Bab 15| Kecewa

91 48 0
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah Misca, tak ada obrolan yang terdengar di antara Misca dan juga Philip. Keduanya sama sama diam dalam pemikirannya masing masing.

Canggung? 

Bisa di katakan demikian, hanya saja sebenarnya beberapa kali Misca yang duduk di samping Philip tampak beberapa kali melirik pemuda yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu. 

"Apakah kau memang pendiam?" tanya Misca yang pada akhirnya memulai pembicaraan mereka. 

Misca tak nyaman dengan kesunyian itu. 

Hening ...

Tak ada jawaban apapun dari Philip. 

Tanpa ragu gadis itu mencoba bertanya kembali pada Philip. Entahlah keberanian dari mana ia dapatkan sehingga ia berani bertanya kembali pada pemuda dingin di sampingnya.

Benny yang mengendarai mobil Philip hanya mampu mengatupkan mulutnya rapat rapat dan fokus pada jalanan seolah tak mendengar percakapan atau pun suara yang ada di belakangnya, sebab sejak awal memang seperti itulah perjanjian nya jika Benny mau menjadi supir pribadinya. 

"Philip?" 

Philip yang sedari tadi berusaha berpura pura tak mendengar suara Misca, mau tak mau terpaksa menolehkan kepalanya, lantaran gadis itu tetap sibuk berusaha mencari perhatiannya agar ia menatap gadis itu. 

Jujur saja ia kesal dengan gadis semacam itu, tetapi berhubung ia sadar bahwa gadis di sampingnya tak sama dengan gadis lainnya yang selama ini ia temui, maka ia berusaha menekan ego nya, dan tetap menolehkan kepalanya menatap Misca. 

"Ada apa? Mengapa kau sibuk menggangguku?" tanya Philip dingin kepada Misca. 

Sebuah gelengan kepala dan juga senyuman yang justru di berikan oleh Misca pada Philip. 

'What?

Setelah memberi senyuman pada Philip, gadis itu justru menyadarkan tubuhnya dan tak bersuara sama sekali. 

'Woah ... mengapa aku seperti sedang di permainkan oleh gadis seperti nya? Apakah wibawaku di hadapannya tak terpengaruh?' Monolog Philip yang merasa aneh dengan gadis itu. 

Bagaimana bisa ia diacuhkan? 

"Ekhem, bukankah tadi kau dengan susah payah memanggilku, lalu mengapa kau sekarang tak jadi bertanya?" tanya Philip pada Misca. 

Misca menolehkan kepala sejenak pada Philip dan mengendikkan bahunya pelan. 

"Aku sudah lupa ingin bertanya apa padamu." 

Kalimat menjengkelkan yang justru di dapati oleh Philip. Pemuda itu mengambil nafasnya dalam dalam dan menghela nya secara perlahan.

Sungguh baru kali ini ia benar benar kesal dengan seseorang tetapi ia tak dapat melakukan apapun pada orang yang membuatnya kesal. Apakah ia sedang terkena ilmu pelet atau ilmu sihir sehingga ia tak dapat berkutik? 

Oh ayolah tak bisakah Misca memahami dirinya, sebagaimana dirinya yang mulai mempelajari karakter Misca. 

"Mengapa kau seperti terlihat kesal? Apakah kau sedang ada masalah?" 

Deg!

Philip mengepalkan sebelah tangannya, berusaha mengendalikan emosi nya. Apakah ia harus memikirkan ulang mengenai pernikahannya itu? Bagaimana bisa ia tinggal seatap dengan gadis yang selalu membuat nya emosi dalam berbagai hal? 

"Apakah kau tak sadar bahwa kau lah yang membuat ku kesal?" tanya balik Philip pada akhirnya tak dapat lagi mengendalikan dirinya untuk bertanya pada calon istrinya itu. 

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang