Bab 71| Argumen

45 22 0
                                    

Hampir seharian ini Philip benar benar memperlakukan Misca sebagai seorang pasien, dan sering kali juga Misca tampak mengeluh pada suaminya itu untuk tak memperlakukan nya seperti itu dan menyuruh nya untuk tetap normal memperlakukannya seperti biasan.

Hanya saja ...

Misca tetaplah Misca, dan Philip tetap lah Philip yang tetap pada pendiriannya itu.

Ia tak peduli seberapa besar Misca memintanya untuk tak memperlakukannya seperti itu.

Misca yang sudah beberapa kali mendapatkan penolakan dari Philip, akhirnya memilih menyerah dan terpaksa menurut mengikuti instruksi dari Philip.

"Jika kau lebih tenang, maka itu jauh lebih bagus," ujar Philip dengan senyuman nya yang di mana di mata Misca terlihat seperti sebuah seringaian untuknya.

Misca menghela nafasnya panjang mendengar kalimat yang baru saja Philip katakan.

"Mengapa kau bersikeras memaksaku untuk tetap menuruti mu melakukan hal konyol ini Philip?" tanya Misca pada akhirnya pada Philip.

"Karena kau istriku, dan aku tak ingin melihat ku kesakitan kembali, apakah kau merasa sakit?"

Sebuah pertanyaan balik yang di tujukan untuknya.

Gelengan kepala Misca berikan pada Philip.

"Aku baik baik saja Philip, kurasa kemarin aku banyak pikiran sehingga aku mengalami hal seperti kemarin."

Kali ini Misca berusaha menjawab jujur memberikan sebuah alasan yang masuk akal menurut versi Misca.

"Kau tak perlu banyak pikiran sayang, lagi pula seharusnya kau percaya padaku bahwa aku akan selalu ada untukmu," ujar Philip dengan bangganya mengatakan demikian.

Misca memutarkan maniknya malas. Sungguh ia malas sekali mendengar sang suami seakan berkata membual seperti itu, walaupun kalimat itu tak terdengar benar benar sedang membual.

"Sudahlah, kita akhiri percakapan ini, bagaimana jika kau memenuhi janji mu bahwa setelah acara lelang selesai itu artinya kita akan berbulan madu bukan?" Lirih Misca yang kini terdengar semangat.

Philip yang mendengar nada bicara Misca tentu saja memberikan senyumannya.

Ia senang bahwa sang istri benar benar menginginkannya. Bukankah jika sang istri benar benar excited itu sama saja dengan menjelaskan bahwa Misca benar benar ingin sekali memiliki waktu secara khusus berdua dengannya?

Philip dengan segala pemikirannya itu!

"Baiklah aku setuju jika kita membicarakan mengenai rencana bulan madu kita," ujar Philip yang tak kalah terdengar bersemangat seperti Misca.

Setelah nya beberapa argumentasi tampak terdengar di lontarkan oleh Misca dan juga Philip. Keduanya saling memberikan sebuah pendapat yang sedikit berbeda.

"Aku ingin menikmati perjalanan kita dengan cukup bersantai di kamar kita dan sedikit berjalan jalan ke tempat wisata yang tak begitu ramai, untuk itu kita perlu hati - hati memilih negara mana yang akan kita explore," ujar Philip memberikan pendapatnya.

"Akan lebih menyenangkan jika kita dapat jalan jalan mengunjungi tempat tempat baru yang belum kita kunjungi, dan siapa tahu kita dapat sekalian mampir di beberapa sekolah dimana anak anak yang bernaung di Miracle Foundation dapat kita temui."

Philip mengambil nafasnya dalam dalam dan kembali menghela nya berusaha menenangkan diringa sendiri.

"Bisakah kau tak memikirkan pekerjaanmu? Apakah kau tahu bahwa saat kau berbulan madu dengan ku, itu artinya kau tak mengingat ingat atau berfikir untuk sambil bekerja disana?"

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang