Kau, bujuk ia sampai bisa !!! Ucap Mora penuh penekanan.
Sayang ?? Apa kalian dalam bahaya ?? Tanya Bara yang menyimak obrolan antara Mora dan orangtuanya.
Tidak sayang, hanya saja waktu di Indonesia kami terlalu dijaga ketat !! Jawab Mora yang menyalahkan televisi.
Apa kau serius ?? Aku akan melindungimu jika ada yang menyakitimu ?? Tanya kembali Bara dengan hati yang bimbang.
Apa kau tidak percaya padaku ?? Aku atlet tekwondo diIndonesia !! Ucap Mora yang sudah menyandarkan tubuh dibadan milik Bara.
Aku percaya padamu,tapi jika kau dalam bahaya aku akan menolongmu !! Dan kau jangan sungkan !! Ucap Bara yang mengelus rambut halus milik Mora.
***
Mora yang malas membahas itu hanya terdiam dan menikmati televisi saja,
**
Sayang ?? Apa aku boleh masuk ?? Tanya Ari yang masih didepan pintu yang masih tertutup rapat.
Berakali-kali, Ari mengetuk namun tak mendapatkan jawaban.
Dengan memberanikan diri, Ari membuka pintu tanpa persetujuan Pira.
**
Sayang ?? Tanya kembali Ari yang melihat sekeliling namun tak menemukan Pira.
Ada apa ?? Tanya Pira yang keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah basah kuyub.
Apa kau cuci muka ?? Tanya Ari yang mendekati Pira.
Ehhmm.. kau sudah tau tapi masih bertanya !! Ucap Pira dengan jawaban yang ketus.
Mora, apa kamarmu kedap suara ?? Tanya Pira dengan setengah berteriak.
Kau boleh melakukan apa saja, ruangan itu kedap suara, dan kumohon jangan menggunakan alat yang tidak boleh kau sentuh. Jawab Mora yang berteriak dan tersenyum manis saat melihat Bara dengan mimik yang heran.
Terimakasih Sayang !! Teriak kembali Pira yang membalas teriakan Mora.
Ada apa sayang ?? Tanya kembali Ari yang masih kebingungan dan belum mengerti kondisi.
***
Melihat komputer didalam kamar, Pira mematikan kamera tersembunyi diwilayah kamar pribadi milik sahabatnya itu.
Dengan cahaya yang remang-remang, tirai yang sudah tertutup rapat,
**
Kau cuci muka, aku sedikit alergi dengan debu, aku akan bersin-bersin jika menghirup debu yang berlebihan. Ucap Pira yang kembali mengabaikan pertanyaan Ari.
Kau bisa pakai punya Mora, aku akan bertanggung jawab, dan jangan pakai yang berlebihan. Ucap kembali Pira yang sudah duduk diatas ranjang.
***
Tak ingin mengacauhkan suasanan hati Pira yang sedikit membaik, Ari hanya mengikuti apa yang Pira inginkan.
Mencuci muka dengan telaten, membuka Pira menunggu terlalu lama dan menyusul Ari.
**
Kenapa lama sekali ?? Tanya Pira yang sudah didalam kamar mandi yang menampilkan cermin didinding bercat putih itu.
Apa kau menungguku ?? Maafkan aku, akan ku percepat !! Jawab Ari yang membilas muka yang dipenuhi busa.
***
Pira yang mendekap Ari dari belakang, dan sedikit meniup tekuk leher milik Ari.
Ari yang mendapatkan hawa tak bersahabat membuat Ari membalikkan diri, dengan busa yang masih menempel.
**
Sayang, ada apa ?? Tanya Ari yang melihat Pira dengan sedikit memelas.
***
Pira yang kembali mengabaikan pertanyaan Ari yang baginya tak perlu dijawab.
Mengambil tisu yang terletak diatas meja wastafel dan membantu Ari mengelap sisa busa yang masih menempel diwajah sang kekasih.
Selesai dengan membersihkan wajah yang terlihat bersih, Pira mengecup kilas bibir singkat milik Ari dan melihat wajah Ari yang dipenuh dengan kekagetan.
Hendak melayangkan ciuman yang sedikit panas yang jatuh ditekuk leher milik Ari, menahan dan sedikit menggigit kecil daging tekuk leher dan meninggalkan bekas merah dengan sedikit darah yang keluar.
Ari yang sudah tak berpikir jernih, hanya menggeluarkan suara bersamaan dengan gigitan kecil yang dilakukan Pira.
Tangan yang sudah menempel dimeja wastafel, tak berani mengalunkan tangan seperti Pira yang meletakannya dileher milik Ari.
Tak mendapatkan balasan dari Ari, membuat Pira kembali berulah, dengan membuka baju milik Ari.
Namun, aksinya dihentikan dengan laju tangan Ari yang meminta dihentikan segera.
Pira yang melihat Ari yang sudah tak melihat dengan jernih, hanya menepis tangan yang sedikit lemas itu.
Ari yang kembali terhanyut akan aksi panas Pira, hanya pasrah dan mengikuti laju tangan milik Pira dan membantu Pira membuka bajunya sendiri.
Mendapatkan lampu hijau, membuat Pira kembali meluncurkan aksinya dengan mengemut puting kecil milik Ari.
Desahan yang sudah ditahan sedari awal, akhirnya keluar juga, Pira yang mendengarnya pun sedikit tersenyum dan kembali mengulum puting yang sudah tegang maksimal mungkin.
Tangan kiri yang membantu perangsangan Ari, dengan memilin puting agar ikut berdiri,
Ari yang kehabisan daya tahan, langsung mengibarkan bendera meminta lebih untuk adik kecil yang belum tersentuh sama sekali.
Dengan sigap, Ari menarik tangan Pira meletakannya kembali ditekuk leher dan mengangkat tubuh kecil milik Pira dan didudukan diatas wastafel dengan kram yang masih menyala.
Sepasang mata yang sudah bertemu,
Puas saling pandang, dan melihat Pira yang terduduk menunggu aksi yang akan dilakukan Ari.
Kembali mencium singkat bibir milik Pira, dan menerobos deretan gigi rapi mempertemukan lidah dalam rongga mulut.
***
Ingin double update ??? Yook bantu semangat mimin dengan berkomentar yaa teman-teman !! Terimakasih semuanya 🤗🥰
***✨Secret room x.
Semoga suka ya !❤️
Spam next yang banyak biar semangat buat ceritanya🤗
📌 Ingin double update ??? Yook spam dikolom comment disetiap paragraf yaa 🥰
Jangan lupa follow dan tinggalkan jejak dengan cara vote,comment disetiap paragraf !!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret room X [ Tamat ]
Romance[Konten dewasa 21+] Bijak-lah dalam memilih Saat jari jemari menelusuri setiap jengkal area sensitif itu membuat Mora bergetar hebat, mendarat tepat diatas Lubang yang baru saja mengeluarkan cairan bening nan kental memasukan jari tengah perlahan...