Eps.83

1.3K 20 0
                                    

Tak ingin kehilangan kendali, Sofian langsung mendorong paksa Mora hingga terduduk dilantai, melihat Mora yang sudah terlemas akibat dorongan darinya, Sofian bergegas keluar kamar dan mengunci pintu kamar yang terdapat Mora didalamnya.

Mora yang merasakan panas disekujur tubuhnya, bingung dengan apa yang harus ia lakukan tak kehilangan akal Mora menghubungi teman kampusnya yang bertetanggaan dengannya.

Tak mengabiskan waktu yang lama bagi Bian tiba diApartemend milik Mora.

Mendengar ada yang menekan bel rumahnya Sofian berdiri untuk melihat siapa dibalik pintu yang sudah larut malam ini.

Betapa terkejutnya Sofian melihay teman kampus dari Mora mengunjunginya.

**

Apa ada yang perlu saya bantu ?? Tanya sopan Sofian.

Apa ini Apartemend milik Mora ?? Jawab Bian yang tidak mengetahui identitas Sofian.

Betul, dengan siapa ada yang bisa saya bantu ?? Tanya kembali Sofian yang belum mendapatkan jawaban dari tamu tengah malamnya.

Begini, barusan Mora menghubungi saya untuk membantunya meredahkan suhu panas tubuhnya apa saya boleh masuk saya harus segera meredahkan jika tidak ia akan mengalami kejang-kejang !! Jawab sopan Bian yang menjelaskan niat dan tujuannya berkunjung.

Sebaiknya kau pulang, untuk Mora biar saya yang urus terimakasih sudah perduli !! Ucap tegas Sofian dan langsung menutup pintu dengan keras.

***

Mendengar penjelasan dari Bian, membuat Sofian bergegas melihat keadaan Mora.

Betapa terkejutnya saat Sofian memasuki kamar dengan melihat keadaan Mora yang sudah tak memakai kimono dan tergelatak diatas ranjang sambil meremas tubuhnya.

Melihat keadaan yang susah dimengerti oleh Sofian, mau tidak mau Sofian berniat mengangkat tubuh Mora untuk memandikan dirinya agar mengurangi rasa panas ditubuh Mora.

Sofian yang berusaha melawan hasratnya akibat Mora yang menghisap tekuk leher Sofian hingga menimbulkan tanda bercak merah disekujub lehernya.

Tanpa disengaja pula Sofian mengeluarkan desahan akibat tangan Mora yang sudah bergerak menyentuh adik kecil Sofian yang berusaha terang-terangan untuk tidak terangsang.

Setibanya diBatroom Sofian langsung menurunkan Mora yang masih sibuk mencumbu dirinya sendiri.

Mora yang tiba-tiba bersikap agresif menarik tangan Sofian hingga tergantung dan menimbah Mora tepat tangan kiri yang menahan diri ditembok sedangkan tangan kanan yang jatuh menekan payudara Mora.

Mora yang mendapatkan sensai saat tangan hangat menyentuh tubuhnya merasakan nikmat yang memuncak, Mora yang sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi.

Menarik tekuk leher Sofian dan meluat bibir ranum milik Sofian secara paksa, Sofian yang berusaha melawan namun gagal akibat ruang gerak yang membuat Sofian tidak bisa berkutik.

Sofian yang sudah tidak bisa lagi mengendalikan diri, membalas lumatan dari Mora menelusuri setiap rongga mulut dan deretan gigi yang rapi dengan aroma mint yang kuat terhirup melalu rongga mulut satu sama lain.

Mora yang membantu Sofian melepaskan baju hingga celana jins yang dipakainya kini Sofian sama-sama bertelanjang dada.

Tak memikirkan akibat apa yang akan terjadi nantinya, Sofian hanya memikirkan bagaimana cara menikmati suasana malam ini dengan damai tanpa gangguan.

Belaian demi belaian yang diberikan Mora membuat Sofian kalang kabut dibuatnya.

Kedua tangan yang sudah memainkan adik kecilnya, membuat Sofian terus menerus ketagihan akan lumatan yang diberikan Mora terhadapnya.

Tak ingin hanya dirinya yang merasakan nikmat malam, Sofian menarik tubuh Mora dengan cepat menuju ranjang dimana mereka akan menuntaskan semuanya malam ini.

Meluat secara lembut bibir ranum Mora yang sedikit membengkak akibat ulah Sofian, sedangkan tangan yang sibuk meremas payudara hingga menimbulkan warna kemerahan disekitarnya.

Melepaskan lumatan agar Mora bisa bernafas, Sofian kembali mengulum payudara dengan putih yang sudah mengeras sedari tadi.

Mengecup turun hingga kepangkal paha yang sudah terdapat lembah dengan rerumputan segar menjilat kilas lubang buaya yang sudah mengeluarkan cairan membuat Sofian dengan mudahnya tanpa harus menggunakan pelumas lagi.

Desahan ringan yang keluar dari mulut Mora membuat Sofian semakin menggebu ingin merasakan bagaimana rasanya jika rudalnya memasuki lubang sempit yang berwarna kemerahan itu.


***

✨Secret room x.

Semoga suka ya !❤️

Spam next yang banyak biar semangat buat ceritanya🤗

📌 Ingin double update ??? Yook spam dikolom comment disetiap paragraf yaa 🥰

Jangan lupa follow dan  tinggalkan jejak dengan cara vote,comment disetiap paragraf !!!

Secret room X [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang