kecerobohannya itu.

Sempat Terpanah dengan ketampanan pria itu Mora yang awalnya bengong disenggol Pira dengan lembut.

*

Heey cepat minta maaf kau yang salah disini. Jawab Pira menyadarkan Mora.

Eehh..iyah..itu saya minta maaf atas kecerobohan saya yang tidak melihat jalan !!!, dengan sedikit membungkuk Mora mengucapkan kalimat dengan tulus dan lembut membuat pendengar pun terpanah akan kesopanan Mora.

Iya gak papa, tadi salah saya juga karna terburu buru. Baiklah saya pamit sekali lagi saya minta maaf. Ucap sopan korban

***

Cie..cie..sepertinya ada yang jatuh cinta nii?? Tanya Pira.

Hmm..aku ??? Kenapa aku seperti ini?
jangan-jangan aku beneran jatuh cinta ?? entah kenapa jatungku berdetak lebih kencang tak seperti biasanya saat aku melihat lelaki yang menggodaku?? Aduuh sial aku lupa menanyakan namanya?!!. Jawab panjang Mora yang heran akhirnya dugaanya selama ini salah bahwa ia menyukai sesama jenis, yaa bagaimana tidak untuk selama ini Mora hanya dekat dengan Pira ia memang mempunyai teman selain Pira tapi hanya Pira yang begitu dekat dengannya teman lainnya seperti Teman atas dasar nama tak lebih dari kenal nama saja.

Eeyy..eluu siih kebanyakan bengongnya!! eeh..sepertinya sitampan itu sudah punya kekasih !!! karna kalau ia jomblo mana mungkinkan gak ngajak luu kenalan apalagi dengan body luu yang menggiurkan begini. ejek Pira.

Itu sebenarnya pujian atau hinaan siih pir ?Jawab Mora yang nampak kesal.

***

Puas mengelilingi toko baju mereka sudah usai memilih baju yang akan mereka beli, Setelan satu persatu pun mereka coba dibalik tirai tanpa meminta penilain satu sama lain.

*

Heey.. aku sudah cukup memilih baju, ayo bayar. Jawab Mora yang kelelahan memilah baju.

Mm..aku juga sudah, nampaknya aku harus mengeluarkan uang lagi, aku membeli lebih dari satu baju, Jawab Pira yang sedikit kesal karna ia mudah tergiur dengan barang-barang yang menurutnya menarik.

Berapa jumlah baju yang ingin kau beli? Jawab Mora sambil membawa belanjaan kekasir.

Sedikit hanya 4 setel !! Rengek pira.

Yasudah biar aku yang bayar, kau duluan saja ke mobil biar aku yang bawa lagian aku hanya membeli 6 setel. Jawab Mora menyemangati.

Haa?? Benarkah? Allahmdulilah teman gua baik banget !! hehehe.. ntar kalau gua ketemu sama tuuh cowo, bakal gua Tanya nama sekalian nomor siih tampan, sebagai balas budi gua ke eluu yang udah baiik hehe.. cerotos Pira.

Ya udaah duluan sana kemobil, singkat Mora.

***

Pira yang sejak tadi menunguu teman tercinta usai membayar pakaiannya, ketika tiba diparkiran Pira langsung turun membantu Mora meletakan barang belanjan dan membuka pintu Mora dengan cara terhomat.

*

Heheh.. Gak papa sesekali kaan !! Timbal Pira yang ditanggapi senyuman oleh Mora.

***

Saat melintasi jalanan banyak yang mereka lihat, namun satu tempat yang membuat mereka penasaran yaitu tempat pembuatan tato, Mora sempat memiliki pemikiran untuk membuat dibelakang punggungnya ia tepis mentah-mentah pemikiran itu, karna ia ingat pesan mamanya untuk tidak melakukan hal-hal yang membuatnya menyesal dimasa yang akan datang.

45 menit mereka menempuh perjalanan menuju Apartemen. Dengan meminta pertolongan security Apartemen membawakan belanjaan mereka, Mora dan Pira tinggal di lantai 8, Mora yang berada dikamar 108 sedangkan Pira 110 Hanya berselisih tembok sebagai pembatas Apartemen Mora dan Pira.

Setibanya di Apartemen, Pira juga ikut masuk ke Apartemen Mora yang sudah rapi tidak seperti disaat mereka meninggalkan Apartemenya.

Mora mengeluarkan uang memberikan Pembantu dan satpam yang baru saja menolongnya.

Tanpa basa-basi Mora langsung mengajak Pira menuju Apartemen Pira untuk mengecek bagaimana kelanjutan Apartemen temannya itu, nampak Rapi dan juga bersih tak sia-sia mereka merogok kocek dengan jumlah besar hanya untuk membersihkan Apartemen.

*

Baiklah aku akan pulang, aku akan masak dirumahku nanti aku telpon kalau sudah matang, Jawab Mora meninggalkan Pira yang sibuk membuka belanjaanya.

Hmm..baiklah,singkat pira.

Secret room X [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang