Bab 63| Acara Lelang 6

33 20 0
                                    

Sebagaimana di katakan oleh Misca sebelumnya maka kini gadis itu telah kembali ke ballroom dimana ia memang tengah di cari di sana.

Semua tatapan kini telah menatap ke arah Misca.

Jujur saja Misca sedikit bingung dengan tatapan tersebut. Bisa di bilang ia cukup risih dengan hal tersebut.

'Ada apa? Mengapa mereka menatap ku seperti itu?' benak Misca dalam hati yang tak mengerti akan arti tatapan tatapan tersebut.

Misca tampak menegukkan salivanya kasar, dan tak lama Parvez melangkahkan kakinya mendekat ke arah putrinya itu.

Gadis itu berusaha tak memedulikan tatapan itu, sembari melangkah kan kaki nya kembali mendekat ke arah sang ayah yang sedang berjalan ke arahnya.

"Ada apa Dad?" tanya Misca pada Parvez pada akhirnya bingung dengan tatapan yang lain.

"Kau tak tahu apapun?"

Bingung Parvez pada putrinya. Misca tentu saja semakin mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti perkataan Parvez tersebut.

"Bisakah kau jelaskan Dad?" tanya Misca pada Parvez.

Parvez menepuk pundak Misca pelan, dan tak lama menatap sang putri lekat.

"Suami mu membuat pengumuman mengejutkan."

"Pengumuman?"

Bingung Misca pada Parvez yang sedari tadi berada di ruangan tersebut.

Sebuah anggukan Parvez berikan pada Misca.

"Suami mu memberitahu pada kami semua lewat pesan gambling bahwa ia akan datang ke tengah tengah acara ini menampakan dirinya sebagai suamimu."

"Tunggu, maksud Dad dia akan kembali ke sini?" Kaget Misca akan pertanyaan pada Parvez tersebut.

Tentu saja kali ini Parvez hanya dapat menganggukan kepala nya. Lagi pula ia tak memahami ide nekat suaminya.

Bukankah jika ia kembali kesini itu artinya ia akan kembali melihat suaminya tersiksa?

Jujur ia tak masalah jika Philip mengenal kan dirinya sebagai suaminya, hanya saja ia mengkhawatirkan hal lainnya.

Kalimat pengandaian kini semakin terputar di kepala Misca.

Oh ayolah ia sungguh khawatir jika ada hal buruk yang menimpa suaminya itu.

Tanpa ia sadari manik Misca secara otomatis tertuju pada pintu ballroom tersebut menunggu kehadiran Philip, yang mungkin saja sebentar lagi datang.

'Mengapa kau datang kesini?' Benak Misca dalam hatinya mengingat wajah suaminya yang terakhir ia lihat ketika bersama.

Benar saja tak sampai sepuluh menit, Philip datang ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Misca dan Parvez yang masih berdiri.

'Astaga kau benar benar datang rupanya. '

Tatapan beberapa orang yang sebelumnya menatap ke arah Misca, kini berbagi tatapan dari beberapa orang kini beralih menatap Philip yang baru saja datang.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang