Misca dan juga diikuti Philip kini telah berada di ruang kerja Misca.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Bisa kau jelaskan lebih detail padaku, dan bagaimana kronologinya?"
Seorang pria berusia kepala tiga akhir kini sudah berada di hadapan Misca dengan penuh kebingungan, pasalnya Philip tampak duduk di samping Misca dengan tenang tak terusik dengan kehadiran sekretaris dari Misca yang hendak memberikan laporan pada gadis itu.
"Apakah tidak apa apa saya jelaskan sekarang Mrs. Misca?"
Misca mengerjapkan maniknya, dan menepuk keningnya pelan. Ia lupa bahwa pemuda yang sedari tadi mengekorinya masih berada di samping nya.
Tak lama gadis itu menolehkan kepalanya menatap ke arah calon suaminya itu.
"Kau tak sibuk?" tanya Misca pada Philip.
Philip mengendikkan bahunya pelan, dan mengatakan bahwa ia akan menunggunya hingga selesai.
"Kau lanjutkan saja pekerjaan mu, anggap aku sebagai bayang bayang mu saja."
Kalimat telak yang secara tak langsung mengatakan pada Misca bahwa ia akan tetap berada di sana dan tak mau di usir bukan?
Misca yang tak mau lama berdebat dengan calon suaminya, akhirnya memilih untuk memperkenalkan secara resmi Philip pada sang sekretaris.
"Perkenalkan dia calon suamiku Philip, dan sebentar lagi aku akan menikah, karena alasan itu pula lah dia menjadi posesif hingga menemaniku ke sini, jadi ... kau dapat mengatakan nya sekarang," ujar Misca dengan singkat pada Leo yang ada di hadapannya itu.
'Posesif?'
Tak lama Leo menganggukan kepalanya, dan memberitahu akan laporan yang sebelumnya ia sampaikan sekilas pada Misca melalui telefon.
"Beberapa klien yang biasanya akan mengikuti lelang akhir tahun memberi email bahwa mereka tak bisa hadir pada lelang tahunan yang akan berlangsung bulan depan."
"Siapa saja yang mengkonfirmasi tak akan mengikuti lelang tersebut?" tanya Misca dengan tegas.
Dengan cekatan Leo memberikan sebuah dokumen yang berisi nama nama orang yang mengkonfirmasi akan ketidakhadirannya.
Misca yang mendapatkan dokumen tersebut, langsung membuka list nama nama yang mengkonfirmasi tak hadir.
"Lebih dari 50% mereka menyatakan tak hadir pada lelang nanti," ujar Leo menambahkan pada Misca.
Dahi Misca mengkerut mendengar ucapan dari Leo yang di luar dugaan nya.
Ia fikir yang mengkonfirmasi ketidakhadiran hanya sebanyak hitungan jari atau paling tidak 10% dari 200 orang yang biasanya menghadiri lelang tersebut.
Jika lebih dari 100 orang yang menyatakan tak akan hadir di lelang tersebut, bukankah ada suatu yang salah disana?
Tanpa sadar Misca berfikir demikian, walaupun dalam hatinya ia berusaha menepis pemikiran bahwa ada seseorang yang sengaja memboikot hal tersebut.
"Boleh aku melihat daftar list yang tertera?" tanya Philip tiba tiba.
Spontan Misca menolehkan kepalanya pada Philip yang berada di sana.
"I..-ini pekerjaan ku, aku akan menyelesaikannya sendiri," ujar Misca yang secara tak langsung menolak permintaan Philip.
Philip menghela nafasnya pelan. Baru kali ini ia menemukan ada gadis yang menolak bantuannya, bahkan hanya sekedar ia mengecek daftar list yang tertera disana.
'Sebenarnya siapa pria ini? Mengapa aura nya seakan mencoba mendominasi?' Monolog Leo yang tak tahu identitas Philip.
"Ah, apakah kau menanyakan alasan mereka mengkonfirmasi tak hadir?" tanya Misca yang masih penasaran akan alasan alasan individual tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...