Mora yang sudah sangat terusik ketengannya, dengan kecupan-kecupan yang sengaja Bara lakukan, tanpa disengaja Mora meremang dan mengeluarkan desahan yang sangat tipis namun mampu Bara dengar.
Dengan bantal yang menutup wajah Mora, menyembunyikan pipi yang bersemu akibat ula Bara.
Tak ingin menyiksa diri, Mora bangkit dan melihat Bara yang tersenyum manis padanya seperti tidak melakukan apa-apa.
Wajah yang menggemaskan menampilkan deretan gigi yang rapi, beserta ginsul atas membuat Mora kembali tersenyum melihat Bara yang tertawa kecil tanpa dosa.
**
Kau, dasar meseum !! Ucap Mora yang mencubit pipi milik Bara.
Heheh... kau juga dari tadi sudah dibangunkan masih saja setia memeluk bantal gulingmu. Ucap Bara yang mencubit balik Mora.
Apa sudah puas membuatku seperti orang yang haus akan bibirmu ??? Tanya Mora yang menyenderkan badan kepelukan Bara.
Sayang ?? Ayo bangun ! Okey, dan ayo kita jalan-jalan. Tanya Bara yang mengelus rambut halus milik Mora.
***
Tak merespon ucapan dari sang kekasih, Mora langsung bergerak menuju bibir ranum milik Bara.
Awalnya hanya kecupan singkat, dan ditarik kembali oleh Mora.
Namun tak disangkat, Bara kembali menarik Mora dan mengecup bibir ranum milik Mora.
Kecupan yang berubah menjadi lumatan bibir, Mora yang memulai dan Mora juga yang harus mengawallinya dengan menerobos benteng bibir milik Bara dan menjadi beradu lidah didalam mulut yang sudah memasuki hawa panas itu.
Awalnya Bara hanya ingin mengecup singkat bibir ranum itu, namun Bara lebih mendapatkan apa yang ia inginkan.
Tanpa perlawanan, Bara menyeimbangi lumatan dari kekasih, tak ingin membuat kecewa Mora, Bara lebih akif dalam melakukanya, membuat Mora kewalahan dalam melawan serangan lidah dari Bara.
Nafas yang sudah tak teratur, membuat Mora sedikit memperlambat lumatan dari sebelumnya.
Saat Bara memindahkan tangan kiri yang menuju dad* kanan milik Mora, dan seketika itu pula lumatan yang masih diinginkan Mora terhenti.
**
Aku tidak keberatan jika hanya bermain lidah, tapi aku akan keberatan jika kau meraba yang lainnya. Ucap Mora yang menghentikan lumatan dan menyingkirkan tangan Bara yang sudah merada dipucak payudar* milik Mora.
Maafkan aku yang melewati batas, tanpa meminta persetujuan darimu !! Jawab Bara yang menatap sendu mendengar perkatan Mora yang penuh penekanan.
Untuk hari ini akan aku maklumi, tapi tidak dikemudian hari. Ucap kembali Mora yang beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
***
Mora yang hampir saja kalut dalam zona yang membuatnya ingin merasakan lebih dari sekedar itu, namun hatinya belum sanggup menanggung resiko yang akan ia terima nantinya.
Tak berlarut dikamar mandi, Mora hanya membilas muka sembab akibat baru bangun tidur, menggosok gigi dan berganti pakaian yang layak dipandang mata pria.
Saat keluar dari kamar mandi, Mora sudah tidak melihat Bara yang tadinya berada diatas kasur.
**
Aah.. mungkin ia patah hati akibat perkataanku, ucap Mora terhadap diri sendiri.
***
Ingin mengambil ponsel untuk menghubungi Bara.
Tuuttt....tuuut...
Mendengar nada asing didalam Apartemendnya, Mora keluar mencari sumber suara dan melihat Bara yang sudah duduk dimeja makan dengan dessert yang seperti sudah hampir meleleh.
**
Aku kira kau sudah pulang, akibat perkataanku. Ucap Mora yang mendekat dan ikut duduk didepan Bara.
Perkataanmu memang benar, aku yang salah menerobos tanpa surat izin, maafkan aku sayang !! Ucap Bara yang menggengam kedua tangan Mora.
Tidak apa !! Jawab Mora yang melepaskan tangan Bara dan meletakannya diatas meja.
Aku sudah membeli sarapan untukmu tadi pagi, tapi sepertinya sudah tidak layak dimakan. Ucap Bara yang hanya menjulurkan minuman coklat yang sudah dingin.
Hmm.. tak apa, salah ku juga yang baru bangun. Jawab Mora yang beranjak dari kursi.
Kau mau kemana ??. Tanya Bara yang heran dengan Mora yang pergi tanpa mencicipi minuman yang ia beli.
Aku lapar, sepertinya tidak akan cukup jika hanya makan kue sekecil itu, aku akan masak !! Ucap Mora yang mengeluarkan bahan makanan dikulkas.
Kau ingin memasak apa ?? Aku akan bantu sebisaku !! Ucap Bara yang mendekati Mora dan memasang apron untuk Mora.
Apa kau pernah memasuki kawasan dapur ?? Aku tidak yakin denganmu !!. Ucap Mora yang mengikuti pergerakan Bara.
Apa kau sekarang meremehkanku ?? Tanya Bara yang memeluk Mora dari belakang.
Hmmm.. jika begitu tunjukan bakatmu dalam merayuku, kebetulan aku suka makan, jadi makan kue sekecil itu hanya akan mengotori mulutku saja, lain kali jika ingin membelikanku makanan setidaknya yang banyak oke ??. Ucap Mora yang mengelus rambut halus milik Bara.
Apa yang harus ku bantu ?? Tanya Bara yang sudah mengambil pisau mempersiapkan diri.
Kau potong saja wortel dan brokoli itu !! Ucap Mora yang menunjuk sayuran didekatnya.
Siap ibu negara !! Ucap Bara yang berpindah kewastafel dan membawa sayuran yang akan ia kupas.
***
Mora yang melihat itupun sedikit tersentuh akibat perbuatan Bara.
Tak ingin membuat makanan yang ribet, Mora hanya memasak wortel dan brokoli yang diblanching, tugas itu ia berikan kepada Bara.
Sedangkan Mora memanggang daging sapi yang sudah ia pipihkan dengan ketebalan 3cm.
Tak memakan waktu yang ia hidangan keduanya sudah siap diatas meja, Mora yang tersenyum akibat Bara mahir dalam pematangan sayuranya.
**
Tak sia-sia aku berpacaran denganmu jika kau mahir dalam segalanya hehhe.. ucap Mora yang melepaskan apron dan membantu Bara melepaskan apron miliknya.
Kau keterlaluan sayang !! Ucap Bara yang mengecup bibir ranum dan memeluknya.
**
Tak ingin bertele-tela keduanya langsung menyantap hidangan dengan tandas.
***
✨Secret room x.
Semoga suka ya !❤️
Spam next yang banyak biar semangat buat ceritanya🤗
📌 Ingin double update ??? Yook spam dikolom comment disetiap paragraf yaa 🥰
Jangan lupa follow dan tinggalkan jejak dengan cara vote,comment disetiap paragraf !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret room X [ Tamat ]
Romance[Konten dewasa 21+] Bijak-lah dalam memilih Saat jari jemari menelusuri setiap jengkal area sensitif itu membuat Mora bergetar hebat, mendarat tepat diatas Lubang yang baru saja mengeluarkan cairan bening nan kental memasukan jari tengah perlahan...