Eps.39

3.8K 43 1
                                    

Jenuh saat diperjalanan, Mora menyibukan dengan membalas pesan yang dikirim Pira.

**

Mora.
Apa kau menyukainya ??

Pira.
Tentu saja, dan aku yakin kau belom mempunyainya !!!

Mora.
Bagaimana rasanya??

Pira.
Sedikit bergetar, volume yang bisa diatur, apa kau mau mencobanya sebelum membelinya, agar kau tak menyesal nantinya??

Mora.
Aku tak pernah menyesal mengeluarkan banyak uang, jika itu menyangkut hasratku.

Pira.
Kau memang yang terbaik !!

Mora.
Kau sudah mencobanya??

Pira.
Aku baru saja mengeluarkan larva yang terpendam setelah dua hari tidak bermain.

Mora.
Aku akan membantumu mengeluarkanya lagi jika kau mau !

Pira.
Untuk apa aku punya pacar jika aku tak memanfaatkanya.

Mora.
Jika kau melakukanya, aku akan membunuhmu !!!

Pira.
Apa kau sudah rela jika kehilangan teman sepertiku??

Mora.
Aku tak pernah menyesal jika itu menguntungkan bagiku Pira sayang.

Pira.
Dasar mesum.

***

Mora yang Tak sadar sudah berada diparkiran, ditegur Bara yang masih kesal akibat Mora terlalu fokus akan ponselnya.

**

Sayang, kita sudah sampai. Ucap Bara yang mencoba menyadarkan Mora dengan cara menepuk bahu Mora.

Kenapa tidak bilang dari tadi?? Jawab Mora yang melepaskan sabuk pengaman yang masih menempel ditubuhnya.

Kau terlalu fokus, hingga kau tak sadar !! Jawab kesal Bara yang melipat tangan didada namun masih setia menatap sang kekasih yang tengah sibuk mengambil barang untuk keluar dari mobil.

Maafkan aku, hanya membalas pesan dari Pira. Timbal kembali Mora yang sudah selesai mengemas barang.

Apa tawaranmu masih bisa kuterima??. Tanya Bara yang masih mengharapkan Mora untuk memohon kepadanya.

Aku tidak akan memaksa jika kau tak mau, aku hanya kesepian jika harus diApartemend sendirian !! Jawab Mora yang menghentikan aktivitasnya dan melihat lawan jenisnya.

Sepertinya kau belom menginginkanya !! Jawab kembali Bara mengalihkan pandangan debgan melihat jendela mobilnya.

Kembali ku ucapkan, aku tidak akan memaksamu, aku akan pulang ! Jawab Mora yang mencoba membuka pintu mobil.

***

Kliikk... ( Mobil yang terkunci )

Bara yang belum mendapatkan kiss dari Mora, terpaksa mengunci mobil melalu pintu disebelah kirinya.

**

Sayang, apa yang kau inginkan?? Aku terlalu payah dalam hal kode mengode. Ucap Mora yang melipat tangan melihat kelakuan Bara.

Cup..cuupp...

Mora yang sudah mengerti apa yang diingikan Bara, dengan yang baru saja Bara lakukan terhadapnya.

Cupp..cuupp...emuuuhhh...

Awalnya hanya ciuman ringan, Namun berubah menjadi lumatan yang memanas.

Bara yang masih ingin berpaut lidah dengan kekasihnya, kembali menekan tekuk leher dan sedikit memiringkan kepala menyimbangi bibir kecil Mora.

Ehmm...mmmm...ahhhh...ssttttrrr...

Mora yang mulai kehabisan nafas, mencoba menepuk ringan bahu Bara.

Namun berbeda dengan Bara yang masih ingin merasakan gerakan lidah dari Mora, mencoba mempertahankan posisi.

Mora yang sudah terengah-engah mencoba kembali memberontak dengan mendorong bahu Bara hingga akhirnya pautan terlepas dan memperlihatkan garis lurus yang terbuat dari air l*dah yang sudah sedikit mengental.

**

Apa kau mencoba membunuhku?? Tanya Mora yang mengelap Air l*dah yang masih menempel dibibirnya.

Aku masih ingin merasakn hangatnya hawamu sayang. Ucap Bara yang mencoba kembali menyatuhkan slavina namun ditepis Mora.

Buka pintunya atau aku akan marah ?? Jawab Mora yang sudah kesal.

Hmm..baiklah maafkan aku. Rengek Bara yang melihat wajah suram Mora.

Bye...bye sayang. Ucap Kembali Bara yang tak dihiraukan Mora.

***

Mora yang sudah keluar dari mobil bergegas menuju lif yang sudah terbuka.

Bagi Mora hal seperti inilah yang selalu ia impikan, namun ia tak bisa jika harus melakukanya didepan umum.

Dan Mora hanya takut jika ia melewati batas apa yang akan ia katakan kepada orangtuanya nanti.

Mora tak ingin menyakiti hati orangtuanya yang sudah memberikan tanggung jawab untuk berpisah negara.

Dengan susah payah Mora memikirkan cara bagaimana agar nantinya ia tidak akan melewati batas bersama Bara.

Lif yang terbuka menandakan Mora sudah berada dilantai Apartemendnya.

Tak ingin berlama-lama dengan langkah besar Mora membuka pintu Apartemend.

Niat ingin berkunjung ke Apartemend Pira, ia urungkan dan lebih memilih membilas tubuh yang sudah banyak peluh akibat aktivitas ringannya bersama Bara.

Disaat kamar mandi Mora memikirkan bagaimana jika nanti Ia dan Bara berada diatap yang sama.

Banyak hal yang ia pikirkan dimulai dari aktivitas panas dan juga keseharian yang akan ia lalui bersama Bara.

**

Memikirkannya saja membuat hatinya berbunga apa lagi jika keinginanya menjadi kenyataan. Ucap Mora yang membilas tubuh yang sudah terdapat busa yang menempel ditubuhnya.

Badan yang sudah lelah, Mora mempercepat mandinya dan memilih baju tidur dan langsung tidur tanpa mengabari sang kekasih.

Dengan mode slient Mora menjauhkan ponselnya dan mulai mengisi daya ponsel yang sudah menemaninya seharian penuh.




****

✨Secret room x.

Semoga suka ya !❤️

Spam next yang banyak biar semangat buat ceritanya🤗

📌 Ingin double update ??? Yook spam dikolom comment disetiap paragraf yaa 🥰

Jangan lupa follow dan  tinggalkan jejak dengan cara vote,comment disetiap paragraf !!!




Secret room X [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang