Bab 9| Plan B

121 52 0
                                    

Keesokan harinya Veer yang telah membuat rencanya sendiri, segera menuju kantor V&P Technology, setelah sebelumnya ia sempat mendatangi rumah sang putra, yang justru sosok batang hidung Philip tak di temukan di rumah pribadi putranya itu.

Veer yang cukup mengenal putranya tentu saja langsung dapat menebak, bahwa putranya pasti berada di kantor. Hal seperti ini bukan satu kali dua kali Veer temukan ketika ia mencari putranya.

Workholic?

Hal itu yang mungkin di gambarkan oleh Veer mengenai Philip, walaupun tanpa sepengetahuan Veer, terkadang Philip sebenarnya tak sedang mengurusi pekerjaan yang bersangkutan dengan perusahaannya, melainkan hal lain yang merupakan jati dirinya sebenarnya.

Ia tak dapat mengungkap kan pada sang ayah, karena ia menggunakan identitas hacker nya, tak lain karena ia ingin memusnahkan manusia manusia yang menurutnya hanya dapat mengotori bumi, atau dengan kata lain manusia yang menurut nya sebagai pribadi yang parasit.

Beberapa kali Veer tampak bersenandung membayangkan akan rencana nya jika berjalan dengan mulus. Ia merasa dirinya sangat berguna dan jenius karena telah berhasil membujuk putranya yang sedingin es alaska.

Tak lama ia memarkirkan mobil nya pada parkiran VIP yang berada di kantornya itu.

Seulas senyuman dapat tercetak jelas pada wajah Veer.

'Come on Veer kau harus dapat mengendalikan dirimu,' ujar Veer dalam benak sebelum benar benar turun dari mobil nya itu.

Setelah di rasa ia telah berhasil mengendalikan dirinya, dan berusaha tetap 'poker face' barulah ia turun dari mobil milik nya.

Dengan penuh wibawa seperti biasanya Veer keluar dari mobil dan melangkah kan kaki nya masuk ke dalam gedung bertingkat yang berada di pusat kota.

Gedung V&P Technology merupakan bangunan bertingkat yang berada di tengah kota dengan design unik berbentuk satelit dari jarak jauh, dengan memiliki badan bangunan utama yang berbentuk tabung dengan sayap nya yang berbentuk persegi panjang pada kedua sisi nya.

Adapun ide bangunan tersebut, tak lain karena Veer terinspirasi dengan putranya yang dahulu kala menyukai hal hal berbau seperti itu.

Beberapa karyawan tampak memberikan hormat dan salam pada Veer saat pria paruh baya itu masuk ke dalam kantor tersebut. Semua karyawan di sana tentu saja mengenal dirinya, walaupun notabene saat ini ia mulai jarang sekali hadir ke kantor V&P Tecnology, kecuali memang mengharuskan kehadiran dirinya dalam rapat yang di selenggarakan.

Tak jarang ia menggunakan fasilitas internet untuk dapat berkomunikasi dengan pihak kantor.

"Sir," ujar Josh yang tanpa sengaja berpapasan dengan Veer saat hendak memasuki sebuah lift.

"Ah, Josh ... apakah kau melihat putraku?" tanya Veer yang to the point.

Sebuah anggukan kepala tentu saja Josh berikan pada Veer, karena bagaimana pun semalam ia yang mengantar Philip kesana, sekaligus Garnet telah memberikan informasi terakhir padanya mengenai Philip.

Oh ayolah jika mendengar hal tersebut, rasanya seolah Philip sedang di awasi oleh Garnet dan Josh dalam satu waktu.

"Sepertinya kau juga sedang menuju ruangan putraku?" tanya Veer kembali yang menyadari gerak gerik jawaban dari Josh.

Josh tentu saja tak dapat mengelak, atau pun menepis pertanyaan dari Veer, karena memang benar adanya jika ia tengah menuju ruangan kerja Philip, lantaran ia ingin mengingat kan bahwa rapat dengan Mr. Darwin akan berlangsung satu jam lagi sesuai dengan jadwal rapat yang di undur sebelumnya oleh Philip.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang