"Sayang, mengapa kau selalu saja menatap surat itu tanpa sedikit pun kau membukanya, apakah kau tak penasaran dengan surat itu?" lirih Misca yang kini berdiri di samping suaminya yang tengah memegangi amplop berwarna terang dimana amplop tersebut merupakan sebuah surat wasiat dari sang Ibu yang memang dari awal merupakan alasan Philip menyetujui pernikahan yang di atur oleh Veer.
Helaan nafas pelan terdengar dari belah bibir Philip.
Misca mengerutkan keningnya pelan memerhatikan dengan jelas gestur tubuh Misca saat ini.
Jujur saja ia sedikit kecewa dengan suaminya yang baru kali ini ia melihat nya seperti seorang pengecut.
Mengapa Misca menyimpulkan Philip seperti seorang pengecut?
Tentu saja karena menurut pandangan Misca suaminya melakukan hal demikian lantaran Philip yang terlihat takut dan khawatir jikalau isi surat tersebut tak sesuai dengan ekspektasi pemuda itu.
"Kau akan menjadi seorang ayah, tak bisakah kau memiliki keberanian?" celetuk Misca di luar dugaan Philip sama sekali.
Spontan Philip menolehkan kepala nya ke arah Misca yang masih setia berada di sampingnya itu.
"Kau benar," ujar Philip sedikit tertunduk.
Melihat suaminya bersikap demikian, tentu saja Misca tak kembali melanjutkan untuk menyudutkan suaminya itu, melainkan ia memeluki suaminya itu dengan penuh kasih sayang.
Ia tak pernah bermaksud sama sekali untuk menjatuhkan kepercayaan diri suaminya, melainkan ia justru berniat untuk menyadarkan suaminya bahwa dirinya yang sekarang adalah hal anomali bagi seorang Philip.
"Haruskah aku membantumu untuk membacakan isi surat itu?" tanya Misca pada akhirnya.
"Kau mau?" lirih Philip yang kini telah mengangkat kepala nya menatap istrinya itu.
Sebuah anggukan kepala Misca berikan pada Philip.
Tanpa ragu Philip akhirnya memilih untuk memberikan amplop tersebut pada sang istri.
Jujur saja Misca tak tahu sama sekali akan asal usul surat yang beberapa hari terakhir sering Philip tatap tetapi enggan membuka nya sama sekali.
Sebelum membuka surat itu, Misca meminta izin pada suaminya agar ia dapat mendudukkan dirinya terlebih dahulu di bangku yang tak jauh dari posisi nya saat ini dengan alibi agar ia merasa nyaman saat membaca pesan itu nantinya.
Philip tentu saja mengiyakan permintaan dari Misca, terlebih istrinya tak boleh terlalu lelah bukan?
Perlahan Misca mulai membuka amplop dari surat tersebut.
Manik Misca membulat sempurna saat sekilas membaca isi pesan dari surat yang baru saja ia keluarkan dari amplop tersebut.
"Phil..-Philip, bagaimana bisa surat ini seakan telah memprediksi bahwa aku yang akan membaca nya untukmu?" lirih Misca cukup terkejut.
Philip yang sebelumnya telah menunggu dengan tenang duduk di samping sang istri tentu saja spontan menatap ke arah istrinya itu.
Dear kesayangan Philip dan juga putraku Philip tercinta,
Hai, pasti kau kaget saat membuka pesan ini yang kusebutkan pertama kali bukan putraku, melainkan kesayangannya?
Aku tahu betul putraku, dan jika ia benar benar membuka surat ini saat ia memiliki seseorang yang membuat nya bahagia, maka putra kesayangan ku menjadi ragu membuka pesanku.
Ia khawatir untuk memberitahu padaku bahwa kini aku memiliki saingan.
Bukankah begitu Philip ku tersayang?
Mommy bahagia jika meninggalkan mu di dunia yang menurut mu terkadang menjadi ancaman untuk mu, kini kau dapat berdamai dengan dunia itu sendiri.
Sejujur nya Mommy sempat mengkhawatirkan mu, tetapi Mommy yakin bahwa suatu saat kau dapat menemukan jalan mu sendiri. Buktinya saja kau sudah dapat membuka pesan Mommy mu ini.
Maafkan Mommy telah membuat mu menjadi sendirian dan hanya tinggal bersama Daddy mu yang dingin.
Karena Mommy sudah tak berada di sisi mu, maka Mommy akan memberitahu padamu sebuah hal yang mungkin tak kau sadari.
Kau dan Daddy mu sebenarnya seperti seorang yang kembar hanya saja lahir di tahun berbeda dan tentu nya orang tua yang berbeda.
Sifat lama Daddy mu menurun begitu saja padamu. Tapi tenang saja Mommy tak khawatir sama sekali akan hal itu!
Jika Daddy mu dapat berubah saat menemukan orang yang dapat mengerti dirinya, maka begitu juga dengan dirimu yang sekarang bukan?
Jadi Mommy harap kau jangan terlalu bersedih, Mommy tahu kau adalah seorang yang jenius dan dapat di andalkan, untuk itu jangan melakukan hal konyol yang nantinya akan membuat mu menyesal.
Hargai pasangan mu, dan pahami gadis itu sebagaimana layaknya kau menyayangi Mommy mu ini.
Selamat berbahagia sayang, dan bisakah kau menyelesaikan tugas terakhir ku yang belum terselesaikan olehku?
Kuharap kau mau!
Jika kau berkenan maka kau dapat membuka kotak yang kuberikan bersama dengan pesan ini, tetapi jika kau tak berkenan maka kau tak usah membuka kotak itu.
Aku menyayangimu selamanya.
Love,
Your Mom
Cairan bening yang sedari tadi tertahan ketika ia mendengar Misca membacakan surat dari sang Ibu, kini jatuh membasahi pipi nya begitu saja.
Sungguh ia tak dapat menahan tangis nya.
Ia benar benar tak menyangka bahwa sang Ibu benar benar telah mengenal nya dengan baik, bahkan selalu memikirkannya di masa mendatang.
"Menangislah yang keras jika kau merasa dengan melakukan hal itu kau dapat jauh lebih tenang," ujar Misca yang langsung memeluki suaminya itu.
Pesan dari mertuanya tentunya sangat menyentuh Misca. Tak pernah terbayang kan oleh nya jika Ibu dari sang suami benar benar menunggu sosok dirinya.
'Mom dimanapun kau berada aku ingin memberitahu padamu bahwa aku akan menjaga Philip kesayangan mu, terimakasih telah melahirkan putra yang special untukku.'
'Mom ... aku sudah bahagia seperti yang kau tulis dalam pesanmu, kuharap kau juga bahagia melihatku di atas sana, dan untuk pesan tugas terakhir yang belum kau selesaikan aku akan menyelesaikannya Mom.'
---
FIN
Holaaa setelah bulan November lalu seya tamatin novel nya, maka kini kita berjumpa lagi di Epilog nya, semoga kalian terhibur dan sedikit terobati dalam menjawab beberapa teka- teki plot yang masih belum kebuka semua di dalam bab 1-85 chapter tersebut.
.
.
Sertaaaaa.....
.
.
Apakah ada yang mau novel ini memiliki S2 nya??
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...