Bab 56| Menutupi Identitas

49 31 0
                                    

Film yang sedang di tonton Misca dan juga Brady kini telah berjalan selama kurang lebih setengah jam lebih, dan Misca sudah dengan tenang larut di dalam film tersebut, bahkan Brady yang berada di sebelah nya tak ia gubris sama sekali.

Gadis itu hanya sibuk dengan cemilan serta minuman yang berada di dekat nya sembari menatap layar tv yang lebar di hadapannya itu.

Lalu bagaimana dengan Brady?

Pemuda itu sibuk menatap sang adik dengan seksama, dan beberapa kali ia menatap sekeliling rumah Misca dan juga Philip tersebut.

Rumah itu bernuansa putih dan khas dengan beberapa elektronik serta robot kecil yang ia lihat saat cemilan Misca yang habis, maka akan ada robot kecil yang Misca panggil keluar dari belakang mengambil mangkuk tersebut menggantinya dengan yang baru.

'Aku tak menyangka jika Philip benar benar menggunakan robot di dalam rumah nya, ku kira hanya di kantor nya yang sempat aku lihat waktu itu.' Monolog Brady sesaat menatap ke sekeliling ruangan disana.

Jujur saja Brady cukup kagum dan juga mengacungi jempol untuk Philip yang benar benar menggunakan teknologi saat ini sebagaimana titel nya memang sebagai direktur perusahaan IT terbesar.

Baru saja Brady hendak kembali berkonsetrasi dengan film yang sedang ia tonton, tiba tiba saja Brady mendapatkan sebuah pesan singkat dari Philip.

[Apakah aku bisa meminta bantuan?]

Brady mengerutkan keningnya bingung. Jujur saja ia sedikit bingung dengan pesan tersebut. Ia tahu betul bahwa Philip adalah orang yang bisa di bilang lebih ahli dari nya, lalu mengapa pemuda itu meminta bantuan?

Jujur saja hal itu yang mengganggu pikirannya.

Tanpa berfikir lebih lama lagi, Brady memutuskan untuk menemui Philip. Lagi pula ia telah berada di rumah Philip, jadi tak ada salah nya ia membantu adik iparnya itu bukan?

Dengan cepat Brady mengatakan pada Misca bahwa ia ingin ke toilet sebentar. Jujur saja ia merasa tak enak dengan adiknya jika ia mengatakan pada sang adik bahwa Philip lah yang meminta bantuan dengannya, sehingga ia berniat untuk ke ruangan kerja Philip.

"Dimana toilet nya?" tanya Brady yang memang kurang mengetahui denah rumah yang terbilang cukup besar tersebut.

"Kau hanya perlu lurus dari sini, dan nanti toilet ada di sebelah kanan tak jauh dari ruang kerja Philip."

Brady mengangguk anggukan kepala nya. Ia bersyukur bahwa ia telah memberikan alasan yang tepat, sehingga besar kemungkinan Misca akan merajuk padanya menjadi kecil.

"Jika kau ke toilet maka aku tak akan menghentikan videonya, aku akan menganggap ini sebagai bioskop yang tak bisa di hentikan di tengah jalan."

Brady segera menganggukan kepalanya. Ia tahu betul bahwa sang adik akan mengatakan demikian, karena memang gadis itu tak menyukai jika suatu film yang sedang ia tonton di hentikan begitu saja di tengah jalan jika seharusnya film tersebut tak berhenti di sana.

Benar saja ketika Brady melangkah kaki nya menjauh dari ruangan tengah, perhatian Misca telah kembali ke layar yang ada di hadapannya itu.

'Adikku tak pernah berubah, ia masih sama saja.' Monolog Brady dalam benak saat mendapati Misca seperti kebiasaannya sebelum menikah.

Walaupun Brady belakangan ini tak bersama dengan Misca, tetapi bukan berarti mereka tak pernah bertemu dalam satu bulan.

Sebab Brady akan dengan senang hati menunjukkan dirinya dimana pun kapanpun Misca menghubunginya, bahkan terkadanya Brady akan lebih dahulu menanyakan keberadaan sang adik yang selalu membuatnya khawatir, terlebih ia tak dapat memantau nya dengan sengaja semenjak perseturuan kecil di antara Brady dan juga Misca.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang