Bab 31| Nasihat Philip

82 42 0
                                    

Misca kini telah berada di ruang rawat inap sebagaimana yang di katakan dokter sebelumnya bahwa gadis itu telah di perbolehkan di pindahkan menuju ruang rawat inap.

Lalu bagaimana dengan Philip?

Philip tentu saja berada di ruang rawat inap Misca dengan handphonenya yang tak henti hentinya berada di telinga nya itu.

Ia sibuk mengurusi banyak hal dalam semalaman ini. Memang nya apa saja yang di urusi pemuda itu?

Tak lain dan tak bukan ia mengurusi dua pria sekaligus teman Misca, bernama Adelaide untuk ia beri pelajaran. Tak heran jika dalam satu waktu perusahaan kecil yang menaungi studio kecil yang menjual berbagai video eksplisit kini tengah hancur dalam sekejap oleh ulah Philip, yang dimana akhirnya Philip mengetahui siapa dua pemuda yang tadi sempat berurusan dengan istrinya itu.

Lalu bagaimana dengan nasib Adelaide?

Gadis itu mendapatkan sebuah peringatan verbal dari Philip, sekaligus Philip tak segan dengan mudah nya memberitahu kedua orang tua Adelaide bagaimana kelakuan putrinya itu selama satu tahun terakhir secara anonim.

Menurut nya hukuman yang di berikan olehnya tentu saja akan bervariasi, dan tak akan sama perlakuan nya pada semua orang, dan tentu nya ia lebih memilih dengan hukuman yang dimana membuat kategori 'jera' terlebih dahulu, sebelum ia menggunakan kekerasan sebagai tahap akhir dalam pemusnahan manusia yang tak berguna menurutnya, walaupun selama ini ia tak pernah benar benar menggunakan hal itu.

Seringkali ia teringat akan sosok Ibunya ketika ia berada pada titik penghujung saat hendak mengeksekusi seseorang yang menurut nya pantas di eksekusi.

Ia masih memiliki hati untuk beberapa saat, dan tentu nya pemikiran yang matang atas segala tindakan nya.

"Eughhh," lenguhan pelan terdengar samar samar di telinga Philip.

Philip yang sekilas mendengar nya tentu saja dengan cepat mengakhiri telefonnya, dan segera menghampiri istrinya yang sebelumnya masih setia memejamkan kedua maniknya.

"Misca?" lirih Philip pertama kali di saat gadis itu mulai mengerjapkan kedua manik nya.

Misca tak langsung menjawab, melainkan ia memberikan senyumannya dan tak lama kedua manik nya tampak berkaca kaca menatap ke arah Philip.

"Ada apa? Apakah ada yang sakit? Aku panggilkan dokter?" tanya Philip bertubi tubi pada Misca.

Sebuah gelengan kepala yang justru Misca berikan pada Philip.

Philip mengerutkan keningnya bingung. Jujur saja ia tak mengerti akan hal apa yang sebaiknya ia lakukan saat ini.

"Maafkan aku," ujar Misca tiba tiba pada Philip yang ada di hadapannya itu.

Philip menghela nafasnya panjang. Jika saja ia tega untuk memarahi gadis itu tentu saja ia telah marah pada gadis itu lantaran kabur begitu saja dari rumah nya di saat tubuh nya yang tak fit, kemudian pergi menghampiri temannya yang meminta pertolongan yang tak jelas.

Hanya saja ia tak tega!

Ia tak sanggup memarahi gadis yang terlihat lemah berbaring di ranjang rumah sakit tersebut.

"Apakah kau tahu bahwa kau sangat naif?" tanya Philip pada akhirnya berusaha menasihati dengan cara pendekatan yang berbeda.

Sebuah gelengan kepala yang justru di berikan oleh Misca pada Philip.

Philip telah menduga hal tersebut! Ia tahu betul bahwa sebenarnya kalimat naif tak ada dalam kamus Misca, hanya saja tanpa ia sadari hal yang di lakukan oleh Misca tampak jelas terlihat naif.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang