Misca yang sebelumnya terlelap, kini mulai mengerjapkan maniknya perlahan sembari mengedarkan pandangannya ke arah sekitarnya.
Kosong!
Tak ada suaminya disana.
'Dimana Philip?' Monolog Misca dalam benak sesaat tak mendapati suaminya yang berada di sebelah nya.
Merasa tak nyaman dengan kesendirian nya tentu saja Misca berniat untuk beranjak dari ranjang nya itu, tanpa mengingat bahwa ia hanya berbalut selimut saja.
Hingga...
"Astaga!" pekik nya saat menyadari bahwa tak ada sehelai benang pun yang melekat pada tubuhnya.
Misca segera menarik selimut nya dan memungut pakaian nya yang berserakan.
Bayang bayang dimana keduanya melakukan aktivitas panjang nya itu tentu saja menghantui pikirannya. Tanpa sadar kedua pipi Misca telah bersemu merah hanya karena mengingat hal itu.
Oh ayolah ia masih merasa malu jika mengingat kembali adegan yang tak ia duga sebelumnya.
Tak nyaman dengan tubuhnya yang terasa lengket tentu saja membuat dirinya memutuskan untuk membersihkan tubuhnya sejenak, sebelum mencari keberadaan suaminya yang ia yakini berada di sana.
Butuh waktu sepuluh menit bagi Misca membersihkan tubuhnya, serta merapihkan dirinya.
.
.
"Philip," lirih Misca yang berjalan pelan mencari keberadaan suaminya itu.
Jujur saja ia khawatir jika seandainya suaminya tak berada di rumah nya itu, hanya saja hati kecil nya mengatakan bahwa tak mungkin suaminya meninggalkan dirinya begitu saja di sana sendirian ketika hubungan mereka berangsur membaik.
Tak ada jawaban dari Philip atas panggilan Misca, untuk itu Misca dengan sedikit keraguan mencoba mengunjungi salah satu tempat yang ia yakini bahwa suaminya berada di sana, sebab sebelumnya suaminya ia temukan disana.
Dengan keraguan Misca mulai mengetuk ruang kerja Philip. Semula tak ada jawaban dari Philip yang berada di dalam ruangan itu.
'Apakah dia kembali ke kantornya?' lirih Misca sedikit merasa kecewa.
Di saat Misca menundukkan kepalanya merasa kecewa dengan Philip, suara pintu terbuka mulai terdengar di telinga Misca.
Perlahan Misca menengadahkan kepalanya dan menatap ke arah pemuda yang tengah membuka pintunya tersebut.
"Hey, ada apa? Kau menangis?" tanya Philip yang bingung saat mendapati sang istri yang telah berkaca kaca menatap ke arah Philip.
Tak berlama lama, gadis itu tanpa ragu dan malu malu segera masuk ke dalam pelukan Philip.
Jika saja suaminya tak berada di hadapannya saat ini, ia sungguh merasa seperti wanita yang di buang begitu saja ketika telah menikmati tubuhnya, walaupun ia sadar Philip adalah suaminya sendiri.
"Ku kira kau meninggalkan ku sendiri di rumah ini setelah kita melakukannya," lirih Misca dalam dekapan Philip tak berani menatap wajah suaminya itu.
Seulas senyuman tercetak pada wajah Philip. Ia tak tahu jika hal kecil itu akan berdampak besar bagi seorang Misca.
"Tentu saja tidak, aku hanya membiarkan mu beristirahat dengan nyaman di kamar, sedangkan aku kembali mengerjakan pekerjaan ku yang sebelumnya tertunda, jadi tak mungkin aku meninggalkan istriku sendiri di sini," ujar Philip dengan tenang sembari mengusap punggung Misca.
Rasa tenang kini mulai Misca rasakan. Paling tidak ia telah merasa aman dengan situasi nya saat ini.
"Mau kembali ke kamar?" tanya Philip pada akhirnya saat bingung hendak mengatakan apalagi pada Misca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...