Mulai goyah iman yang sudah hampir redup, Bara melihat Aurel yang barusan saja meneriaki namanya disaat pelepasan pertamanya.
Terbaring lemas, dengan Bra dan cd yang masih melekat ditubuhnya, payudara yang hampir tumpah akibat tempurung yang sudah tak mampu menahannya lagi.
Bara yang mendekati Aurel dengan mulai melumat bibir yang hampir kehilangan nafasnya,
Kembali Bara bergulat dengan jari jemari yang baru saja menghabiskan tenaganya bersolo diri, harus bergulat lagi memuaskan nafsu bersama teman sama kecilnya Aurel.
Cd yang mulai dilepas perlahan oeh Bara dan membuangnya kesembarang arah, Bara kembali mengobrak-abrik liang yang sudah basah akibat permainan yang dimainkan Aurel seorang diri.
Tangan kanan dan kiri yang memiliki tugasnya masing-masing, membuat Aurel terus menerus mengeluarkan aungan kecil yang membuat Bara menambah volume gerakan jari yang semula pelan menjadi agresif.
Melihat Aurel yang sudah gelisah, yang diketahui Bara bahwa ia akan mengeluarkan kembali larva kental menandakan Bara berhasil membuat Aurel merasakan nikmat jarinya.
Bara yang memberi jeda untuk Aurel bernafas, Bara hanya menelusuri setiap jengkal tubuh yang dimilik Aurel, meremas serta mengemut puting yang sudah mengeras sedari tadi.
Aurel yang ingin mengambil kendali, mendorong Bara hingga terbaring terlentang diatas kasur.
Tubuh yang sudah tak terbalut pakaian, memudahkan Aurel untuk memegang junior yang sudah mengeras akibat rintihan yang disebabkan Aurel.
Memegang dengan kedua tangan membuat Aurel takjub akan junior dengan ukuran yang tak biasanya, urat disekitar junior membuat Aurel tak sabar merasakan bagaimana rasanya jika ia berada dirawa yang sudah banyak mencobanya.
Bara yang sudah tak berpikir jernih, hanya bisa mengeluh menikmati permainan yang sudah dikendalikan lawan jenis itu, tak memikirkan lagi akan perasaan sang kekasih bagaimana jika Mora mengetahuinya tak lagi dipikirkan oleh Bara, hanya kenikmatan yang sangat ingin Bara rasakan.
Aurel yang berusaha memuaskan hasrta Bara, mulai menaik turunkan kedua tangan dengan lembut tanpa menyakiti adik kecil yang tak pernah terpikir untuk Aurel memegangnya, mengecupi puncuk adik kecil yang sudah menegang, memudahkan Aurel untuk membantu Bara mengeluarkan junior yang tidak diharapkan kehadirannya.
Bara yang terus mengeluarkan kicawan disaat Aurel sibuk memompa batang yang sudah keras, tidak puas dengan aksi Aurel, Bara mengarahkan kepala Aurel untuk mengemut junior agar memudahkan Bara berovulasi, membantu Aurel dengan kedua tangan Bara yang menaik turunkan kepala disela-sela selangkanganya.
Bara yang sudah tak tahan pun mengeluarkan larva panas memenuhi rongga mulut Aurel, dengan cepat Aurel ikut menghisap cairan kental dan bening itu,
**
Apa kau menikmatinya baby ??? Tanya Aurel yang masih memompang junior milik Bara menggunakan gunung kembar Aurel.
Kau begitu pintar dalam memuaskan !! Ucap Bara yang mengelus puncak kepala milik Aurel.
Apa kau mau yang lebih nikmat ?? Tanya Aurel yang menghentikan aksinya dan mulai menatap mata netral milik Bara dengan tatapan menggoda.
Tunjukanlah !! Jawab Bara yang menarik tangan Aurel dan mulai menghisap gunung kembar Aurel.
***
Kembali bergulat panas, Bara menggunakan tangan yang sudah terlatih untuk memeras payudara Aurel hingga meninggalkan bekas yang sangat merah, tak memberi jeda untuk Aurel mengambil alih permainan,
Bara mendorong Aurel hingga jatuh disampingnya, kembali Bara menghisap buah dada seolah-olah akan ada yang keluar dari lubang halus itu, menyusu layaknya anak kecil Bara menghentikan aksinya disaat Aurel mendonggakan kepala Bara dan..
**
Kau menyakitiku !! Ucap Aurel yang menatap Bara dan melihat kearah sakit yang dilakukan Bara.
***
✨Secret room x.
Semoga suka ya !❤️
Spam next yang banyak biar semangat buat ceritanya🤗
📌 Ingin double update ??? Yook spam dikolom comment disetiap paragraf yaa 🥰
Jangan lupa follow dan tinggalkan jejak dengan cara vote,comment disetiap paragraf !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret room X [ Tamat ]
Romance[Konten dewasa 21+] Bijak-lah dalam memilih Saat jari jemari menelusuri setiap jengkal area sensitif itu membuat Mora bergetar hebat, mendarat tepat diatas Lubang yang baru saja mengeluarkan cairan bening nan kental memasukan jari tengah perlahan...